Tradisi maleman terus berkembang pada masyarakat muslim menjelang hari Raya Idul Fitri. Maleman merupakan salah satu tradisi yang terus berkembang pada masyarakat mulai dari dahulu hingga saat ini meski dalam praktiknya secara teknis berkembang sesuai perkembangan jaman.
Maleman atau saling memberikan makanan menjelang hari Raya Idul Fitri merupakan bentuk hubungan media komunikasi keakraban antara masyarakat satu atau saudara satu dengan yang lainya maupun tetangga satu dengan tetangga yang lainya, mengingat aplikasi bentuk keakraban tersebut salah satunya tertuang dalam pemberian makanan hasil masakan sendiri tersebut.
Sumiyati salah satu Warga Desa Kajar Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati ketika di wawancarai menjelaskan lebaran sudah di depan mata, biasanya ada dua tradisi yang dilakukan masyarakat menjelang datangnya Hari Raya Idul Fitri, yakni Maleman dan Nyekar ke Makam.
Maleman merupakan tradisi untuk membagikan nasi kotak maupun dengan tempat lain kepada tetangga atau saudara, pembagian nasi ini sebagai perwujudan lain dari bentuk saling bersedekah antara satu dengan yang lainya. Biasanya Maleman dilakukan masyarakat muslim pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan hal tersebut bertujuan agar bisa bertepatan dengan malam Lailatul Qadar dan mendapatkan berkah Lailatul Qodar.
“Semoga Maleman bisa meraih Lailatul Qadar sebelum Ramadan juga saya membagikan nasi kotak bertujuan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan,”Katanya Selasa (11/04/2023)
Lebih lanjut Rami juga mengatakan nasi kotak yang dibagikan berisi nasi putih, ayam bumbu bali, mie bihun, dan sambal goreng kentang. Menu tersebut biasanya dimasak sendiri. Namun tidak sedikit pula yang memesan di ketering atau online.
Sumiati juga mengatakan tradisi maleman dilakukannya sebagai wujud rasa syukur kepada Allah atas rejeki dan kesehatan yang telah diterima dari Alloh Swt karena bisa bertemu lagi dengan bulan puasa Ramadan saat ini maupun Ramadan yang akan datang.Sekian