Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (136): KH. Ahmad Suhaimi, A.Md

Kh. Ahmad Suhaimi

L. 2 Januari 1941)

KH. Ahmad Suhaimi adalah seorang guru yang mengajarkan Al-Qur’an sejak tahun 1960. Suhaimi banyak melahirkan qari/qariah dan hafidz/hafidzah terbaik dari Hulu Sungai Utara. Namanya terkenal dimasyarakat tidak terkecuali dikalangan akademisi, karena dia adalah salah seorang pengajar di STIQ Amuntai.

Sejak muda orang Pakacangan ini tekun membaca Alquran. Untuk mengembangkan bakatnya tersebut H.Ahmad Suhaimi terus belajar di bawah bimbingan guru-guru Al Qur’an yang masyhur. Usaha dan kerja kerasnya ternyata tidak sia-sia, ia mampu menunjukkan prestasi dan berhasil dinobatkan sebagai qari terbaik. Karena keahliannya dalam seni baca Al qur’an, ia sering menjadi Dewan Hakim pada Musabaqah Tilawatil Al Qur’an.

Profesi sebagai guru agama dilakoninya sejak ia masih muda, kira-kira umurnya waktu itu sekitar dua puluh tahun. Pria kelahiran 2 Januari 1941 ini menamatkan sekolahnya di Sekolah Rakyat 6 Tahun (1954) dan melanjutkan pendidikannya ke Normal Islam Amuntai selama 6 tahun. Setelah lulus Suhaimi mulai memberikan pelajaran kepada masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, bahkan sampai keluar kota Amuntai, seperti Muara Uya, Haruai, Alabio, dan Danau Panggang.

Pada tahun 1967 Ahmad Suhaimi mengikuti ujian PGA 6 Tahun dan lulus, kemudian diangkat menjadi pegawai negeri (Guru Agama) dengan tugas guru agama di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Setelah 6 bulan bertugas di SDN, ia dipindahkan ke SMP Negeri I Amuntai (1969-1976), H. Ahmad Suhaimi kemudian diminta untuk membagikan ilmunya ke Madrasah Normal Islam Putera Amuntai, dan sempat menjadi kepala Madrasah Tsanawiyah Normal Islam Putera (1993-2001).

Baca juga:  Ki Hadjar Dewantara: Sekolah dan Sejarah

KH. Ahmad Suhaimi berhasil membawa anak-anak didiknya menjadi manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan umum, tetapi juga mempunyai pengetahuan agama yang cukup. Dalam kamus hidup H. Ahmad Suhaimi, tidak ada kata berhenti mengajar dan belajar. Sesudah ia menyelesaikan pendidikan D-III nya (1999), ia kemudian menjadi dosen di STIQ Amuntai.

Bertakwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nyamerupakan bagian dari prinsip hidup dari suami Hj. Djuraidah ini. Mereka dikaruniai lima orang anak yaitu Zaidan Ahmadi, Rusdian Noor, Ahmad Raihan, S.Ag. MM., Ahmad Rusyadi, S.Ag, Ahmad Baihaki, S.Ag.

Pembangunan TK/TP Al Qur’an dan Langgar Nurul Muttaqin di kampung halamannya di Desa Pakacangan Amuntai adalah wujud dari rasa syukurnya akan nikmat Allah SWT. Kecuali seorang qari, H. Ahmad Suhaimi adalah salah seorang ulama yang tekun, tawaddhu senantiasa mengabulkan hajat masyarakat dan selalu mengisi majelis-majelis taklim, khutbah Jumat, terutama sekali di majelis taklim Al Ikhlas.

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top