(L. 10 Agustus 1935 – W. 1998)
KH. M. Suberi Akhyatie, biasa dipanggil Haji Suberi. Beliau lahir di Amuntai Hulu Sungai Utara 10 Agustus 1935. Pendidikan yang ditempuh adalah Sekolah Rakyat (SR), Normal Islam Amuntai dan Pondok Pesantren Gontor Ponorogo. Setelah lama mengabdi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) pada Departemen Agama Republik Indonesia, akhirnya beliau menduduki jabatan Kepala Seksi Penerangan Agama Islam Kantor Departeman Agama Kotamadya Banjarmasin mulai tahun 1987 hingga 1991.
Tugas dan jabatan yang beliau pegang sangat menunjang dengan posisi sebagai muballigh di tengah-tengah masyarakat. Karena itulah tampilnya H.M. Suberi Akhyatie di medan dakwah sekaligus membawa misi Departemen Agama dan sekaligus meningkatkan keimanan serta ketakwaan umat. Mengajak mereka untuk selalu memberikan sesuatu yang terbaik untuk agama, nusa dan bangsa demi kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat.
Pengalaman berorganisasi yang pernah digeluti H. M. Suberi Akhyatie cukup banyak, baik di tingkat kota/kabupaten bahkan hingga ke tingkat provinsi. Beberapa organisasi yang pernah diikuti secara aktif tersebut adalah sebagai berikut:
- Kepanduan (Pramuka).
- Gerakan Pemuda Islam GPI)
- Jamiatul Washliyah.
- Sekretaris Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) Kota Banjarmasin.
- Sekretaris Majelis Dakwah Indonesia (MDI) Provinsi Kalimantan Selatan.
- Sekretaris MUI Kota Banjarmasin.
Selain dalam kepramukaan dan ormas keagamaan yang disebutkan di atas, H. Suberi juga memiliki pengalaman berorganisasi dalam partai politik. Dalam hal ini beliau pernah menjadi Wakil Sekretaris Masyumi (Parmusi) Pimpinan Wilayah Kalimantan Selatan. Kemudian aktif pada Biro Kerohanian Golkar Kota Banjarmasin.
Beliau pernah membangun Madrasah Wajib Belajar (MWB) 7 Tahun di Amuntai, serta aktif berceramah dan berkhutbah di Amuntai dan Banjarmasin. Juga mengisi Mimbar Jumat pada surat kabar Manuntung Banjarmasin. Penghargaan yang pernah diterima adalah Satya Lencana Kerya Setya 30 tahun. Mendirikan majelis taklim Hudaibiyah tahun 1975 di Jl Manggis Kota Banjarmasin.
KH. Suberi Akhyatie mempunyai semboyan hidup yang patut direnungkan untuk selanjutnya diamalkan, yakni: “jadikan hidupmu bermanfaat bagi orang lain”. Sedangkan wasiat atau tausiyah yang beliau sampaikan kepada kita adalah: “banyak menangis sedikit tertawa, segera bertaubat sebelum maut menjemput”.
Dari pernikahan dengan Hj. Masdiyah Hamdie, beliau dikaruniai anak 4 orang yaitu sebagai berikut: H. Hilal Najmi, BA, Ir. H. Dahyar Nazmi, MS, Ir. Munadi Suberi dan Hj. Nurul Izzatie, BSc.
Alamat rumah di KH. Suberi Akhyatie di jalan Manggis/Delima Banjarmasin. Beliau berpulang ke rahmatullah meninggalkan dunia fana, handai taulan dan sanak keluarga pada tanggal 6 Syawwal 1418 H/4 Februari 1998 dan dimakamkan di Karang Paci kilometer 23 Landasan Ulin, Banjarbaru.
KH. Suberi Akhyatie memiliki beberapa keistimewaan dalam berdakwah, dan dalam memposisikan diri sebagai ulama selalu berusaha memberi contoh terbaik. Beliau terbiasa hidup disiplin, baik di rumah, di kantor ketika masih menjadi PNS, maupun dalam pergaulan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dalam berkhutbah, beliau memiliki intonasi suara dan pelafalan yang sangat khas, sehingga menjadi ciri khas beliau. Di samping itu materi khutbah dan ceramah yang biasa disampaikan selalu menarik Beliau biasa menyisipkan cerita-cerita menarik sebagai pendukung materi dakwah, ceramah atau khutbah. Bahasa yang dirangkaikan beliau sangat indah, enak didengar dan mudah dipaham; sehingga tidak akan pernah bosan mendengarkannya.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.