Sedang Membaca
Tiga Tahun Perang Rusia–Ukraina: Solidaritas “Bucha Nezlamna”, dari Warga untuk Warga
Wella Sherlita
Penulis Kolom

Jurnalis kelahiran Jakarta 26 Oktober 1976. Saat ini sedang melanjutkan studi bidang Hubungan Internasional di Universitas Paramadina. Sangat tertarik dengan isu-isu kemanusiaan, terutama resolusi konflik dan nasib pengungsi.

Tiga Tahun Perang Rusia–Ukraina: Solidaritas “Bucha Nezlamna”, dari Warga untuk Warga

1000415726

Di Bucha –sekitar 30 km dari ibu kota Kyiv, komunitas Kristen Ortodoks dan kaum muslim sejak lama tinggal berdampingan. Kini mereka bergotong royong untuk menata hidup kembali, meski perang belum usai. Banyak warga dengan sukarela menyumbangkan apa pun yang mereka miliki untuk mengisi stok gudang yang dikelola lembaga swadaya masyarakat ‘Bucha Nezlamna’. Mulai dari stok makanan hingga pakaian, seperti dilaporkan kontributr alif.id Wella Sherlita. Bantuan dari luar negeri juga ada dan diterima.

Sekelompok ibu beserta anak-anak mereka menyambut kami. Mereka berdiri di halaman sebuah gudang serba ada. Di papan gudang terbentang kain hitam besar bertuliskan “BUCHA NEZLAMNA” atau “Bucha Terus Bertahan”. LSM ini didirikan dua tahun setelah invasi Rusia, pada 2024.

Ukuran gudang itu tak besar namun lengkap. Ruangan depan diisi dengan ratusan pakaian siap pakai yang terlipat rapi di beberapa rak. Mulai dari pakaian musim panas hingga jaket tebal untuk musim dingin, termasuk syal, sepatu, topi. Semua ada.

1000415741
Stok jaket, pakaian, dan berbagai keperluan

Mereka menyediakan begitu banyak pakaian untuk pria dan wanita dewasa serta anak-anak. Di bagian tengah, ada puluhan jaket tebal yang digantung, ratusan boks yang berisi stok makanan, bercampur dengan boks mainan anak, stroller atau kereta bayi, dan berbagai macam kebutuhan keluarga lainnya. Di Bucha, komunitas Kristen Ortodoks dan kaum muslim sejak lama hidup berdampingan.

Baca juga:  Pusat Studi Pesantren: Tebar Islam Ramah Melalui Pesantren
1000415744
Suasana di dalam Bucha Nezlamna

“Di jalan yang barusan Anda lewati itu pernah dipenuhi ratusan jenazah. Mobil-mobil terbakar. Ibu-ibu terus-menerus sholat dan berdoa, sementara anak-anak menangis ketakutan. Sungguh suatu keajaiban melihat mereka masih hidup dan selamat,” ungkap Artem Frangulov, salah satu pendiri ‘Bucha Nezlama’, menunjuk ibu-ibu di dalam gudang.

Rusia Duduki 33 Hari

Militer Rusia sempat menduduki kota Bucha selama 33 hari. Kepada Alif, Frangulov mengaku ‘Bucha Nezlama’ semula didirikan untuk membantu pasukan Ukraina yang bertempur di garis depan, dengan mengumpulkan barang-barang dan uang. Belakangan, bantuan dialihkan kepada warga sipil yang kesulitan mendapatkan makanan.

1000415747
Artem Frangulov, salah satu pendiri ‘Bucha Nezlamna

“Sumbangan barang dikumpulkan dari orang-orang yang lewat di jalan. Ada pula beberapa mitra saya yang ikut membantu mengumpulkan barang-barang. Tidak hanya pakaian, tetapi juga sepatu, mainan anak-anak, dan lain-lain,” jelas Frangulov.

Liliia Timchenko (41), seorang guru sekolah dasar, sempat berurai air mata saat berbincang dengan Alif. Ayahnya meninggal dunia saat awal perang, sementara suaminya tidak ikut bertempur karena memiliki riwayat penyakit jantung.

1000415729
Liliia Timchenko (41).

“Ada bantuan dari perusahaan dan bantuan personal untuk kami. Saat kejadian ayah saya sedang sakit parah, dia sudah berusia 74 tahun. Rumah Sakit dan klinik semua tutup sehingga saya tidak bisa membeli obat. Berhari-hari tank Rusia mengadang di depan rumah, listrik dan air dimatikan. Persediaan makanan menipis,” kenang Liliia.

Baca juga:  Ketika Non Muslim Ikut Mudik Lebaran: Cerita Warga Kampung Harapan Jaya dalam Merawat Keberagaman (2)

Keberadaan gudang stok makanan dan pakaian yang dikelola “Bucha Nezlamna” sangat berarti bagi para Ibu, terutama yang memiliki bayi dan balita.

1000415735
Stok sepatu

“Kami bisa mengambil makanan dan pakaian anak-anak, semua kebutuhan sehari-hari di sini cukup lengkap, meski keadaan tidak sama seperti dulu,” ujar Liliia. Olexandra, salah satu rekan Liliia, lalu menunjukkan gambar-gambar yang dibuat putrinya saat berada di dalam ruang bawah tanah.

“Tolong sampaikan kepada masyarakat bahwa Rusia sudah berbohong. Bucha diserang dan kami dijadikan sasaran untuk dibantai,” ungkap Olexandra (38).

1000415750
Olexandra (38)

Ihwal pembantaian di Bucha memang masih menjadi misteri. Bahkan kunjungan dua jaksa dari Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) dari Den Haag ke Bucha pada 2022, tidak menghasilkan suatu laporan utuh yang diumumkan kepada publik.

Sedangkan kuburan massal di Bucha sudah tidak ada lagi dan jasad para korban sudah dipindahkan ke pemakaman umum. Pembongkaran kuburan massal itu berlangsung pada Maret 2022.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top