Rahmat Widada
Penulis Kolom

Penulis huku "Saussure untuk Sastra". Tinggal di Jogjakarta.

1000 Tahun Universitas

Oxford

PADA hari pertama tahun 2021, saya akan bercerita tentang masa-masa awal berdirinya Oxford. Iya, Oxford, universitas terkenal itu. Yang ori lagi!—dari Inggris. Apa hubungannya dengan 2021?

Ya, nggak ada. Tapi kalau mau dihubung-hubungkan ya bisa. Dunia mendekati 1000 tahun mempunyai universitas. Jadi, terus ya….

Pertama, Universitas Oxford adalah universitas tertua di dunia. Universitas Oxford sudah ada sejak Abad Pertengahan, sekitar 1096. Tidak ada catatan yang menunjuk tanggal persisnya Oxford berdiri. Tentu saja klaim tertua di dunia ini adalah pandangan Barat. Kenapa?

Sebab konon India sudah mempunyai “unversitas” Nalanda sejak abad ke-5. Dan (ini akan membikin nasionalis Yaminian bangga) Nalanda mempunyai hubungan erat dengan Sriwijaya sebagai pusat belajar di Asia pada masanya. Okelah, belajar dari masa lalu boleh, tapi tidak usah “mengelap-elapnya” melulu sampai lupa masa kini.

Kedua, kompleks Universitas Oxford, merupakan lokasi film Harry Potter. Sudah tahu, ya…? Memang bukan itu poinnya, tetapi bahwa Universitas Oxfor tidak dibangun dalam satu malam. Universitas Oxford tidak “ujug-ujug” menempati kompleks “kastil Hogwarts” itu.

Embrio universitas Oxford dimulai dari kumpulan calon mahasiswa dengan calon dosen di dalam gilda-gilda mereka. Lulusan sekolah-sekolah katedral yang sudah ada sejak abad keenam rupanya ingin belajar lebih banyak dan mendalam. Maka mereka mendatangkan guru-guru untuk mengajari mereka dan membentuk gilda-gilda (perkumpulan) pelajar. Pada masa-masa awal itu, universitas belum mempunyai bangunan atau tempat yang permanen, apalagi macam Kastil Hogwarts yang megah.

Baca juga:  Rasulullah Menghormati Non Muslim yang Meninggal

Ketiga, istilah universitas pada mulanya tidaklah khusus menunjuk pada perguruan tinggi. Seperti umumnya gilda-gilda profesi, para mahasiswa dan dosen itu berserikat demi perlindungan dan keuntungan. Mahasiswa menentukan mata kuliah, membayar dosen untuk mengajar, dan mendenda dosen jika ada dosen melewatkan materi kuliah. Dengan demikian, setiap dosen harus mempunyai simpanan di bank untuk berjaga-jaga kalau-kalau terkena denda. Para dosen dan mahasiswa menyebut perkumpulan mereka sebagai universitas—istilah yang lazim untuk menyebut perkumpulan apa pun pada Zaman Pertengahan.

Keempat, kuliah di Oxford pada masa awal dilakukan secara nomaden. Kuliah dilangsungkan di gudang-gudang pinggir jalan, di serambi-serambi katedral, atau lapangan terbuka. Lalu tiba saatnya para dosen berinisiatif menyewa ruangan. Para mahasiswa duduk di lantai beralas jerami menyimak kuliah dosen.

Kelima, tawuran adalah hal biasa pada masa-masa awal Oxford. Antara para mahasiswa “universitas” Oxford dan masyarakat sekitar sering terjadi masalah dan perselisihan karena saling merasa terganggu. Laporan harian kota praja di Oxford memuat banyak kasus tawuran serupa itu. Universitas Cambridge lahir dari kasus semacam ini. Mereka terusir dan mendirikan universitas di Cambridge.

Ngerinya, tawuran semacam itu bisa melibatkan pentungan, panah, tombak, bahkan ember berisi air panas yang dilemparkan dari balik jendela. Brutal pòkoknya. Tapi tawuran macam itu mungkin sudah biasa saat itu.

Baca juga:  20 Tahun Pembantaian Guru Ngaji di Banyuwangi (1/2)

Yang bugus, entah sejak kapan, untuk menyeleksi calon mahasiswa, ada sesi khusus untuk pertanyaan nyeleneh dari tim penguji. Konon untuk menguji daya kreatif mahasiswa. Saya kepikirän mungkin pakai topi khusus kayak di Hogwarts itu pula ya untuk menentukan dosen pembimbing.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top