Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang di bawah oleh Nabi Muhammad saw. Kitab suci tersebut merupakan pedoman kehidupan bagi umat Islam. Di dalamnya terdapat kandungan-kandungan seperti menyuruh untuk berbuat kebaikan, tolong-menolong, peringatan, petunjuk untuk menuju jalan yang sejati dan cerita para nabi.
Salah satu dari beberapa kandungan yang terdapat dalam Alquran yaitu tentang kisah Isra’ nabi Muhammad saw. Di suatu malam nabi ketepatan berada di kota Mekkah, dan ketika itu juga nabi hampir terlelap dalam tidurnya tiba-tiba malaikat Jibril dan Mikail datang kepadanya kemudian berkata malaikat Jibril kepada nabi; ”wahai kekasih Allah bangunlah” setelah mendengar suara bisikan maka nabi pun bangun dari tempat tidurnya. Setelah nabi bangun dari tempat tidurnya, malaikat Jibril meminta pada malaikat Mikail untuk mengambilkan satu wadah yang berisi penuh air zamzam karena ingin menyucikan hati Muhammad.
Setelah wadah yang berisi air sudah di depannya, malaikat Jibril waktu itu juga membelah dada nabi Muhammad Saw dan menyucikan hati nabi sampai tiga kali, menyucikan hati bukan berarti hati nabi Muhammad Saw di cuci sampai bersih dan harum. Melainkan hati nabi dibersihkan dari hal-hal dari berbau sifat dengki, sombong dan lain sebagainya. kemudian malaikat Jibril memberikan dalam hati nabi penuh dengan hikmah-hikmah, ilmu, iman dan tanda kenabian antara dua bahu sang nabi.
Setelah malaikat Jibril membersihkan hati nabi, kemudian malaikat Jibril meminta nabi untuk menuju tempat pemandian, “wahai kekasih Allah bersihkan wajahmu dengan air itu (wudhu). Nabi pun melaksanakan apa yang disuruh oleh malaikat Jibril. Sehabis menyucikan muka dengan air, malaikat Jibril berkata lagi; ikutlah denganku wahai nabi Muhammad, ke mana akan pergi wahai Jibril? Malaikat Jibril berkata; kita akan pergi ke tempat yang paling tinggi dan paling mulia yaitu menghadap Tuhan Allah segala makhluk.
Oleh sebab itu, sebab-sebab turunnya surah Al-Isra’ yaitu ketika nabi Muhammad Saw telah sampai pada derajat yang paling tinggi dan mulia. Sesampainya di derajat paling tinggi, terjadi suatu percakapan antara Tuhan Allah dengan utusannya (nabi Muhammad). Ketika nabi bertemu Allah maka Allah bertanya kepada baginda nabi, wahai Muhammad kekasihku harus seperti apa aku memuliakan dirimu? Ya Allah Tuhan seluruh alam semesta hanya diriMu yang memuliakan hambamu dan juga yang menempatkan hambamu ini dalam lingkaran-lingkaran garis yang di benar . Maka setelah perbincangan itu selesai, Allah menurunkan ayat “Subhanalladzi Asra Biabdihi Lailan” maha suci Allah yang menjalankan hambanya pada waktu malam”.
Dalam kitab Durrotun Nashihin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Madura oleh Umar Faruq Al-Bangkalani menjelaskan tentang surah Al-Isra’ yang diawali dengan kalimat tasbih yaitu ada dua rupa, di antaranya:
- Orang arab itu selalu membaca kalimat tasbih dalam segala sesuatu yang di luar akal manusia.
- Kalimat tasbih awal surah Al-Isra’ yaitu sebagai penolak terhadap orang-orang yang ingkar. Sebab, waktu nabi Muhammad menyampaikan berita tentang isra’ maka mereka banyak yang tidak percaya. Oleh sebab itu, arti dari kalimat tasbih yaitu maha suci Allah yang mengutus kekasihnya.
Kemudian apa hikmah surah Al-Isra’ diawali dengan kalimat tasbih dan surah Al-Kahfi diawali dengan kalimat tahmid? Jawabannya adalah sesungguhnya tasbih itu ada sebelum kalimat tahmid itu ada. Misalnya: “Fasabbih Bihamdi Rabbika”maka bertasbilah dengan memuji rabmu” Subhanallah Wal Hamdulillah” maha suci bagi Allah dan maha puji bagi Allah. Jadi kalimat tasbih yaitu maha menyucikan dan kalimat tahmid yaitu memuliakan. Oleh karena itu, Sebenarnya kita harus bersih dulu baru kemudian berdandan atau berhias.