Synchronize Festival 2019 pada hari pertama, Jumat (4/10/2019), menghadirkan spirit musik lintas generasi untuk khalayak dari berbagai kalangan. Mulai dari Angsa & Serigala, Raisa, Barasuara, Jamrud, hingga Didi Kempot ‘The Godfather of Broken Heart’. Penikmat musik lintas generasi sejak siang terus memadati area Gambir Expo, Kemayoran, hingga menjadi sangat padat dan seru pada malam hari.
“Synchronize sebagai wadah bagi musisi Indonesia lintas generasi, bersatu dan (juga) sebagai perayaan keberagaman musik dan kebersamaa bagi pengunjung” ujar David Karto selaku Festival Director Synchronize Festival 2019, dalam siaran pers yang diterima alid.id.
Lake Stage di hari pertama dimeriahkan oleh senandung dari Endah N Resha. Sisitipsi juga menjadi hiburan yang memukau bagi para fansnya dengan atraksi panggung yang berenergi dan membuat semua orang turut berjoget bersama. Jamrud sukses memadati area di District Stage membuat penonton bernyanyi lewat lagu–lagu hitsnya.
Prontaxan dari Jogjakarta dengan set musik edit funkotnya dan Club Dangdut Racun dari Bandung dengan set edit dangdutnya mampu menjadi magnet utama di XYZ Stage. Hingga penampil yang paling ditunggu–tunggu ialah ‘The Godfather of Broken Heart’ Lord Didi Kempot sebagai line up penutup berhasil menarik pengunjung yang hadir untuk memenuhi Dynamic Stage, sontak seluruh penonton begitu lepas menyanyikan lirik–lirik hits khas dengan Bahasa Jawa.
Rangkaian aksi Green Movement, aksi Crowdsourcing Project, juga nampak di District Stage dari pakaian (berwarna) bekas pakai yang masih layak untuk digunakan. Pakaian ini akan dijadikan sebuah instalasi karya yang menarik dan akan didonasikan kepada yang membutuhkan.
Upcycling Project juga menarik perhatian pengujung di selasar Gambir Expo yang mengolah bahan bekas promosi yaitu umbul–umbul dan baliho bekas untuk dijadikan sebuah produk yang memiliki nilai. Aksi Green Power Electricity nampak terlihat di seluruh area Synchronize Festival 2019 dengan total 2,7 juta Volt Ampere (VA) sebagai sumber listrik yang ramah lingkungan dari PLN, dan tidak lagi mengotori udara di sekitar. Bike to Synchronize Festival juga terealisasi dengan titik mulai di Plaza Blok M pada pukul 16:00 WIB menuju Gambir Expo Kemayoran.
Green Movement di Synchronize Fest bukan hanya sekadar kampanye semata. Pihak penyelenggara juga menyediakan sarana dan fasilitas yang memadai untuk menunjang para pengunjung hingga dapat menjalankan aksinya. Seperti kampanye Bring Your Own Tumbler, difasilitasi Water Station di area festival agar tetap dapat mengisi botol dengan air minum. Tersedia juga fasilitas wastafel untuk pencucian alat makan dan minum di food area. Area parkir sepeda pun tersedia khusus bagi para pesepeda yang hendak hadir ke Synchronize Festival.
Tak hanya itu, terdapat wadah sampah terpilah di berbagai titik agar sampah yang terkumpul dapat dipilah dan diolah dengan bijak . Pihak penyelenggara memiliki keyakinan bahwa, aksi kecil dapat membawa dampak perubahan yang besar bila dilakukan bersama–sama. Sehingga terapan ini dapat dilakukan dikehidupan sehari–hari.
Synchronize Festival 2019 sebagai festival musik tahunan yang banyak dinanti penikmat musik Indonesia dari berbagai genre dan lintas usia. Festival musik ini merupakan kolaborasi dari demajors dan Dyandra yang telah memasuki penyelenggaraan tahun keempat.
“Peningkatan penonton dari tahun ke tahun yang signifikan, menjadi input kami untuk menyediakan perluasan area demi kenyamanan penonton, yaitu District Stage yang awalnya berada di area canopy Gambir Expo, kami lakukan perluasan ke area parkir depan Hall D, JIExpo.”, jelas Hendra Noor Saleh selaku Supervisor Synchronize Festival 2019.
Sampai jumpa di hari kedua Synchronize Festival 2019, 5 Oktober 2019 ini….
It’s Not Just A Festival, It’s A Movement! (SI)