Saat ini, traveling atau wisata sudah menjadi hobi yang diminati masyarakat. Untuk menghilangkan rasa jenuh dari rutinitas atau pekerjaan yang menyita pikiran, banyak orang merasa perlu berwisata atau sekadar jalan-jalan untuk menyegarkan otak. Apalagi, sekarang sudah sangat mudah untuk menemukan area wisata yang banyak dikunjungi. Berbekal gawai canggih yang mampu merekam kegiatan wisata, para wisatawan sudah bisa menginformasikannya lewat media-media sosial seperti Facebook atau Instagram.
Selain wisata alam seperti pantai dan pegunungan, wisata religi tampaknya menjadi destinasi wisata yang juga banyak digandrungi. Hal ini terbukti dengan membanjirnya para wisatawan ke lokasi wisata religi seperti makam-makam Walisongo, yang mayoritas berada di Pulau Jawa.
Kegiatan wisata religi, selain atas inisiatif sendiri, biasanya juga dikoordinir oleh kelompok pengajian atau paguyuban, sehingga mereka berwisata dengan cara bersama-sama.
Berwisata ke tempat-tempat bersejarah seperti makam-makam Walisongo tentu hal yang sangat positif. Ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kita petik dari perjalanan wisata religi tersebut, khususnya yang berkaitan dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Seperti diketahui, ada sembilan wali yang turut menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Mereka menyebarkan agama Islam dengan berbagai cara, terutama dengan pendekatan seni dan kebudayaan setempat.
Dari penamaannya, nampak jelas bahwa wisata religi dimaksudkan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual wisatawan. Karena, bagaimanapun, perjalanan keagamaan dilakukan untuk memenuhi dahaga spiritual, agar jiwa yang kering kembali basah oleh hikmah-hikmah religi.
Wisata religi bukan sekadar rekreasi biasa yang cenderung untuk keperluan bersenang-senang atau “berleha-leha” di tempat wisata. Namun, wisata ini lebih bagaimana kita memaknai spiritual dari sebuah tempat wisata yang kental dengan nilai-nilai sejarah. Dengan begitu, semestinya tujuan wisata religi tidaklah sempit, namun memiliki cakupan yang sangat luas, dan sifatnya cukup personal. Artinya, tempat-tempat wisata yang menjadi tujuan wisata religi tidak terbatas pada makam-makam para wali saja, namun mencakup setiap tempat yang bisa menggairahkan cita rasa religiusitas, atau bisa menyegarkan dahaga spiritual wisatawan, baik itu pemakaman para wali, museum-museum kesejarahan Islam, atau tempat apapun yang bisa menyampaikan kita pada tujuan yang dikehendaki dalam wisata religi.
Wisata Religi Masa Kini
Tren wisata religi di masyarakat dewasa ini tentu mengalami banyak perkembangan. Realitas yang ada justru sudah lebih luas, terutama terkait apa-apa yang dijumpai di lokasi wisata. Tak bisa dimungkiri bahwa wisata religi yang berkembang di masyarakat, sedikit banyak, memiliki wisata dalam arti “wisata hiburan”. Hal ini bisa kita jumpai di sejumlah wisata religi juga tersedia wisata belanja atau wisata kuliner yang sudah akrab dengan lokasi wisata religi. Para wisatawan bisa berbelanja aneka souvenir atau oleh-oleh kepada kerabat atau saudara di rumah.
Realitas wisata religi yang ada tentu mengandung plus-minus, sehingga kitalah yang seharusnya lebih bijak menghadapinya. Tujuan wisata religi yang sejatinya untuk menadaburi perjuangan para Walisongo dalam menyebarkan agama Islam, tentu harus menjadi prioritas utama dalam sebuah perjalanan wisata. Hal-hal lain di luar tersebut jangan sampai melunturkan niat utama melakukan wisata religi.
Lokasi Wisata Religi yang Menarik Dikunjungi
Ada banyak spot wisata religi yang layak dikunjungi oleh calon wisatawan. Dikutip dari liputan6.com, ada sejumlah tempat wisata yang bisa menjadi tujuan perjalanan, khususnya di Jawa Timur. Di Surabaya, misalnya, para wisatawan bisa mengunjungi wisata religi Sunan Ampel dan Masjid Agung Al-Akbar.
Kawasan wisata Ampel menawarkan banyak alternatif wisata, antara lain wisata religi, wisata kuliner, dan wisata belanja. Bahkan, jika kita termasuk penyuka sejarah, tempat ini menawarkan beberapa peninggalan sejarah yang layak untuk dikunjungi. Banyak sekali peziarah yang mendatangi kampung Arab Ampel ini setiap harinya. Khususnya untuk berziarah di makam Sunan Ampel.
Sunan Ampel memiliki nama kecil Raden Rahmat dan merupakan satu dari sembilan wali yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa (Walisongo). Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.
Sementara itu, Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS), yang lebih dikenal sebagai Masjid Agung, adalah salah satu tempat wisata ikonik di Surabaya. Masjid Agung terletak di wilayah Kebonsari, Selatan Surabaya. Tempat wisata Jawa Timur ini dibangun di atas lahan seluas 11,2 hektare dengan kapasitas 36 ribu jamaah. Keunikan dari masjid ini terletak pada corak ukiran dan kaligrafi. Sepintas coraknya memang mirip dengan masjid-masjid pada umumnya, namun masjid ini memiliki corak kaligrafi yang lebih banyak. Saat memasuki masjid, pengunjung akan disambut dengan 45 ukir kaligrafi di kayu jati. Kaligrafi yang rumit juga terpampang pada dinding-dinding masjid.
Pada bagian muka masjid, juga terpampang kaligrafi sepanjang 180 meter dengan lebar 1 meter. Elemen penunjang keindahan yang lain adalah penggunaan kaca patri. Keunikan lainnya, bentuk dari atap Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya terdiri dari satu buah kubah besar yang juga didukung dengan 4 buah kubah kecil yang berbentuk limasan serta memiliki 1 menara setinggi 99 meter. Berkat keindahannya, tempat wisata Jawa Timur ini selalu ramai dikunjungi wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan.
Wisata religi lainnya antara lain Sunan Bonang di Tuban, Sunan Drajat di Lamongan, Sunan Giri dan Syaikh Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Di Madura, para wisatawan juga bisa berkunjung ke makam Syaikhona Kholil, Bangkalan atau makam Raja-Raja Sumenep di ujung Timur pulau Madura