Sedang Membaca
Menghampiri Kematian (3): NDE Muslim dan 10 Pelajaran Penting
Riza Bahtiar
Penulis Kolom

Peneliti Kindai Institute Banjarmasin

Menghampiri Kematian (3): NDE Muslim dan 10 Pelajaran Penting

Satu tulisan menarik yang lebih sublim tentang Islam dan NDE datang dari Joel Ibrahim Kreps, seorang psikiater yang mengadakan praktik swasta di Montreal, Kanada. Dimuat di International Association for Near-death Studies (IANDS), tulisannya terasa mencolok dengan judul The Search for Muslim Near-Death Experiences (2009). Penting ditambahkan bahwa selain merupakan mantan pengajar di Fakultas Kedokteran McGill University, Joel juga telah menjalani kehidupan tasawuf selama sekira 30 tahunan.  

Joel mengungkapkan bahwa pascapublikasi Moody bermunculanlah beragam literatur NDE dari beragam penulis dengan latar belakang keagamaan berbeda. Literatur NDE yang paling melimpah berasal dari dunia Kristiani. Terdapat juga sejumlah studi  yang dilakukan pada NDE penganut Hindu dan Buddhis meskipun menurut Joel studi-studi tersebut masih terlalu ringkas dan umum dibandingkan dengan ulasan para penulis Kristiani. Hal berbeda justru terjadi pada NDE dengan kelompok berlatar belakang agama Islam yang sangat langka. Terpicu pengamatan ini, Joel lantas berupaya menelusur bagaimanakah pengalaman NDE dialami oleh mereka yang beragama Islam.

Pakistan merupakan negeri dengan bahasa nasional Urdu. Di dalam literatur berbahasa itulah Joel menemukan sejumlah bahan yang terkait dengan NDE Muslim. Selain memperoleh tulisan Taqi Usmani, tulisan seorang dokter bernama Amjad Ali Jaffri di majalah berbahasa Urdu, Al-Balagh memberikan nuansa NDE yang lain.

Yang menarik, Jaffri mengalami peristiwa NDE dua kali. Kejadian pertama berlangsung pada Agustus 1955 saat Jaffri terlibat dalam satu klub ekspedisi Alpen di satu tempat yang dinamakan Dara Ratti Galli di ketinggian 17.000 kaki (5181,6 m) di Pakistan. Terjadi longsoran tanah dan Jaffri terkubur oleh berton-ton gundukan tanah:

Aku merasa wujudku melarikan diri, keluar dari badanku ke mana-mana. Di sekitarku ada beberapa makhluk bercahaya yang tidak kukenal. Aku teringat beberapa peristiwa kehidupan Nabi Muhammad, aku yakin itulah dia atau Ali bin Abi Thalib atau yang lainnya yang serupa. Mereka berkomunikasi denganku melalui telepati. Mereka bilang agar jangan khawatir dan tetap tenang…

Jiwaku menyaksikan pemandangan porak-poranda di sisi lain pegunungan. Aku ingat nama-nama orang di tim penyelamat yang mengkhawatirkanku. Seorang petugas di Kelompok Azad Kashmir berupaya meyakinkan supervisor operasi penyelamatan untuk menggali di tempat yang lain. Orang-orang mempercayai argumen engineer ini dan mulai menggali di tempat yang baru, tepat di mana tubuhku tak lama segera ditemukan. Ketika aku mengisahkan semua hal yang terjadi pada tim penyelamat, mereka kaget. Aku memberitahukan secara rinci apa saja yang mereka katakan, termasuk orang yang mengatakan “Lupakan dia,” dan bermaksud menghentikan pencarian. Meski demikian, mereka tetap tidak percaya padaku.

Kejadian NDE kedua dituturkan Jaffri saat ia mengalami serangan jantung pada Maret 1984. Ketika itu, Jaffri tengah berada di rumah sakit. Kemudian, dia mengisahkan:

Baca juga:  Kita Belajar Kembali Tentang Arti Mengapresiasi

Kuku dan bibirku membiru, darahku berhenti mengalir, leherku tak lagi menopang kepalaku yang rebah ke satu sisi. Istriku menjerit ketakutan, para dokter bergegas berdatangan menjalankan tindakan darurat. Obat disuntikkan ke dadaku dan mereka berupaya merangsang jantungku bekerja dengan menekan dadaku [standar tindakan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) atau Resusitasi Paru Jantung (RPJ)]. Berikutnya mereka memberikan kejutan elektrik (defibrillation) agar jantungku bekerja lagi. Para dokter akhirnya menyerah dan menutup wajahku dengan kain. Ketika seorang dokter senior menghampiri istriku dan memikirkan kata-kata untuk menyampaikan tentang kematianku, seorang dokter muda tampak dari ruangan lain mengatakan dia melihat gerakan di badanku. Perlahan aku hidup kembali setelah jantungku berhenti berdenyut lebih dari 20 menit!

Aku melihat satu pribadi bercahaya mendekat sebelum aku meninggalkan badanku. Sesaat setelah dia menyentuhku, aku merasa jiwaku meninggalkan badan. Dimulai dari kaki dan bergerak ke arah kepala. Akhirnya, aku menjadi wujud kecil bercahaya mandiri. Saat ditemani wujud cahaya lain ini aku merasa sangat tenang.

Aku sekarang di samping badanku bersama orang bercahaya ini ketika tiba-tiba satu terowongan cahaya terbentuk di sisi kananku. Aku menikmati pemandangan indah di dalam terowongan cahaya ini. Aku juga melihat gelombang energi meninggalkan rumah sakit dan diberitahu oleh wujud bercahaya di sampingku bahwa gelombang itu adalah doa-doa orang yang mendoakanku agar sadar.

            Kemudian aku diberitahu melalui telepati bahwa aku harus kembali. Pemberitahuan ini diulangi lagi karena aku tak mau beranjak kembali. Namun, ternyata kembali tak bisa ditolak. Akhirnya, seseorang mendorong dari belakang, dan aku memasuki badanku. Aku merasakan beban yang sudah kutanggung sejak lama, dan harus melakukannya lagi.

Hal penting yang bisa kita tegaskan dari pengalaman NDE Jaffri adalah pengalamannya melihat doa yang dipanjatkan sebagai gelombang energi.  Tak bisa disanggah, ini merupakan realitas doa dari perspektif Muslim.

Baca juga:  Bergerak dengan Gagasan: Renungan Diaspora Santri

Dengan dua pengalaman terpisah yang dilaluinya, Jaffri tiba pada kesimpulan menarik. Ia menjelaskan, “Selama dua pengalaman ini, saya mendapatkan 10 pelajaran berikut:

  1. Tunjukkanlah tingkah laku yang baik kepada seluruh makhluk.
  2. Kasihilah seluruh makhluk.
  3. Jangan menyakiti orang lain.
  4. Berikan orang lain hak-haknya.
  5. Jangan lupa hak Tuhan ( Allah).
  6. Lakukan perbuatan dengan cara yang baik, dengan niat yang baik, dan demi ridha (kerelaan) Allah.
  7. Ketika melakukan sesuatu untuk pertama kalinya, kalau kamu merasa itu salah, tinggalkanlah, dan jangan melakukannya lagi.
  8. Makanlah makanan yang halal dan carilah uangmu dengan cara yang halal dan teguhlah dalam kejujuran.
  9. Manusia tidak memiliki kontrol atas banyak hal dalam hidupnya seperti warna kulit, bahasa, perasaan dan temperamennya. Ini semua adalah kehendak Allah.
  10. Kapan pun seseorang merasa ragu atas tindakan-tindakannya, hendaknya dia bertanya pada orang yang lebih berpengetahuan dan memperbaiki dirinya sendiri.”

Kita bisa lihat ajaran-ajaran yang didapatkan Jaffri di atas selaras dengan warisan moral kemanusiaan yang umum. Banyak dari bimbingan ini terdapat dalam aneka pengajaran spiritual dan keagamaan manusia. Namun, terdapat beberapa konsep yang lebih tipikal terkait kesadaran Islam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top