Film bertajuk “Tambang Pasir” karya pelajar SMA Negeri Bukateja Purbalingga berhasil menyabet film terbaik kategori pelajar dalam ajang Festival Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta tahun 2019.
Film yang diproduksi Sabuk Cinema ekstrakurikuler sinematografi dengan sutradara Sekar Ayu Kinanti ini berhasil menyisihkan lima nominee lainnya dan salah satunya juga berasal dari pelajar Purbalingga yaitu SMK Negeri 1 Purbalingga dengan film berjudul “Orang-Orang Tionghoa”.
“Kami tidak menyangka sampai pada titik ini yaitu menjadi terbaik di FFD. Semoga ini memotivasi adik-adik kelas kami agar tahun ini mampu memproduksi film lebih baik lagi,” ujar Anti panggilan Sekar Ayu Kinanti usai malam penganugerahan FFD Sabtu, 7 Desember 2019 di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta.
Film berdurasi 15 menit ini tentang penambangan Galian C yang hampir seluruhnya menimbulkan persoalan di tengah warga Purbalingga. Terlebih penambangan ilegal dan menggunakan alat berat yang tak hanya merugikan penghidupan warga namun juga merusak lingkungan.
Dalam catatan dewan juri, yang diutarakan salah satu juri yaitu ST Kartono, menilai film “Tambang Pasir” mampu mengangkat isu sosial yang nyata di masyarakat dan terdampak karena adanya aktivitas penambangan. “Dengan adanya aktivitas penambangan, masyarakat ikut terdampak langsung baik secara lingkungan maupun ekonomi,” jelas juri yang juga guru di SMA Kolese De Britto, Yogyakarta.
FFD merupakan salah satu festival film bergengsi di Indonesia dan merupakan festival film tertua di Asia Tenggara yang digelar sejak 2002. Tahun ini, FFD digelar mulai 1-7 Desember 2019.
Sekar Ayu Kinanti datang ke festival bersama saudara kembarnya Sekar Ayu Kinasih yang menjadi kamerawati di film “Tambang Pasir” serta guru pembina ekskul sinema Purbandaru Adi Susila, S.Pd.
Menurut Purbandaru, dokumenter ini tidak bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di film. “Tentu tidak ke arah sana, terpenting yaitu bagaimana anak-anak mengenal bahkan belajar bergulat dengan persoalan sosial kemasyarakatan lewat media film,” tuturnya.
Hampir setiap tahun, film pelajar Purbalingga masuk sebagai nominee di Festival Film Dokumenter, beberapa diantaranya menjadi yang terbaik. Pada FFD 2018, film “Sum” masuk sebagai nominee, juga pada FFD 2017 lewat film “Beras Bosok Kanggo Rakyat”, FFD 2016 mendapat special mention untuk film “Kami Hanya Menjalankan Perintah, Jenderal!” dan nominee untuk “Galian C”, FFD 2014 terbaik untuk film “Penderes dan Pengidep dan nomine untuk film “Segelas Teh Pahit”.