Sedang Membaca
Ulama Banjar (40):KH. Ahmad Djamhari
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (40):KH. Ahmad Djamhari

Kh. Ahmad Djamhari Png

(L. 1912)

KH. Ahmad Djamhari sehari-hari dipanggil dengan Guru H. Djamhari. postur tubuhnya yang kurus memberi gambaran kesederhanaan hidupnya adalah “berbuat baik dan jujur untuk orang banyak”. Nama H. Ahmad Djamhari dikenang sebagai tokoh yang membuat desain pertama bangunan Masjid Raya Amuntai dan penulis kaligrafi pertama pada masjid kebanggaan masyarakat Hulu Sungai Utara itu.

Setelah tamat Sekolah Rakyat pada tahun 1925, dengan tekad yang kuat dan kemauan yang keras, Djamhari muda berangkat meninggalkan Amuntai menuju Mekkah untuk belajar di Hifzu al Qur’an dan Qiraat sab’ah. Pengetahuan yang dia dapatkan selama 4 tahun belajar di Mekkah membuat ia sangat piawai dalam ilmu tajwid.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Makkah, H. Ahmad Djamhari kembali ke Amuntai dan aktif mengembangkan ilmu Tajwid dan Tahfiz al Qur’an. Beliau memiliki suara yang lembut mengalun sehingga membuat orang terpukau bila mendengar bacaannya. Beliau sangat mahir dalam membaca Qira’at Sab’ah.

Aktivitasnya sehari-hari sebagai pengajar di Perguruan Normal Islam Amuntai dan pada tahun 1955, kemudian ia diangkat menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Hulu Sungai Utara. Hasil pemilihan Umum tahun 1955 mengantarnya menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Kiai kelahiran Balikpapan tahun 1912 itu kemudian dipercaya menjadi Ketua DPRD Kabupaten Hulu Sungai Utara (1958-1959). Setelah menyelesaikan tugasnya di lembaga legislatif itu, KH. Ahmad Djamhari dipercaya lagi menduduki jabatan Anggota BPH (Badan Pemerintah Harian) Hulu Sungai Utara (1961). Tuan Guru ini pernah mePaling Banyak Digunakannjadi Ketua Nahdlatul Ulama Cabang Hulu Sungai Utara.

Baca juga:  Wawancara Khusus Prof. Azyumardi Azra dengan Prof. Nurcholis Madjid 37 Silam: Tentang Demokrasi, Asas Tunggal, Pembaharuan dan Sekulerisasi (2)

Ayah KH. Ahmad Djamhari bernama H. Muhammad dan ibunya bernama H. Banjar urang palampitan Amuntai. Dari perkawinannya dengan Hj. Masniah Majid ia telah dikaruniai tujuh orang putera-puteri. Semuanya sudah berpredikat haji. Mereka adalah Hj. Luthfiah, H. Ahmad Madani, H. Musthafa Fajri, H. Mukarram Fikri, H. Syakdullah Rabi’i, Hj. Latifah, H. Muthahar Fauzi. Kini KH. Ahmad Djamhari telah tiada tapi namanya yang harus tetap semerbak di hati umat.

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top