Berkeislaman dalam Kebudayaan
Berkeislaman dalam Kebudayaan
Berkeislaman dalam Kebudayaan
Berkeislaman dalam Kebudayaan
Ini adalah ruang kerja Gus Dur di kantor PBNU yang lama dulu (kantor yang terdiri hanya dari dua lantai saja dan kumuh). Di kantor inilah, saya tumbuh sebagai "aktivis" di zaman Orba dulu, bersama teman saya yang "istiqamah" tetap menjadi aktivis hingga sekarang, yaitu Amsar A. Dulmanan.
(Baca tulisan menarik lainnya Gus Dur Kanak-kanak Tumbuh dengan Buku)
(Baca juga Rahasia Tanggal Kelahiran Gus Dur)
Dari almari di pojok dalam foto itu, saya pernah mencuri bukunya Gus Dur; buku karya Muhammad Abid Al-Jabiri, "Naqd al-'Aql Al-Arabi". Buku itu masih ada pada saya hingga sekarang, dan saya anggap saja sebagai "kenang-kenangan" dari Gus Dur. Kenang-kenangan hasil curian.
"Masyarakat dunia juga pusing dengan terorisme dan kekerasan. Namun, mereka sadar, kuncinya adalah kebudayaan.”
Foto | 16.05.2017
Dalam praktek keagamaan, oleh kelompok puritan, adat disingkirkan. Adat dinilai sebagai tidak pantas berdampingan agama. Adat manusia, agama Tuhan.
Liputan | 16.05.2017
Sampai hari ini masih ada yang meyakini bahwa Oto benar-benar berkhianat. Hal ini menunjukkan fitnah terhadap Oto itu terkesan “dipelihara”.
Bunga Rampai | 15.08.2017
