Sedang Membaca
Buya Syafi’i di Mata Alissa Wahid
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Buya Syafi’i di Mata Alissa Wahid

Syafii Maarif 1

Duka mendalam untuk bangsa ini. Ketika mendengar kabar wafatnya Buya Syafi’i Ma’arif.  Pada hari ini, 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB, beliau berpulang setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit  PKU Muhammadiyah Gamping.

Banyak tokoh yang menyampaikan rasa dukanya, salah satunya Alissa Wahid. Bagi Alissa, Buya Syafi’i adalah orang yang berhati bersih, bernurani jernih, segalanya dilakukan untuk umat dan bangsa. Bahkan menurut Alissa Wahid, sebagaimana yang diungkapkan melalui akun twitternya, beliau menyatakan uneg-unegnya:

“Setiap kali saya sudah merasa mentok tembok menghadapi kondisi bangsa, saya berlabuh mohon petuah Buya Maarif.  Buya adalah tokoh yang sangat dihormati #GusDur. Dan Buya pernah mengatakan hubungan beliau berdua membantu Buya lebih luwes melihat soal bangsa dan agama.

Kesahajaan Buya Maarif adalah inspirasi bagi saya. Beliau membuat saya tidak berani merasa sok tokoh/sok besar. Gara-gara Buya, saya lebih memilih naik pesawat kelas ekonomi, kecuali masa pandemi karena alasan prokes.

Saya beruntung, berulang kali mengobrol berdua, di mana saja. Di rumah, di kantor Muhammadiyah, di kantor, di pesawat, di bandara, di acara begitu banyak pelajaran berharga dari Buya Maarif.

Buya Maarif sering kesal dengan kondisi negara dan politik kita, sangat tegas dalam hal ini. Tidak segan memarahi siapapun. Tapi juga sangat arif & bijak melihat bangsa. Saya sering di-harus-kan ini-itu oleh Beliau.

Baca juga:  Pengajian Tuan Guru dan Penanaman Sistem Nilai di Pulau Lombok

Buya Maarif sering terlintas di kepala saya, saat saya merasa gamang di jalan hidup yg sekarang saya jalani. Tidak mudah untuk istiqomah, kadang ingin menyerah pada tawaran-tawaran nyaman seperti bisnis. Lebih mudah, lebih enak daripada mengurus Wadas, Kendeng, hak minoritas, dst.

Saya pengen pindah jalur yang aman nyaman tentram. Tapi setiap mikir ini, saya selalu ingat Buya. Selalu. Sampai ujung usia, Beliau tidak berlebih materi, tidak manja. Tapi hidupnya kaya dengan kesahajaan dan perjuangan. Mulia.  Sungguh teladan utama.”

Dari penuturan Alissa Wahid, kita bisa mengambil nilai-nilai atau keteladanan yang selama ini Buya Syafi’i ajarkan kepada kita. Kemanusiaan, kesederhanaan, dan keksatriaan-nya.  Semoga kita semua bisa meneladani dan mengikuti jejak kebaikan yang selama ini beliau ajarkan.

Selamat jalan Buya, bangsa ini sungguh kehilangan mutiaranya..

Lahulfaatihah..

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top