Sedang Membaca
Sabilus Salikin (57): Wirid Siang Tarekat Ghazaliyah (1)
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Sabilus Salikin (57): Wirid Siang Tarekat Ghazaliyah (1)

​Munajat Ulama Nusantara (3/Terakhir)

Wirid Siang terperinci menjadi 7, masing-masjng memiliki waktu tertentu:

  1. Dari shubuh hingga matahari terbit, (al-Ghazâli, Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, juz 1, Indonesia: al-Haramain, halaman: 335-342)., susunannya sebagaimana keterangan al-Ghazâli berikut ini:

Ketika bangun dan tidur, hendaknya berzikir kepada Allah dengan bacaan:

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيٓ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

Bacaan ini disempurnakan hingga selesai sebagaimana telah ditulis dalam buku kumpulan do’a-do’a. Selama berdo’a memakai pakaian dengan niat menutup aurat sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT Berdo’a kepada Allah SWT dalam beribadah tanpa bermaksud riya’, kemudian menuju ke kamar mandi (jika ada perlunya), mendahulukan kaki kiri dan membaca do’a yang telah di sebutkan dalam kitab thaharah saat masuk atau keluar. Kemudian bersiwak (membersihkan mulut) dan berwudhu’ dengan tetap memperhatikan hal-hal sunnah serta membaca do’a yang telah disebutkan dalam kitab thaharah. Di sini kami hanya menyebutkan salahsatu bentuk ibadah sekedar untuk memperlihatkan sisi susunan dan urutannya saja.

Selepas wudhu’ mengerjakan shalat sunnah dua rakaat, lebih utama dikerjakan di rumah sebagaimana telah dilakukan Rasulullah SAW Selesai shalat di rumah atau di masjid membaca do’a yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas:

اللهم إِنِّيٓ أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِى بِهَا قَلْبِي

Kemudian keluar rumah menuju masjid dengan berjalan tenang, tidak tergesa-gesa dan tetap sopan sebagaimana anjuran sunnah.

Memasuki masjid dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca do’a masuk masjid. Di dalam masjid diusahakan mencari tempat atau barisan paling awal jika memungkinkan. Tidak memaksakan diri jika tempatnya telah penuh sebagaimana dijelaskan pada bab shalat jum’at.

Melaksanakan shalat sunnah fajar dua rakaat jika belum mengerjakannya di rumah, disusul bacaan do’a-do’a. Jika sudah melaksanakan shalat sunnah fajar dua rakaat di rumah, hendaknya melaksanakan shalat tahiyyat di masjid. Kemudian duduk menanti jama’ah, lebih utama bersegera melaksanakan jama’ah, karena Rasulullah SAW selalu datang di awal waktu shubuh. Tidak baik meninggalkan shalat berjamaah, khususnya Shubuh dan `Isyâ’ karena pada keduanya terdapat banyak keutamaan.

Baca juga:  Mengenal Kitab Pesantren (86): At-Targhib wa At-Tarhib, Ancaman dan Berita Baik untuk Muslim Dunia

Selesai shalat sunnah fajar dua rakaat sebaiknya membaca istighfâr dan tasbih hingga datang saat shalat Shubuh berjama’ah.

Bacaan istighfâr tersebut adalah:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِيْ لَآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ 70×

Dan bacaan tasbih adalah:

سُبْحَانَ اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلهِ وَ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرْ 100×

Melaksanakan shalat fardhu dengan tetap menjaga etika lahir maupun bathin. Usai shalat, duduk di masjid berzikir hingga terbit matahari. Sebaiknya tidak berbicara, akan tetapi yang dilakukan hingga terbit matahari adalah empat hal: berdo’a, mengulan-gulang zikir, membaca Alquran dan bertafakkur (merenung).

Do’a selesai shalat dimulai dengan bacaan:

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَ سَلَّمَ، اللهم اَنْتَ السَّلَام وَ إِلَىْكَ يَعُوْدُ السَّلَام

Membuka do’a dengan cara Rasulullah SAW, yaitu dengan bacaan:

سُبْحَانَ رَبِّيْ الْعَلِيِّ الْأَعْلَى الْوَهَّابُ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ حْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَ يُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ اَهْلُ النِّعْمَةِ وَ الْفَضْلِ وَ الثَّنَآءِ الْحَسَنِ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ لَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَ لَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

Membaca semua do’a, atau menghafal sejumlah do’a yang dianggap sesuai dengan keadaannya atau yang mudah bagi lisannya. Semua amalan yang diuraikan aI-Ghazâli di atas berdasarkan pada sunnah Rasul, namun tidak menyebutkan HadisHadis itu, karena khawatir akan membutuhkan pembahasan yang sangat panjang.

Baca juga:  Sabilus Salikin (85): Adab Salik terhadap Mursyid Tarekat Rifa'iyah

Tujuan kajian adalah memberi gambaran secara umum tentang tarekat-tarekat shufi. Adapun penjabarannya terdapat pada karangan-karangan para syaikh dan imam tarekat.

Selesai berdo’a dilanjutkan membaca zikir berulang-ulang, karena dalam pengulangannya ada keutamaan. Dalam mengulang bacaan zikir tidak perlu terlalu banyak, paling sedikit mengulangi setiap bacaan 3 atau 7 kali dan paling banyak 70 atau 100 kali, dan ukuran sedangnya 10 kali. Mengulangi bacaan zikir disesuaikan dengan kelonggaran waktu, yang lebih banyak lebih besar keutamaannya.

Yang sedang dan yang baik adalah mengulanginya sepuluh kali, Yang demikian lebih memungkinkan untuk dilakukan secara teratur, meski hanya sedikit. Setiap pekerjaan yang tidak mungkin pelaksanaannya secara tetap dalam skala besar, maka yang sedikit tapi terus menerus adalah lebih utama dan lebih terasa pengaruhnya dalam hati. Berikut beberapa bacaan dziklr yang mudah dijaga:

  • لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ حْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَ يُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
  • سُبْحَانَ اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلهِ وَ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرْ وَ لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
  • سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلَآئِكَةِ وَ الرُّوْحِ
  • سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَ بِحَمْدِهِ
  • أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِيْ لَآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ
  • اللهم لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَ لَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَ لَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدّ مِنْكَ الْجَدُّ
  • لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ
  • بِاسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَ لَا فِي السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
  • اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَ نَبِيِّكَ وَ رَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ
  • أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَ أَعُوْذُ بِكَ رَبِّيْ أَنْ يَحْضُرُوْنَ
Baca juga:  Sabilus Salikin (28): Hati

Kesepuluh bacaan zikir ini jika masing-masing diulang sepuluh kali maka akan mencapai 100 kali. Hal ini lebih utama dari pada mengulang satu bacaan zikir l00 kali, karena setiap bacaan mempunyai keutamaan dan pengaruh yang berbeda dalam hati.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top