Sedang Membaca
Tafsir Surah Al-Ashr (Bagian 1)
Rizal Mubit
Penulis Kolom

Guru Ngaji di Kampung. Pengajar di Universitas Kiai Abdullah Faqih Manyar Gresik, Jawa Timur. Alumni Pusat Studi Qur'an Ciputat dan Pascasarjana IAIN Tulungagung prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Menulis sejumlah buku bertema keislaman. Peneliti Farabi Institute.

Tafsir Surah Al-Ashr (Bagian 1)

Whatsapp Image 2022 04 02 At 22.18.20

Surah Al-Ashr turun di Mekkah (Makiyyah) terdiri atas tiga ayat, empat belas kalimat dan enam puluh delapan huruf. Menurut banyak ulama, surah ini merupakan wahyu ke-13. Ia turun sesudah surah Alam Nasyrah dan sebelum surah Al-Adiyat.

وَالۡعَصۡرِۙاِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ

Wal-Ashr, sesungguhnya manusia berada di dalam kerugian.

Kata Al-Ashr bermakna masa. Perlu diketahui Al-Qur’an menggunakan banyak istilah untuk menunjukkan masa. Ada istilah dahr. Dahr adalah masa keberadaan alam raya ini. Manusia pernah suatu ketika belum ada, namun waktu sudah ada. Dan kelak manusia akan tiada. Sedangkan waktu masih ada. Waktu yang tak terikan oleh keberadaan manusia itulah yang disebut dengan dahr. Disebutkan di dalam surah Al-Insan ayat pertama:

هَلْ اَتٰى عَلَى الْاِنْسَانِ حِيْنٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْـًٔا مَّذْكُوْرًا

Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?

Orang yang lahir pada tahun 1990 misalnya, pada tahun 1989 dia belum ada namun dahr sudah ada. Atau orang yang mati tahun 2020, dia sudah tidak ada pada tahun 2021. Namun dahr masih tetap ada.

Adapun kata ashr adalah masa yang dilalui oleh sesuatu. Kalau ada orang lahir pada tahun 1990 dan meninggal tahun 2020, maka antara tahun 1990 sampai 2020 adalah ashr baginya. Artinya setiap orang punya masa hidup. Di dalam sejarah Islam ada istilah ashrurasul atau masa kerasulan yang menunjukkan masa sewaktu Nabi Muhammad menjadi Rasul yakni selama kurang lebih 23 tahun.

Baca juga:  Tata Urut Ungkapan Al-Qur'an dan Keserasian Makna

Di dalam ayat ini Allah bersumpah dengan kata wal ashri. Artinya Allah bersumpah dengan masa yang bila dikaitkan dengan manusia, yaitu masa yang dilalui manusia, Yakni sejak dia lahir sampai dengan mati.

Selain dahr dan ashr, di dalam Al-Qur’an juga ada yang disebut dengan ajal. Ajal adalah masa berakhirnya sesuatu. Gelas yang pecah berarti sudah tiba ajalnya. Ada pula kata waqtu. Di dalam tafsir Al-Mishbah kata waktu berarti masa di mana suatu pekerjaan harus selesai. Di dalam fikih dikenal dijelaskan dengan detail mengenai waktu salat yang membahas mengenai permulaan dan berakhirnya salat.

Ada banyak pendapat ulama mengenai kata al-ashr. Ada yang mengatakan bahwa Allah bersumpah demi masa rasul atau ashrurrasul saja. Tetapi, pendapat yang paling baik adalah Allah bersumpah demi masa secara umum. Ada pula yang berkata bahwa ashr adalah waktu Ashar.

Sebenarnya kata Ashr dari segi Bahasa berarti memeras. Mengapa waktu menjelang matahari terbenam dinamai Ashr? Karena ketika itu manusia hampir selesai melakukan kegiatan. Dan, waktu itu seakan-akan sudah terpesar keringatnya. Itulah sebabnya disebut dengan istilah ashr.

Allah bersumpah: Wal-ashri, demi masa sesungguhnya manusia, sungguh-sungguh berada di dalam kerugian. Kata khusrin sebenarnya bukan hanya berarti rugi. Kata ini bisa juga berarti sesat, celaka, dan segala yang akibatnya negatif adalah khusrin.

Sementara kata al-insaan (manusia) dibatasi oleh para ulama tafsir dengan manusia yang sudah dewasa. Anak-anak yang belum mukallaf tidak termasuk dalam kategori al-insaan yang ada dalam surah ini.

Baca juga:  Menanam Kebijaksanaan dari Ayat-Ayat Pertanian dalam Al-Qur’an

Di dalam ayat ini kata khusrin disebutkan dengan bentuk nakirah yang mengisyaratkan adanya aneka ragam kerugian. Sehingga manusia benar-benar berada dalam aneka ragam kerugian.

Lalu mengapa Allah bersumpah dengan al-ashr? Mengapa bersumpah dengan masa? Karena modal manusia yang paling berharga selama hidup adalah waktunya. Kalau ada orang kehilangan uang hari ini, besok masih ada kemungkinan untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Namun kalau kehilangan waktu, jangan harap waktu akan kembali. Itu sebabnya ada riwayat mengatakan bahwa setiap matahari terbit muncul makhluk yang berkata: “Hai putra-putri Adam, aku adalah makhluk baru. Sebentar lagi akan pergi dan tidak akan kembali lagi menemuimu.” Maka jika kehilangan waktu, mestinya orang merasakan sangat rugi.

Kapan kerugian bisa dirasakan? Biasanya penyesalan akan muncul saat tua atau di saat berada pada ashr (senja) hidupnya. Allah sengaja bersumpah dengan menggunakan lafal kata ashr untuk menunjukkan bahwa aneka ragam kerugian itu akan dirasakan di waktu senja hidup seseorang.

 

Sumber:

Tafsir Marah Labid karya Syekh Nawawi Al-Bantani

Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab

Tafsir Al-Manar karya Muhamad Abduh

Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top