Alquran, sebuah kitab yang menjadi kompas spiritual bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia. Oleh Allah Swt diturunkan dengan bahasa Arab. Alquran adalah jembatan antara Tuhan dan manusia, yang membimbing kita melalui setiap aspek kehidupan. Dalam setiap ayatnya banyak mengandung kekuatan dan inspirasi, seperti cahaya yang menerangi jalan dalam kegelapan.
Allah Swt menegaskan bahasa Arab sebagai bahasa Alquran, dalam firman-Nya:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf [12]: 02).
Pertanyaanya, mengapa Alquran sebuah kitab yang ditujukan untuk seluruh umat Islam di seluruh dunia diturunkan dalam bahasa Arab, sementara umat Islam tidak hanya berasal dari kalangan Arab?
Pertanyaan ini membawa kita pada sebuah perjalanan ke dalam pandangan Syekh Asy-Sya’rawi, seorang ulama besar yang memiliki wawasan mendalam. Syekh Asy-Sya’rawi memberikan pencerahan bahwa bahasa Arab, dengan kekayaan dan keindahannya, adalah alat yang sangat tepat untuk menyampaikan pesan-pesan Ilahi yang mendalam dan penuh makna, yang tidak hanya untuk memahami teks tetapi juga untuk meresapi keindahan dan kekuatan pesan tersebut.
Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi ini lahir pada tanggal 16 April 1911 M. Pakar tafsir kelahiran Mesir ini pernah menjabat sebagai Menteri Wakaf dan Urusan Al-Azhar pada pemerintahan Presiden Anwar Sadat.
Tidak lama setelah mengambil jabatan tersebut, beliau memutuskan untuk meninggalkannya dan beralih,fokus sepenuhnya ke dalam studi ilmu tafsir. Keputusan ini membawa beliau menjadi salah satu pakar tafsir paling berpengaruh di abad ke-20. Karya agungnya dalam bidang tafsir yang dikenal sebagai Tafsir Asy-Sya’rawi, mencakup 20 jilid. Beliau menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 17 Juni 1998, di usia 87 tahun.
Dalam kitab tafsirnya, Tafsir Asy-Sya’rawi jilid 11 halaman 6823, dijelaskan, bahwa Alquran menggunakan bahasa Arab sebab umat pertama yang menjadi sasaran dakwah Rasulullah Saw adalah orang-orang Arab. Pastinya karena Nabi Muhammad Saw juga menggunakan bahasa Arab.
Orang-orang Arab pada zaman diutusnya Nabi Muhammad sebagai Rasul adalah orang yang pakar dalam bidang sastra. Mereka ahli balaghah, fashahah, dan syi’ir. Dari situ, Rasulullah Saw tidak mungkin dapat menantang (tahaddi) mereka kecuali memiliki mukjizat berupa Alquran yang juga berbahasa Arab dan dipenuhi nilai-nilai sastra, agar dapat mendukungnya dalam menyampaikan pesan-pesan Allah Swt kepada mereka.
Untuk membuktikan bahwa Alquran adalah benar-benar firman Allah, harus ada tantangan yang bisa menguji dan membuat mereka merasa tidak mampu menandingi kebenarannya. Dengan cara ini, mereka akhirnya bisa mengakui bahwa Al-Quran benar-benar berasal dari Allah Swt.
Abdul Wahab Khalaf dalam kitab Ilmu Ushul Fiqh, halaman 25, menjelaskan bahwa i’jaz atau membuktikan ketidakmampuan kepada orang lain tidak akan terwujud kecuali setelah memenuhi tiga hal. Pertama, at-tahaddi (tantangan). Yaitu, adanya tantangan untuk berlomba, berduel dan bertanding. Kedua, al-muqtadhi (hal yang menghendaki). Yaitu adanya hal yang mendorong orang yang ditantang untuk berlomba, berduel dan bertanding. Ketiga, ‘adam al-mani’ (tidak ada penghalang). Yaitu tidak adanya penghalang yang mencegah orang yang ditantang untuk berlomba.
Alquran dalam hal ini telah memenuhi tiga komponen di atas. Dalam banyak ayat, Alquran mengajukan tantangannya. وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ, “Dan jika kamu meragukan (al-Quran) yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya, dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah [2]: 23)
Akan tetapi orang-orang Arab dari kalangan pakar bahasa pada saat itu tidak ada satu pun yang mampu memenuhi tantangan Alquran. Padahal mereka adalah ahli ilmu bayan dan di tengah-tengah mereka ada yang mahir dalam ilmu fashahah dan balaghah, Syair mantiq, dan sastra.
Alasan yang lain sebagaimana tertera dalam surat Yusuf اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ “sesungguhnya kami menurunkan Alquran agar kalian berpikir”. (QS. Yusuf [12]: 2). Syekh asy-Sya’rawi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, ayat itu bertujuan membangkitkan akal dalam memikirkan suatu hal, sehingga manusia dapat menerima sesuatu yang ditawarkannya melalui akal. Hal ini tentu berbeda dengan orang yang bermaksud menipu (mudallis) yang tidak memberikan kesempatan akal memikirkan sesuatu yang ditawarkan.
Alquran dalam hal ini telah memberikan kesempatan orang-orang Arab yang ahli balaghah dan fashahah itu untuk merenungkan Alquran dengan akalnya. Alquran juga diturunkan secara berangsur-angsur selama sekitar 23 tahun. Waktu yang cukup lama untuk memberikan kesempatan orang-orang Arab untuk menyangkal kemukjizatan Alquran. Namun nyatanya mereka tidak mampu, dan tidak akan mampu.
Dengan demikian terbukti bahwa Alquran adalah benar-benar kalamullah sebagai petunjuk bagi umat Rasulullah Saw. Dan ini pula sebagai alasan kuat kenapa Alquran turun dengan berbahasa Arab. Wallahu a’lam.