Sapri Arvin Sale
Penulis Kolom

Analis Kajian Timur Tengah

Nouruz Mubarak

226572354 10157845994316650 1445291964553213813 N

Hari ini saya mendapat kiriman video melalui salah satu akun media sosial saya berisi ucapan selamat merayakan Nouruz oleh Menteri Agama Republik Indonesia yang ditujukan kepada penganut Baha’i di tanah air.

Video tersebut kini menjadi viral dan memantik reaksi yang saya perhatikan sudah melenceng dan bergeser jauh dari konteks yang disampaikan oleh Pak Menteri.

Reaksi semacam ini di satu sisi bisa dimaklumi oleh karena Perayaan Nouruz dan kelompok penganut Baha’i yang merayakannya belum begitu dikenal di Indonesia.

Saya tidak tahu kapan video itu dibuat. Jika konteksnya pemberian ucapan selamat, harusnya sudah tayang tanggal 20 Maret lalu bertepatan dengan momen perayaan Nouruz tahun ini. Aneh saja, kenapa viral dan ributnya baru sekarang.

Sebelum saya menguraikan secara panjang lebar tentang perayaan Nouruz, saya perlu tegaskan bahwa tulisan ini tidak bermaksud membela Menteri Agama Gus Yaqut Cholis Khoumas, yang kebetulan juga adalah kawan saya.

Saya pernah menyaksikan langsung perayaan Nouruz di Kota Teheran dan Shiraz 2017 lalu ketika saya berkesempatan mengunjungi Iran untuk suatu urusan bisnis.

Perayaan Nouruz berlangsung selama 13 hari dan selama hari-hari tersebut, sebagian warga Iran menghabiskan waktu pergi berlibur ke luar negeri. Kota-kota di Iran terkesan sepi selama libur panjang Nouruz. Dan ini menjadi kebiasaan di negara itu.

Baca juga:  Kita dan Tragedi 65 (3): Stigma PKI

Nouruz [nowˈɾuːz] (Hari Baru) نوروز adalah tahun baru dalam kalender Persia yang dirayakan oleh lebih dari 300 juta orang baik itu Islam Sunni, Syiah, Kristen, Yahudi, dan Baha’i.

Perayaan Nouruz telah ada jauh sebelum agama Kristen dan Islam lahir. Perayaan ini sudah ada sejak 3000 tahun lalu, tepatnya sejak munculnya ajaran Zorostrianisme.

Tahun ini perayaan Nouruz harusnya jatuh 20 Maret 2021. Dalam kalender Persia Nouruz selalu jatuh pada awal musim semi. Nouruz tidak saja dirayakan di Iran, tetapi juga juga di Afghanistan, Albania, Azerbaijan, Georgia, India, Irak, Kurdistan, Kazakhstan, Kosovo, Kyrgyzstan, Mongolia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Di Amerika pun perayaan Nouruz telah mendapatkan pengakuan. Pada 2006 silam, First Lady Michele Obama ikut mengucapkan selamat perayaan Nouruz, yang kemudian menjadi kebiasaan Gedung Putih hingga saat ini. Israel melalui Kemenlunya juga turut menyampaikan ucapan selamat perayaan Nouruz tahun ini. PBB melalui resolusi 64/253 tahun 2010 menetapkan Nouruz sebagai hari internasional dan simbol budaya.

Bagi saya, Nouruz sama dengan hari-hari besar lainnya seperti Rosh Hasana, Tahun Baru Imlek, Tahun Baru Masehi, Tahun Baru Hijriyah, dan lain-lain. Siapa saja boleh mengucapkannya dalam konteks saling menghargai.

Saya sering menyampaikan ucapan selamat kepada teman-teman saya yang ada di Iran atau negara lain yang merayakan Nouruz. Kebiasaan unik yang saya saksikan sewaktu berkunjung di Teheran yang kebetukan bertepatan dengan perayaan Nouruz adalah melihat orang Iran membuka buku karya Abul Qasim Ferdowsi, Shahnameh, sambil menutup mata lalu membuka salah satu halamannya secara acak dan kemudian menunjuk sebuah kata untuk mengetahui nasib atau peruntungan.

Baca juga:  Menghampiri Kematian (1): Pengalaman Menjelang Kematian

Bagi saya, Kemenag melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah melakukan terobosan baru dengan mengenalkan Nouruz kepada publik Indonesia. Semoga selalu ada terobosan-terobosan baru yang mendorong ke arah toleransi dan penghargaaan kepada mereka yang berbeda.

Meskipun agak terlambat, saya mengucapkan: “Nouruz Mobarak”

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top