Adapun tulisan pemenang ketiga lomba menulis Ramadan Berkah kategori Tsanawiyah adalah Ana Farihatus Sholihah. Ana adalah Siswi Mts. Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati. Selamat, Ana. Berikut tulisannya. Selamat menyimak!
“Annadhofatu minal iman” yang artinya bersih itu sebagian dari iman (dalam bahasa indonesia). Kata-kata itu tentunya sudah tidak asing lagi untuk kita dengar, apalagi bagi kalangan santri, bahkan tak jarang pula terpajang di dinding-dinding sekolah atau madrasah. Dari jargon tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa berperilaku bersih itu sangat penting nilainya, sampai perumpamaan sebagian dari iman kita. Dengan begitu iman kita belum dianggap lengkap jika kita belum menerapkan etika hidup bersih dalam kehidupan sehari hari. Seperti yang kita ketahui, banyak santri yang menjunjung tinggi jargon tersebut, namun realitanya banyak dari mereka yang belum bisa mengamalkan. Hal itu cenderung karena fasilitas kurang, aturan kurang tegas, dan kurangnya kesadaran dari diri santri tersebut karena mungkin dirasa ada hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan bisa dilakukan oleh teman santri yang lain.
Selain annadhofatu minal iman, ada juga jargon yang tidak kalah eksis di kalangan kita, yaitu “bersih pangkal sehat”. Jargon itu dapat kita simpulkan bahwa dengan berperilaku bersih secara otomatis kesehatan itu akan muncul pada diri kita, oleh karena itu maka sudah wajib hukumnya untuk kita selalu menjaga kebersihan. Terlepas dari dua jargon tersebut ada juga dalil “Allahu yuhibbul mutathohhirin” yang artinya Allah mencintai orang-orang berperilaku bersih. Tentu kalian menginginkan dicintai oleh Allah, maka mulailah gaya hidup bersih secara maksimal mulai dari sekarang.
Berbicara soal kebersihan yang sangat berhubungan dengan dengan kesehatan, kesehatan sendiri merupakan hal yang tak ternilai harganya. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjaga kesehatan. Adapun penerapan menjaga kesehatan ini dapat dilakukan dengan bermacam cara dan tentunya dapat efektif diterapkan pada diri sendiri ataupun menjaga kesehatan lingkungan. Untuk itu, rasa peduli akan pentingnya kesehatan ini perlu diajarkan dan diterapkan sejak dini agar kita terbiasa untuk melakukan etika hidup sehat. Kesadaran pentingnya kesehatan ini dapat dimulai dari hal yang paling sederhana dan paling mudah dilakukan, misalnya dimulai dari diri kita sendiri.
Bermula dari diri kita yang sehat kita dapat membangun lingkungan hidup yang bersih, kuat, dan terhindar dari segala kuman penyakit. Tentunya penting bukan? Jelas hal ini penting sekali, coba bayangkan apabila diri kita saja tidak terjaga kesehatannya, lalu bagaimana kita mau menjaga lingkungan kita? Adanya upaya untuk menghimbau masyarakat agar selalu menjaga kesehatan diri dan lingkungannya sangatlah penting. Apalagi di masa-masa sekarang ini, masa dimana sedang gencar-gencarnya darurat pandemi Covid-19. Kita benar-benar sangat diwanti-wanti untuk tetap menjaga kebersihan supaya kesehatan tubuh kita tidak goyah.
Mulai dari hal kecil yang jarang diperhatikan oleh orang banyak, sekarang sudah harus diperhatikan dengan teliti. Seperti halnya memakai masker, di hari-hari sebelum ada Covid-19, hal ini dianggap sangat sepele oleh para masyarakat. Contohnya cuci tangan, kita sendiri dapat menghitung, berapa kali kita cuci tangan dalam sehari. Jelas sangat berbeda ketika saat adanya pandemi sekarang ini yang setiap kali keluar rumah menggunakan masker dan ketika menyentuh sesuatu, kita diwajibkan harus mencuci tangan, baik menggunakan air mengalir maupun memakai hand sanitizer.
Justru terlambatnya rasa peduli ini yang perlu diperhatikan dengan serius. Kalau misalnya virus Corona ini sudah usai, akankah rasa semangat kita untuk berperilaku bersih akan usai juga? Tentunya tidak bukan? Karena baik ada maupun tidak ada, kuman penyakit kita harus tetap melakukan hal-hal baik yang menjadi kebiasaan selama pandemi demi menjaga kebersihan agar badan kita tetap sehat. Dengan begitu secara tidak langsung membuat lingkungan agar tetap kuat dan terhindar dari segala kuman penyakit. Terlebih lagi karena mencegah itu lebih baik dari pada mengobati.
Terapkan etika gaya hidup bersih di mana pun dan kapan pun. Bangun jiwa sehat agar tetap mempertahankan lingkungan kuat. Bagi kalian yang belum menerapkan gaya hidup bersih, segera berbenah mengingat dampak positif dari hidup sehat sangat banyak. Tidak hanya kebersihan diri, melainkan juga harus memperhatikan kebersihan lingkungan. Merawat kebersihan diri tentu keberadaan kita tidak akan mengganggu orang lain, misal bau badan, ataupun noda-noda yang menempel pada tubuh atau pakaian kita. Setelah merawat tubuh kita, jangan lupa merawat lingkungan yang kita tempati karena dengan begitu terbentuklah kesatuan yang kuat.
Coba bayangkan, dengan adanya lingkungan yang bersih dalam beraktivitas kita juga akan nyaman tentunya. Semisal di sekolah atau madrasah, ketika kita belajar dengan lingkungan yang bersih, kita akan merasa nyaman juga. Efeknya banyak, salah satunya belajar akan lebih maksimal. Berbeda ketika kita belajar di lingkungan kotor, misal kelas yang banyak nyamuknya, hal itu dapat mengganggu konsentrasi belajar kita sehingga belajar tidak bisa maksimal. Dan masih banyak lagi dampak-dampak positif yang kita dapatkan dari menjaga kebersihan ini. Utamanya untuk anak pondokan yg dirasa lebih rentan terpapar berbagai penyebaran kuman penyakit, sehingga diwajibkan untuk selalu menjaga kebersihan dirinya sendiri maupun lingkungannya. Yuk, jika kita merasa santri, mulai amalkan annadhofatu minal iman agar tidak hanya menjadi jargon semata.