Sedang Membaca
Sejarah Dinasti Al-Murabithun, dari Dakwah Islam ke Gerakan Politik
Nur Hasan
Penulis Kolom

Mahasiswa Islamic Studies International University of Africa, Republic Sudan, 2017. Sekarang tinggal di Pati, Jawa Tengah.

Sejarah Dinasti Al-Murabithun, dari Dakwah Islam ke Gerakan Politik

Al-Murabithun adalah nama Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib dan Andalusia atau di beberapa wilayah di Afrika Utara bagian barat sekitar tahun 448-541 H / 1056-1147 M. Cikal bakal dinasti yang biasa disebut Almoravid ini berasal dari suku Lamtunah, yang merupakan salah satu anak suku dari suku Sanhaja.

Suku Sanhaja sendiri merupakan salah satu suku Arab Himyar, yang pindah dari Yaman ke Syam. Bahkan diantara dari mereka juga ada yang pindah ke wilayah gurun Sahara dan Pantai Afrika. Mereka juga biasa disebut dengan al-Mulassimun (pemakai kerudung sampai menutupi wajah).

Sebagaimana dijelaskan oleh Philip K Hitti dalam bukunya History of The Arabs, yang mengatakan bahwa Dinasti Al-Murabithun awalnya adalah paguyuban militer keagamaan yang didirikan pada paruh abad ke-11, oleh seorang muslim yang shaleh.

Baca juga:

Kronologis pendirian Dinasti Al-Murabithun berawal ketika seorang pemimpin suku Lamtunah, yang bernama Yahya bin Ibrahim Al-Jadali melakukan perjalanan haji ke tanah suci. Dalam perjalanan tersebut, dia sadar akan perlunya suatu perbaikan pada rakyatnya. Dan ketika perjalanan pulang, beliau ketemu seorang sufi yang bernama Abdullah Ibn Yasin Al-Jazuli. Keterangan lain mengatakan bahwa sebelum ketemu Abdullah Ibn Yasin, Yahya bertemu dengan seorang ulama madhzab Maliki yang bernama Abu Imran Al-Fasi, yang kemudian menemukannya dengan Abdullah Ibn Yasin Al-Jazuli.

Baca juga:  Spiritualitas Resolusi Jihad (1): Profetik Oriented dalam Konsep Perjuangan Hadrratussyyaikh

Kesadaran Yahya bin Ibrahim akan pentingnya memperbaiki kondisi keagamaan rakyatnya dan pertemuannya dengan Abdullah bin Yasin Al-Jazuli, melahirkan sebuah ide untuk mengajak Abdullah Ibn Yasin Al-Jazuli ikut memperbaiki kondisi rakyatnya. Setelah itu lah, keduanya mengajarkan agama dan dasar-dasar Al-qur’an yang benar kepada rakyatnya, yaitu orang-orang dari suku Lamtunah yang juga etnis berber. Karena dakwah dan ajaran yang disampaikan oleh Abdullah Ibn Yasin tidak terlalu banyak mendapat sambutan dan pengikut, bahkan hanya di ikuti oleh Sembilan orang saja dan dua diantaranya merupakan Yahya bin Umar dan Abu Bakar bin Umar yang merupakan adik dari pemimpin suku Lamtunah.

Akhirnya Abdullah Ibnu Yasin mengajak pengikutnya menuju sebuah pulau di tepi sungai Nigeria. Dan di pulau tersebutlah, dia dan pengikutnya mendirikan sebuah Ribath (sebuah surau) yang dikelilingi benteng-benteng. Dari sinilah kemudian nama Al-Murabithah diambil, dengan Al-Murabithun sebagai sebutan bagi para pengikutnya.

Di pulau tersebut, gerakan ini mendapat pengikut dari suatu komunitas keagamaan. Yang membina kaumnya dengan baik, dan meyakini agama yang mereka anut merupakan agama yang akan memberikan dan menjanjikan keselamatan.

Pemahaman komunitas tersebut tentang Islam, mempunyai pengaruh penting sehingga mengajak untuk mendakwahkannya di masyarakat. Perkumpulan ini berkembang begitu cepat, sehingga mencapai seribu orang lebih.

Baca juga:  Mempertanyakan Kebijakan Politik Islam Presiden Joko Widodo

Ketika jumlah mereka yang sudah mencapai seribu lebih, Abdullah Ibnu Yasin memerintahkan mereka untuk mensyiarkan Islam ke luar ribath, dan memberantas berbagai bentuk penyelewengan yang ada, dan juga melawan pemerintah yang memungut pajak terlalu banyak.

Dalam sepuluh tahun, komunitas Al-Murabbithun meningkat begitu tajam sehingga gerakan ini menjadi gerakan politik. Kekuatan keagamaan yang melatar belakangi gerakan ini, menjadi gerakan Islam yang tersebar diantara suku Sanhaja.

Salah satu aturan yang diberlakukan oleh Abdullah Ibnu Yasin kepada para prajuritnya adalah jika tidak ada agenda perang, para prajuritnya disuruh menghabiskan waktunya untuk berdzikir dan beribadah kepada Allah Swt.

Selain itu, berdirinya Dinasti Al-Murabbithun dilatar belakangi beberapa sebab, diantaranya adalah timbulnya pertentangan antara kerajaan Ghannah dan Mulassimun yang menimbulkan kekacauan ekonomi. Adanya semangat keagamaan yang menggelora pada diri orang-orang Murabbithun. Adanya keinginan suku-suku di Sahara, untuk bernaung di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Dan adanya serangan yang diluncurkan oleh pasukan Kristen terhadap wilayah kekuasaan Islam.

Dengan latar belakang tersebut, Al-Murabithun yang awalnya hanya seribu prajurit memulai gerakannya dan memaksa suku satu demi satu, termasuk suku Negro untuk masuk Islam. Sehingga dalam beberapa tahun, mereka berhasil menegakkan diri sebagai penguasa sejak 1056 M dan berhasil menguasai atas seluruh wilayah Afrika Utara bagian barat-laut, Maghrib dan juga berhasil masuk ke wilayah Spanyol.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
1
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top