Sejak dulu humor dan NU tak bisa dipisahkan. Humor atau guyonan seperti menjadi ciri khas orang-orang NU. Sehingga sampai hari ini guyon ala NU itu terbukti ampuh menjadi katalisator dalam menjelaskan problematika masyarakat dengan ringan namun bermakna. Tentu kita sangat familiar jika ditanya tentang humor pasti langsung menyebut satu nama yaitu Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid. Gus Dur sejak menjabat sebagai ketua umum PBNU bahkan Presiden sekalipun beliau tak menghilangkan ciri khasnya itu. Guyonan cerdas, segar membuat pendengarnya tertawa sekaligus berpikir.
Humor cerdas dan segar ala Gus Dur itulah yang mengilhami lahirnya akun khusus humor anti kaku bernama @NUgarislucu. Akan tetapi humor itu tidak mandeg sampai di sana, saat ini guyon khas itu terwariskan ke setiap ketua PBNU sebelumnya ada almagfurllah KH Hasyim Muzadi dan kini ada KH Said Aqil Siradj. Salah satu guyonan Kiai Said yang masih saya ingat yaitu tentang kalender.
Dalam beberapa ceramahnya Kiai Said terkenal dengan ulama yang alim dan terkesan serius terutama saat menjelaskan sejarah Islam, Islam Nusantara, perbandingan madzhab, pluralisme, hubungan agama – negara dan lainya. Akan tetapi sisi lainnya ternyata beliau juga sering guyon. Dulu saat beliau mengisi acara Suluk Maleman yang diasuh oleh Habib Anis Sholeh Ba’asyin beliau bercerita ada seorang preman yang tidak suka ibadah, pekerjaannya hanya maksiat terus setiap hari. Hingga suatu saat mendengar bahwa kiainya dilecehkan orang maka ia langsung marah, “walau saya jarang shalat tapi kalau ada pemuka agama dilecehkan saya tidak terima”, katanya.
Singkat cerita suatu hari pemuda tersebut meninggal. Di alam barzakh ia di tanya malaikat, “man rabbuka?” sampai pertanyaan malaikat habis sang pemuda tak juga bergeming. Akhirnya malaikat sowan menghadap Allah, “ya Allah ada pemuda tak mampu menjawab semua pertanyaan yang hamba berikan lalu bagaimana ini, mau diapakan dia?”. Kata Allah, “ya sudah coba tanya lagi ia punya amalan apa selama di dunia!”.
Akhirnya malaikat pun menanyakan kembali pada pemuda tersebut. “Hei pemuda kata Allah selama di dunia kamu pernah ibadah?”. “Pernah shalat, walaupun bolong-bolong“, kata si pemuda. “Lalu apa lagi yang kau miliki?”, tanya malaikat. Pemuda itu menjawab dengan tegas, “saya punya kalender NU”. Malaikat pun semakin bingung, “kok ada orang semacam ini”. Akhirnya mereka menghadap Allah lagi.
Kata malaikat, “ya Allah si pemuda itu bukan ahli ibadah”. “Terus apalagi?”, tanya Allah. Dengan kebingungan malaikat menjawab, “tapi dia hanya memiliki kalender NU”. “Ohh.. berarti dia cinta ulama, ya sudah biarkan dia aman sudah ku beri ampunan, kata Allah”. Mendengar cerita Kiai Said itu semua jamaah pun tertawa.
Sebagai penutup di acara itu juga hadir Gus Yusuf Chudori. Saat Kiai Said izin pamit meninggalkan acara lalu beliau juga ikut pamit, “saya ini pendherek kiai top, maka Kiai Said kondur saya juga ikut balik. Maka dari itu saya harus ngikut Kiai Said dan yang jelas saya punya kalender NU”. Tawa jamaah pun pecah. hahaha
Wallahu a’lam bi sh-shawab.