Bagi para orang tua yang ingin mengenal lebih dalam tentang pendidikan Islam yang berorientasi global, Perkumpulan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Puldapii) berkolaborasi dengan Perkumpulan Alumni Al Irsyad – Puldapia menghadirkan Islamic Education Fair bertajuk “Puldapia Expo” di area Muslim Lifestyle Festival.
Menampilkan lebih dari 50 sekolah berbasis Islam mulai tingkat SMP, SMA, boarding school, pondok pesantren, dan sekolah tahfiz. Yayasan Cahaya Papua yang berkonsentrasi pada pendidikan di Papua juga hadir.
“Dalam PULDAPIA Expo ini, kami ingin menyosialisasikan pondok-pondok pesantren yang membuka fakultas yang pada umumnya ada di Pendidikan Tinggi negeri, seperti kedokteran. Salah satunya, Pondok Nuraidah yang berlokasi di Bogor, didirikan oleh seorang dokter yang fokusnya melahirkan santri-santri dokter. Saat ini Pondok Nuraidah baru khusus akhwat. Insya Allah, akan dikembangkan terus,” papar Zuhdi Efianto, Ketua Puldapia Expo dalam siaran pers.
Lebih lanjut, Zuhdi mengatakan, lembaga pendidikan yang dihadirkan lebih berorientasi pada pendidikan tinggi ke Arab Saudi yaitu Universitas Islam Madinah, salah satu universitas favorit yang diincar lulusan pesantren.
Dalam kesempatan tersebut, dihadirkan pula talkshow bertajuk Kiat Masuk Universitas Madinah dengan mengundang narasumber langsung guru besar Universitas Islam Madinah, Syaikh Hatim Al Harby dan serta ketua tim seleksi penerimaan mahasiswa yang diketuai oleh Syaikh Abdullah An Nakhor . Talkshow berlangsung pada hari Sabtu, 31 Agustus 2019 di Hall Cendrawasih, Jakarta Convention Centre.
Universitas Islam Madinah berdiri sejak 6 September 1961 merupakan sebuah perguruan tinggi negeri di Arab Saudi di bawah Kementerian Pendidikan yang banyak diidamkan penuntut ilmu syari dari penjuru dunia. Selain karena fasktor letak di kota Madinah yang notabene sarat sejarah di zaman Rosulullah dan tempat berdirinya masjid terbesar di dunia, Masjid Nabawi, juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Tiap mahasiswa yang menuntut ilmu diberikan beasiswa penuh. Sehingga mereka tidak dipusingkan lagi dengan biaya hidup selama menuntut ilmu, sepenuhnya ditanggung pemerintah termasuk penginapan, fasilitas layanan kesehatan, transportasi harian, uang tunjangan buku, transportasi pesawat pulang-pergi bahkan uang saku. Dan, bagi mahasiswa yang berprestasi, diberikan hadiah istimewa.
Adapun untuk jenjang pendidikan, terdapat program Ma’had Lughoh (kelas persiapan bahasa), diploma, bachelor (S1), master (S2), doctoral (S3) yang terdiri dari Fakultas Alquran, Hadist, Bahasa Arab, Syariah serta Dakwah dan Ushuluddin. Selain itu terdapat juga Fakultas Umum seperti Fakultas Teknik, Sains, Komputer dan Sistem Informatika yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar. Namun sejak program ini dibuka dalam 10 tahun terakhir, jumlah mahasiswanya belum begitu banyak.
Karena itu, gelaran Muslim Lifestyle Festival menjadi suatu wahana untuk memfasilitasi pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Islam Madinah, sekaligus memperkenalkan sejumlah pesantren yang berafiliasi pada Universitas Islam Madinah.
Pesantren Modern Siap Cetak Lulusan Yang Berdaya Saing Global
Berdasarkan data dari Kementerian Agama, jumlah pesantren di seluruh Indonesia pada 2005 berjumlah 14.798 dengan santri sebanyak 3.464.334 orang. Pada 2016 persentase meningkat hampir 100%, yakni mencapai 28.194 pesantren dengan jumlah santri sebanyak 4.290.626 orang.
Ketua Puldapia Expo, Zuhdi Efianto menyoroti, dunia pendidikan Islam di tanah air tengah berbenah dan beradaptasi terhadap dinamika kebutuhan masyarakat yang berubah cepat. Integrasi kurikulum yang mengedepankan khasanah budaya nusantara dan dan global sudah seharusnya dilakukan.
Di sinilah Puldapia Expo hadir untuk menunjukkan kepada pengunjung dan masyarakat pada umumnya bahwa, wajah pesantren dan pendidikan Islam di Indonesia sudah semakin dinamis. Menepis pandangan masyarakat yang selama ini tidak sedikit yang masih menilai bahwa lembaga pendidikan Islam hanya belajar agama saja sehingga membatasi cita-cita.
Padahal justru dengan menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan Islam memiliki nilai tambah tersendiri yaitu memiliki pemahaman agama yang baik, linier dengan akhlak terpuji serta aktualisasi dalam menjalani profesi di bidangnya masing-masing.
Indonesia Muslim Lifestyle Festival berkonsep Business to Custommer (B to C) dan Business to Bussines (B to B) yang komprehensif langsung menyentuh segala aspek kehidupan muslim. “Kami berharap insya Allah Indonesia Muslim Lifefest dapat menjadi ajang berbagai lini bisnis syariah untuk saling berjejaring dalam memajukan industri syariah di Indonesia,” ungkap Direktur Lima Event, Deddy Andu.
Pameran ini berlangsung hingga Minggu 1 September 2019. Tiket masuk dikenakan sebesar Rp 25 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati berbagai diskusi bisnis, kajian, dan mengikuti berbagai lomba. Pameran berlangsung mulai pukul 09:00 sampai 21:00 wib.
Agenda Muslim Lifestyle hari ini secara keseluruhan adalah :
* studi kritis fiqih muamallah kontemporer oleh Us. Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc (13:00 – 15:00)
* Bedah Buku Pasar Muslim dan Dunia Makelar, Ust Amni Nur Baits (pukul 18:30 – 21;)
* Business Forum dan Business Matching
* Start up Business “ From Zero to Hero” bersama dengan Founder Jakcloth, Ucok Nasution, Founder Shafira, Fenny Mustafa dan Founder Juragan Kurma, Eric Nurcahya (13 :00 sd 15:00)
* Olimpiade Halal Sains dan Teknologi untuk pelajar SMU