(L. 24 Nopember 1941 – W. 15 Juni 2013)
Bagi kalangan warga Muhammadiyah, nama Drs. H. Adijani Al-Alabij, S.H dikenal sebagai tokoh yang mempunyai peran penting dalam pergerakan organisasi Muhammadiyah di Kalsel. Di masa mudanya pri kelahiran Alabio 24 Nopember 1941 ini sudah menjadi Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Banjarmasin IV/Banjar Kota (1963-1967) dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Selatan (1971-1977) serta aktif sebagai Wakil Komandan KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Muhammadiyah) Cabang Banjarmasin IV tahun 1966 yang ikut membasmi G. 30. S/PKI dengan komandannya pada waktu itu H. Husin Rasyid.
Hampir seluruh waktunya dicurahkan untuk melaksanakan misi Muhammadiyah, yaitu memberantas TBC (Takhayul, Bid’ah dan Churafat). Dalam aktivitasnya sebagai seorang mubaligh, mantan Wakil Ketua PWI Kalsel (1977-1981) ini dari masjid ke masjid selalu mengingatkan umat untuk menjauhi perbuatan syirik serta menjalankan ajaran Islam berdasarkan Alqur’an dan hadits. Karena kegigihannya itulah ia dipercaya sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan periode 2005-2010. Adijani al Alabij menggantikan Drs. H. M. Ramli yang terpilih menjadi Anggota DPD-RI 2004-2009. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banjarmasin IV/Banjar kota (1982-1985) dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan selama empat periode (1985-2005).
Karena kemampuan beliau sebagai da’i (mubaligh) dari tahun 1966, maka Wakil pemimpin Redaksi surat Kabar Harian Mercu Suar/Pembaharuan (1966-1987) ini, dipercaya pula sebagai keua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia Propinsi Kalimantan Selatan (2001-2006), Ketua Redaksi Penyuluhan/Penerangan Bank Matta cabang Kalimantan selatan (dua periode), Sekretaris Perkumpulan keluarga Berencana Indonesia (1999-2005) dan Anggota Dewan Pengawas Syariah bank perkreditan Rakyat syariah bekah Gemadana. Bahkan dalam amal usaha yang dikelola oleh organisasi Muhammadiyah pun mantan Ketua Pengurus masjid Al-Jihad (2003-sekarang) ini duduk sebagai Anggota Senat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin (1999-2008) dan Pengurus Bait al Tamwil Muhammadiyah Al-Jihad.
Sarjana hukum jebolan Universitas Lambung Mangkurat Jurusan Keperdataan Tahun 1987 ini, oleh orang tuanya H. M. Saifullah dan Hj. Marwiyah mula-mula disekolahkan di SR VI Tahun Muhammadiyah di Alabio (1953) kemudian meneruskan ke PGAN IV Tahu di Banjarmasin (1957) dan PHIN di Yogyakarta (1960). Dan pada tahun 1960 lulusan sarjana syari’ah IAIN Antasari jurusan Qadla (1976) diangkat sebagai diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan ditempatkan di Kantor Inpseksi pendidikan Agama kabupaten Kapuas. Beberapa tahun bertugas di Kuala kapuas, Drs. H. Adijani Al-Alabij, SH dipindah ke kantor Inspeksi Pendidikan Agama Kalimantan Tengah di Palangkaraya (1961-1963). Kemudian 1963 Adi (sapaan beliau) mendapatkan tugas belajar di Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga cabang Banjarmasin (ditahun yang sama). Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut, beliau pernah bertugas di Fakultas Syariah IAIN Antasari Banjarmasin, menjadi Anggota Senat Fakultas Syariah IAIN Antasari (1999-2005) dan Anggota Senat IAIN Antasari.
Adi dengan sederet prestasi dan pengabdiannya telah menerima anugerah berupa Satya Lencana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia (1997). Demikian juga karena pengalamannya sebagai seorang jurnalis, ia diminta menjadi Penyunting Ahli Majalah Ilmiah IAIN Antasari Khazanah dan Editor majalah Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Antasari.
Selama berkecimpung di organisasi Muhammadiyah, penulis buku “Perwakafan Tanah di Indonesia dalam teori dan Praktek” ini pernah diutus sebagai peserta pada “Seminar on Law Cost Audio Visual media” oleh International Audio Visual Resource Service (IAVRS)/ International Planned Parenthood Federation (IPPF) di Manila, Filipina (Nopember 1976), Anggota Misi Muhibbah PWI Cabang Kalimantan selatan ke Malaysia (Agustus 1980), Anggota Tim Pembimbing Haji Indonesia utusan dari PWI Pusat (1981), Anggota Tim Pembimbing Haji Indonesia utusan Muhammadiyah Wilayah Kalimantan Selatan ke Saudi Arabia (1996) dan Melaksanan ibadah umrah / haji ONH biasa.
Peraih penghargaan Juara II Keluarga Sakinah Teladan Nasional dari Menteri Agama Republik Indonesia (2004) ini menerapkan hidup sederhana, bersahaja dan hemat serta selalu membina kehidupan yang rukun dalam keluarga, sehingga mengantarkan suami Hj. Idalia Hafni ini mendapatkan Penghargaan dari Pengurus PKBI Pusat sebagai Relawan untuk darma Bakti dalam Mewujudkan Keluarga Bertanggung jawab di Indonesia (1999). Adi dikaruniai enam orang anak yaitu Ir. Aidi Noor, MP, Irwan Azhari, SE, Dewi Laila Immawati, Se, Irfan Anshari, S. Sos, Lisa Elvina, SH, dan Rudi Anwari, S. Ag. Adi mempunyai prinsip hidup yang patut yang patut diteladani yakni kebenaran hakiki hanyalah dari Allah dan Rasul-Nya sedangkan kebenaran ilmu bersifat relatif.
Terhitung mulai 1 Desember 2006 ini, Adi memasuki masa pensiun sebagai PNS dengan masa bakti untuk Negara selama 47 tahun 8 bulan (termasuk masa kerja fiktif satu tahun karena kelebihan masa balajar di PGAn dan PHIN).
Pada hari Sabtu tanggal 15 Juni 2013 sekitar pulul 04.10 Wita, keluarga besar Muhammadiyah wilayah Kalimantan Selatan berduka. H Adijani Al Alabij sebagai salah satu tokoh dan sesepuh Muhammadiyah, meninggal dunia. Mantan Pimpinan Muhammadiyah Kalsel periode 2005-2010 ini meninggal di Rumah Sakit Islam Banjarmasin dalam usia 71 tahun akibat stroke. Dimakamkan di Magbarah Pematang Gambut Km 14.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.