Salah satu kapal armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang tengah bersandar di Pelabuhan Sidi Bousaid, Tunisia, diserang pesawat nirawak (drone) pada dini hari waktu setempat. Namun, serangan yang terjadi pada Selasa (9/9) pukul 00.29 waktu setempat tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Kapal bernama "Family Boat" ini merupakan salah satu kapal utama dalam misi pelayaran GSF menuju Gaza. Kapal ini membawa para pengarah GSF, termasuk aktivis lingkungan remaja, Greta Thunberg. Beruntung, Greta dan rekan-rekannya sudah mendarat di pelabuhan beberapa belas jam sebelumnya.
Dalam rilis resminya, GSF mengonfirmasi bahwa salah satu kapal utama mereka diserang pesawat nir awak di perairan Tunisia. Serangan itu mengakibatkan kobaran api yang merusak dek utama dan ruang penyimpanan.
"Kapal ini berlayar dengan bendera Portugis, semua kru dan penumpang selamat. Saat ini investigasi tengah dilakukan secara menyeluruh. Ketika sudah ada informasi lebih lanjut akan segera dirilis," kata GSF.
Meski demikian, tindakan-tindakan agresi dengan tujuan untuk mengintimidasi dan menggagalkan misi ini tidak akan menghalangi para relawan untuk terus bergerak.
“Misi damai kami untuk mendobrak kepungan terhadap Gaza dan berjuang bersama warganya akan terus berlanjut dengan tekad dan keteguhan hati," tegas GSF.
Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein telah memastikan bahwa tidak ada delegasi Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
“Alhamdulillah semua WNI yang menjadi delegasi dalam misi pelayaran akbar ini semua dalam kondisi baik-baik saja, karena saat peristiwa terjadi para delegasi sedang berada di penginapannya masing-masing,“ kata Husein.
Mengenai jadwal keberangkatan kapal, pihak masih terus menunggu informasi lanjutan dari Komite Pengarah GSF.
“Kami terus melakukan monitoring dan update informasi terkait teknis keberangkatan kapal, kita doakan yang terbaik semoga tidak ada hambatan dan rintangan dalam misi kemanusiaan ini,” ujar Husein.
Sementara itu, Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menyerukan perlindungan segera untuk awak GSF setelah adanya serangan di Tunisia ini.
“Kapal utama Family Boat tampaknya diserang pesawat tak berawak di pelabuhan Tunis. Dua kapal lainnya sedang dalam perjalanan ke Tunisia dan mereka membutuhkan perlindungan segera,” tulis Francesca di akun X.
Salah seorang aktivis kemanusiaan yang ikut dalam pelayaran ini, Wanda Hamidah, menuturkan saat-saat berita mengenai penyerangan itu disampaikan kepada delegasi Indonesia.
“Semalam setelah kami menghadiri suatu acara dan kembali ke hotel, kami mendengar informasi kapal (GSF) diserang padahal sudah ada dua rekan yang berjaga di sana. Kami memang sudah dikondisikan akan menerima banyak sabotase dan tidak menyangka serangan akan terjadi di Tunisia. Ini mungkin juga untuk menekan pemerintah Tunisia,” ungkap Wanda kepada Alif.ID.
Ia berharap perjalanan selanjutnya akan berjalan lancar tanpa penundaan, hingga mereka berhasil memasuki Gaza. Wanda menilai seharusnya pemerintah di seluruh negara di dunia yang memiliki persenjataan mampu mengantarkan bantuan kemanusiaan ini. Setidaknya mereka berupaya secara maksimal untuk membuka koridor bagi masuknya bantuan kemanusiaan secara permanen, sekaligus menghentikan genosida.
“Mereka tidak berbuat apa-apa, jadi kita lah yang harus melakukan sesuatu. Bismillah, mohon doanya dari seluruh teman-teman di Indonesia,” kata Wanda. Mantan anggota DPRD DKI Jakarta ini tidak sendirian, karena ada Chiki Fawzi, aktivis dan desainer fesyen, yang turut serta dalam pelayaran bersejarah ini.