Sedang Membaca
Humor Gus Dur: Menteri Golkar Korupsi
Rizal Mubit
Penulis Kolom

Guru Ngaji di Kampung. Pengajar di Universitas Kiai Abdullah Faqih Manyar Gresik, Jawa Timur. Alumni Pusat Studi Qur'an Ciputat dan Pascasarjana IAIN Tulungagung prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Menulis sejumlah buku bertema keislaman. Peneliti Farabi Institute.

Humor Gus Dur: Menteri Golkar Korupsi

Pada zaman orde baru, kata Gus Dur, ada seorang Menteri dari Golkar yang berpidato di hadapan masyarakat. Sebelum berpidato, pesertanya sudah diatur sedemikian rupa oleh panitia agar bisa menanggapi apa yang disampaikan oleh menteri.

Mengapa perlu disebut menteri dari Golkar? Ya. Sebab waktu itu semua Menteri dari Golkar. Tak ada Menteri dari partai lain meskipun waktu itu hanya ada tiga partai. Golkar, PDI dan PPP.

“Ya memang Menteri orang Golkar. Mana ada menteri yang bukan Golkar.” Kata Gus Dur.

Sebelum pidato, anak-anak sekolah berada di barisan depan menteri agar anak-anak bisa menanggapi pernyataan dan pertanyaan menteri secara kompak dan bersorak sorai saat Menteri butuh disoraki atau diberikan tepuk tangan.

Pak menteri dengan percaya diri berpido sampai akhirnya Menteri tersebut sampai pada poin-poin politis yang tujuannya mengkampanyekan Golkar.

“Para hadirin sekalian. Jika demikian adanya. Siapakah yang membangun sekolah ini, saudara-saudara?”

Anak-anak serempak menjawab, “Golkaaaar…”

Menteri dari Golkar tersebut senang dengan jawaban para hadirin.

“Lalu siapa yang membuat jalan, saudara-saudara?” tanya menteri lagi.

“Golkaaaar.” Jawab hadirin.

“Jadi semua pembangunan ini, dibangun oleh Golkar, Saudara-saudara. Tapi mengapa masih saja yang mengatakan pemerintah korupsi. Memangnya sIapa yang korupsi, saudara-saudara?”

Baca juga:  Humor Gus Dur: Nyedot, Kang?

“Golkaaaar.” Jawab hadirin.

Menteri tersebut terdiam. Dia tak sadar bahwa apa yang disampaikan dan pendengarnya sebenarnya tidak nyambung. Ada pun jawaban-jawaban yang disampaikan oleh peserta acara tersebut memang sudah dikondisikan untuk menyenangkan hati menteri tanpa harus mereka mengerti. Akibatnya pidato yang tujuannya untuk kampanye partai Golkar justru malah menjelekkan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
2
Terinspirasi
1
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top