Nurul Jadid, Rabu (22/01/25) – Nama Ummi Sumirat, mahasantri berbakat asal Kabupaten Kuningan, kembali harum di panggung nasional. Dalam ajang Call for Paper pada Muktamar Pemikiran Mahasantri Se-Indonesia ke-2, Ummi (panggilan akrabnya.reed) berhasil meraih penghargaan paper terbaik, menyisihkan 42 paper lainnya yang telah melalui seleksi ketat.
Mahasantri yang menempuh pendidikan di Ma’had Aly Kebon Jambu ini mempresentasikan karyanya yang bertajuk “Memperkuat Toleransi dalam Membangun Pluralisme Agama Menurut KH. Said Aqil Siradj”. Paper ini tidak hanya dinilai unggul dari segi konten, tetapi juga relevansi terhadap isu-isu aktual masyarakat Indonesia. Dengan bimbingan akademik dari Hilyatul Aulia, M.Pd., karya ini mendapatkan pujian sebagai kajian yang sensitif dan memiliki kedalaman analisis.
Menurut Ahmad Husain Fahasbu, salah satu reviewer dalam muktamar tersebut, karya Ummi tidak hanya menarik perhatian karena isu yang diangkat, tetapi juga pendekatannya yang menunjukkan ciri seorang peneliti sejati. “Semua paper yang dipresentasikan pada Muktamar Pemikiran Santri Indonesia 2025 hemat saya memiliki nilai kelebihan baik secara konten atau metode penulisan, tetapi paper yang ditulis oleh sdri. Ummi Sumirat ini memiliki daya tarik yang beda. Penelitian yang dibahas isu mutakhir aktual dan termasuk isu penting dalam konteks kehidupan Indonesia. Dia juga hadir benar-benar sebagai peneliti bukan sekadar penulis. Sekali lagi, paper dalam acara Muktamar ini saya berharap bisa segera dikonsumsi publik luas,” ungkapnya.
Muktamar ini menjadi ajang strategis untuk mempertemukan para mahasantri dari berbagai penjuru Indonesia. Dari 20 panelis yang terpilih, Ummi Sumirat tampil sebagai yang terbaik, menunjukkan tingginya semangat literasi di kalangan generasi muda Islam. Dalam sambutannya, Nyai Hj. Lathifah Wafi, M.Th.I., pemangku wilayah Al-Lithifiyah, mengungkapkan harapan besarnya. “Mahasantri di Ma’had Aly ditempa untuk menjadi warasatul ulama penerus tradisi keilmuan Islam yang siap menjawab problematika umat. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kemampuan untuk menjalankan amanah ini.”
Dalam kesempatan wawancaranya, Ummi Sumirat mengungkapkan rasa syukurnya atas prestasi yang diraih. “Saya sangat bersyukur terpilih menjadi penulis paper terbaik di Muktamar Pemikiran Mahasantri se-Indonesia. Ini merupakan penghargaan atas kerja keras dan dedikasi saya serta orang-orang yang membantu dan mendukung saya. Menurut saya, tidak ada satu yang terbaik dari 20 panelis karena semuanya terbaik dan luar biasa.”ujar wanita berusia 20 tahun ini dengan penuh rendah hati.
Muktamar Pemikiran Mahasantri Se-Indonesia ke-2 menjadi momentum penting bagi para mahasantri untuk mendalami problematika yang berkembang, khususnya dalam konteks fiqh peradaban. Di tengah arus perubahan yang kompleks, partisipasi aktif seperti yang ditunjukkan Ummi Sumirat adalah bukti nyata bahwa generasi muda Islam mampu memberikan solusi atas isu-isu kontemporer secara progresif dan inklusif.
Semangat literasi dan kolaborasi di kalangan Ma’had Aly kini menjadi tumpuan harapan untuk membangun masa depan peradaban Islam yang lebih terbuka, kreatif, dan menjawab kebutuhan zaman.(fzlmfd)