Sedang Membaca
Sabilus Salikin (59): Wirid Malam Tarekat Ghazaliyah
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Sabilus Salikin (59): Wirid Malam Tarekat Ghazaliyah

Berikut penjelasan lebih detail amalan-amalan wirid di malam hari yang terbagi menjadi lima:

  1. Waktu masuk shalat Maghrib sampai hilang kemerah-merahan mega di ufuk barat, (al-Ghazâli, Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, juz 1, Indonesia: al-Haramain, halaman: 345-346). Usai shalat Maghrib, dilanjutkan shalat sunnah 2 Rakaat. Rakaat pertama membaca Surat al-Kâfirûn dan kedua membaca Surat aI-Ikhlâs. Dilaksanakan setelah shalat Maghrib tanpa diselingi ucapan atau tindakan apapun. Kemudian shalat lagi 4 Rakaat agak lebih lama dan mengakhirinya dengan bacaan-bacaan ringan hingga habis waktunya.
  2. Dari masuk waktu `Isyâ’ hingga waktu tidur malam, (al-Ghazâli, Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, juz 1, Indonesia: al-Haramain, halaman: 346-347). Urutan-urutan wiridnya sebagai berikut:

Melaksanakan shalat sunnat 10 Rakaat, 4 Rakaat sebelum shalat `Isyâ’ antara adzan dan iqamah dan enam Rakaat sesudahnya, 2 Rakaat salam dan 4 Rakaat salam. Bacaan Alquran dalam shalat ini sebaiknya dengan ayat-ayat tertentu, seperti: penutup Surat al-Baqarah, ayat kursi, permulaan Surat al-Hadîd, dan akhir Surat al-Hasyr.

Shalat Witir 13 Rakaat. Riwayat terbanyak mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW. melaksanakan yang demikian.

Shalat Witir sebelum tidur jika tidak terbiasa bangun malam.

  1. Pada waktu sebelum tidur, (al-Ghazâli, Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, juz 1, Indonesia: al-Haramain, halaman: 348-350). Jika tidur dilakukan dengan menjaga etika yang baik, tidak ada salahnya dikategorikan sebagai wirid dan merupakan ibadah. Dalam Ihyâ’ ‘Ulûm ad-Dîn, al-Ghazâli menuliskan sepuluh etika saat menjelang tidur, diantaranya: suci dari hadats, bersiwak atau menyikat gigi, menghadap qiblat, menulis wasiat di kertas dan diletakkan di bawah bantal, bertaubat, tidak makan, tidak tidur sebelum mengantuk, berdo’a sebelum tidur, zikir sebelum tidur dan berdo’a saat pikiran setengah sadar.
  2. Lepas tengah malam hingga seperenam akhir malam, (al-Ghazâli, Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, juz 1, Indonesia: al-Haramain, halaman: 350-352). Waktu ini dipergunakan untuk shalat Tahajjud. Dikatakan tahajjud karena dilaksanakan setelah tidur malam. Selesai membaca do’a bangun tidur, segeRA mengambil air wudhu’. Mengerjakan wudhu’ lengkap dengan sunnah-sunnahnya, melaksanakan shalat menghadap qiblat dan membaca do’a iftitah, membaca tasbih, tahmid dan tahlil masing-masing 10 kali.
  3. Pada seperenam akhir dan waktu malam, yaitu waktu Sahur, (al-Ghazâli, Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, juz 1, Indonesia: al-Haramain, halaman: 352-353). Amalan-amalan pada waktu ini adalah melaksanakan shalat-shalat sunnah dan wirid hingga tiba waktu fajar.
Baca juga:  Mengenal Kitab Pesantren (38): al-Luma’, Kemilau Ushul Fiqh

Wirid-wirid di atas adalah susunan al-Ghazâli untuk para murid secara ringkas. Wirid-wirid ini tidak berlaku sama untuk para mursyid.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top