Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (171): KH. Hasan Effendi Mr, S.Pd, M.Pd.

H. Muhammad Thayib

K.H. Hasan Effendi lahir tanggal 27 Juli 1954 di desa Banua Hanyar Sungai Pandan, Alabio. Beliau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beragama. Ayahnya bernama Muhammad bin Ummal sedangkan ibunya bernama Mastura binti H. Rafa’i, kedua orang tua ini sama-sama guru mengaji. Banyak orang yang belajar membaca Alquran kepada keduanya, terutama membaca dengan tartil maupun tilawah. Malah K.H. Hasan Effendi sendiri belajar mengaji sampai khatam dengan kedua orang tua tersebut.

Ketika berusia 7 tahun Hasan Effendi kecil dimasukkan ke Sekolah Dasar di Rantau Bujur Tengah. Ketika duduk di kelas enam oleh orang tuanya dipindahkan ke Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Jinan di Rantau Bujur Hulu. Setelah tamat belajar selesai di Madrasah Ibtidaiyah tersebut (1967) Hasan Effendi tidak bisa meneruskan pelajaran ketingkat berikutnya, karena kondisi ekonomi orang tuanya tidak memungkinkan. Namun semangat Hasan Effendi tidak pernah padam. Anak yang tangguh dalam menghadapi tantangan itu memanfaatkan waktunya untuk tetap dan terus belajar, yakni dengan cara “mengaji duduk”. Hasan Effendi belajar kitab kuning denganTuan Guru H. Busyra dan Tuan Guru H. Nasri.

Pada tahun 1970 Hasan Effendi melanjutkan pendidikan formalnya, yakni menjadi siswa Pendidikan Guru Agama Nahdlatul Ulama (PGANU) 6 Tahun Kelayan A No. 135 Banjarmasin. Di PGANU ini Hasan Effendi belajar dengan giat, rajin dan tekun sehingga memiliki prestasi yang membanggakan, antara lain sudah mahir dalam berpidato (muhadharah) dan mengarang. Dalam lomba muhadharah dan mengarang antar siswa, beliau sering meraih juara pertama.

Hasan Effendi ketika di bangku sekolah sangat menonjol di bidang organisasi. Beliau selalu terpilih sebagai Ketua Umum organisasi kesiswaan selama beberapa periode. Dengan peran beliau itu nama PGANU tercatat sebagai sekolah berprestasi, sering menjadi juara dalam berbagai cabang lomba antar sekolah agama di kota Banjarmasin, baik di bidang seni maupun olahraga. Apalagi ketika itu PGANU ini termasuk sekolah swasta yang favorit dan banyak sekali siswa-siswinya.

Baca juga:  Mengenal KH. Afifuddin Muhajir (4): Bagaimana Kiai Afif Memberi Argumen Terhadap Negara Pancasila?

Setelah selesai atau menamatkan PGANU 6 tahun, Hasan Effendi meneruskan studinya ke Perguruan Tinggi. Beliau memilih Fakultas Syariah IAIN Antasari Banjarmasin, dan beliau seangkatan dengan Prof. Dr. K.H. Hafiz Anshari AZ, (sekarang Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat). Karena ketidakcukupan biaya, lagi-lagi kuliahpun tidak bisa diselesaikan, namun beliau bersamaan dengan kuliahnya sempat belajar di Kursus Pendidikan Guru (KPG) selama setahun dan mengikuti ujian Sekolah pendidikan Guru (SPG), dan berhasil lulus.

Dengan berbekal ijazah SPG tersebut K.H. Hasan Effendi mencoba mengadu nasib menjadi pegawai negeri. Berkat kerja keras dalam belajar dan selalu berdoa kepada Allah, beliau lulus menjadi guru Sekolah Dasar (SD) dan diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) terhitung mulai tanggal 1 Februari 1977 ditempatkan di Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Kotabaru.

Didukung bekal ilmu pengetahaun yang dimiliki, K.H. Hasan Effendi terjun ke dunia dakwah. Beliau menjadi juru dakwah atau muballigh keliling baik di wilayah Pagatan dan sekitarnya, bahkan hingga ke luar daerah. Sejak saat itulah sebagian besar masyarakat Tanah Bumbu menjadi semakin akrab dengan beliau.

Tak Cuma di sekitar Tanah Bumbu saja, K.H. Hasan Effendi juga sering berdakwah pada beberapa tempat seperti di daerah Kotabaru, Tanah Laut, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah dan kota Banjarmasin.

Setahun setelah menjadi pegawai negeri, tepatnya di tahun 1978, tibalah saatnya bagi Hasan Effendi untuk membangun rumah tangga, beliau menyunting wanita pilihan sendiri Hj. Arliah. Suami isteri yang berbahagia itu telah dikaruniai tiga orang anak, yaitu Ahmad Khaidir, S.Pd.I, Nor Laily, S.Pd.I dan yang bungsu Ahmad Fuady.

Karir sebagai pegawai negeri sipil dilakoni oleh K.H. Hasan Effendi terus menanjak. Pada tahun 1984 ia diangkat menjadi Kepala SDN Kanwar Sebamban II Kecamatan Satui, kemudian pada tahun 1987 menjadi Kepala SDN Sungai Durian I, dan seterusnya pada tahun 1990 menjadi Kepala SDN Pasar Baru 2 Pagatan. Kemudian tahun 1996 menjadi Pengawas TK/SD di Pagatan. Empat tahun berikutnya ia dipercaya menduduki jabatan sebagai Kepala Kantor Departemen Pendidikan Nasional (Kandepdiknas) Kecamatan Batulicin, lalu tahun 2001 pindah ke Pagatan. Selanjutnya tahun 2002 menjadi kepala Cabang Dinas pendidikan Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban dan Satui. Tahun 2005 menjadi kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Luar Sekolah (PLS) di Kantor Dinas pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu.

Baca juga:  100 Tahun Soeharto (1): Bocah dan Doa

Pada tahun 1990 K.H. Hasan Effendi menyelenggarakan Majelis Taklim di kediamannya sendiri dan diberi nama Majelis Taklim Nurul Islam. Pengajian beliau selalu dihadiri oleh jemaah, baik laki-laki maupun perempuan, mereka berdatangan dari berbagai pelosok desa. Pada tahun 1998 K.H. Hasan Effendi diberi kesempatan oleh Allah menunaikan rukun Islam kelima, atau memenuhi panggilan Nabi Ibrahim, guna melaksanakan ibadah haji bersama isteri ke tanah suci Mekkah Mukarramah dan Madinatul Munawwarah.

Di kalangan pegawai dan pejabat pemerintah beliau akrab dipanggil Pak Hasan. Sementara di lingkungan Majelis Taklim beliau biasa dipanggil Abah Hasan, sedangkan di kalangan keluarga atau anak cucu sendiri, beliau dipanggil dengan sapaan yang khas, yakni Kai Janggut. Hal tersebut menunjukkan bahwa K.H. Hasan Effendi memang dikenal luas oleh berbagai kalangan.

Perjalanan hidup K.H. Hasan Efendi di tahun 2002 boleh dibilang sangat bersejarah, sebab dipercaya oleh Habib M. Sholeh Al-Iderus Shohibul Kautsar untuk memimpin Pondok Pesantren Al-Kautsar Sekapuk di Satui Kabupaten Tanah Bumbu. Akan tetapi berhubung saat itu masih terikat sebagai PNS, beliau hanya dapat mendatangi pondok sekali seminggu. Sejak 1 Juli tahun 2006 beliau meninggalkan karirnya sebagai Pejabat Eselon III demi mengabdi di Pondok Pesantren Al-Kautsar. Di Pondok Pesantren inilah beliau bertekad untuk mengabdikan diri hingga akhir hayat, sesuai dengan panggilan hati nurani seorang ulama.

Baca juga:  Gagasan Buya Said Aqil Siradj Ihwal Fenomenologi Pesantren Saat Ini

K.H. Hasan Effendi juga mengantongi ijazah SPGN tahun 1976, D II PGSD tahun 1993 dan S1 FKIP Uniska jurusan Bimbingan Konseling serta S2 Program Pascasarjana UNIPA Surabaya.

Ada sejumlah prestasi yang pernah diraih K.H. Hasan Effendi, yaitu juara I MTQ tingkat pelajar se-kota Banjarmasin. Menjadi koordinator Dewan Hakim MTQ tingkat kabupaten Tanah Bumbu, Dewan hakim MTQ provinsi Kalimantan Selatan, mengajar Alquran khusus kepada para ustadz-ustadzah, imam masjid dan masyarakat Al-Kautsar. Bidang seni yang ditekuni adalah menulis puisi dan drama pentas, pernah menjadi juara I dalam lomba seni drama tingkat Kabupaten Kotabaru, dan juara harapan I tingkat provinsi Kalimantan Selatan.

Karya tulis beliau antara lain, Ikhtisar Ilmu Tauhid, Ma’rifatut Tasawwuf, Fiqhul Ibadah, Bimbingan manasik haji Praktis, dan Kumpulan Doa Belajar. Sebenarnya dalam hal tulis-menulis bagi K.H. Hasan Effendi bukanlah sesuatu yang sulit, sebab sejak duduk di bangku PGA Nahdlatul Ulama Banjarmasin sering meraih juara lomba mengarang. Khusus sebagai pendidik, karya tulis yang dihasilkan adalah Fungsi Kelompok Kerja Kepala Sekolah dalam meningkatkan nilai rata-rata Ebtanas, Peran pengawas TK/SD dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Pembinaan Mental Remaja, Pengaruh Kebudayaan terhadap Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, serta Peranan pendidikan dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Sebagai seorang ulama dan anggota Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tanah Bumbu, K.H. Hasan Effendi selalu berusaha menggunakan waktu sebaik-baiknya. Terkait dengan pemanfaatan waktu inilah beliau memiliki prinsip hidup yang patut menjadi renungan kita semua, yaitu: “Dalam urusan kebajikan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. K.H. Hasan Effendi adalah sosok yang sarat dengan keteladanan, keuletan dan kemandirian.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
5
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
1
Terinspirasi
2
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top