Tulisan ini berangkat dari lukisan dari seorang seniman asal California, Safia Latif. Menurutnya, lukisannya terinspirasi oleh catatan ulama abad ke-15 dari Maroko, Imam Al-Jazuli. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdur Rahman bin Abi Bakar bin Sulaiman As-Samlali Al-Jazuli. Para sejarawan tidak menyebutkan secara jelas dan tepat kapan Al-Jazuli dilahirkan. Hanya terdapat keterangan bahwa ia besar dan tumbuh di sebuah daerah bernama Jazulah nama salah satu kabilah suku berber di wilayah Sous.
Dalam catatan tersebut dikisahkan bahwa Imam al-Jazuli dikritik oleh beberapa koleganya karena menghabiskan berjam-jam sendirian di kamar asramanya. Santri-santri dan teman-temannya curiga terhadap al-Jazuli dan berpikir bahwa dia mungkin terlibat dalam pencurian.
Jadi ayahnya dipanggil ke Fez untuk menyelidiki dan menentukan alasan pengasingannya. Saat memasuki kamar putranya, dia menemukan kata “mati” berulang kali tertulis di dinding. Dia langsung tahu bahwa putranya dalam keadaan maqam spiritual. Tulisan itu pun akhirnya menepis tuduhan-tuduhan miring mengenai Imam Al-Jazuli.
Perlu diketahui bahwa Safia Latif adalah seorang pelukis yang tinggal di California. Latif meraih gelar MA dalam Studi Timur Tengah. Dia memulai studi doktoralnya di bidang agama tetapi akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia akademis untuk fokus hanya pada seninya.
Karya Latif sebagian besar terinspirasi oleh sejarah dan budaya Timur Tengah dan mengkaji tema-tema spiritualitas, melankolis, dan kedalaman quotidian yang tak dapat dijelaskan dalam kehidupan beragama. Dalam banyak karyanya, Anda akan menemukan elemen arsitektur Islam yang kompleks dan warna-warna cerah yang mengingatkan pada pelukis orientalis Jean-Léon Gérôme.
Pada saat yang sama, lukisannya dibedakan oleh sapuan kuasnya yang longgar dan bertekstur, karena ia sangat dipengaruhi oleh pelukis impresionis. Dalam mengeksplorasi agama melalui seni, karya Latif unik karena penggambaran narasi Islam secara realis, yang mencerminkan keterbukaan umum terhadap keyakinan yang kemungkinan besar berasal dari didikan kosmopolitannya.
Ibunya adalah seorang Yahudi Rusia Amerika yang masuk Islam dan ayahnya adalah seorang imigran Muslim Pakistan. Selain melukis, Latif adalah pembaca setia fiksi dan nonfiksi dan mendapat banyak inspirasi dari bacaannya.
Sumber:
Safialatif.com