Sedang Membaca
Menjelang 100 Tahun, NU Tingkatkan SDM bidang Sains-Teknologi dan Perkuat Kolaborasi
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Menjelang 100 Tahun, NU Tingkatkan SDM bidang Sains-Teknologi dan Perkuat Kolaborasi

Whatsapp Image 2021 02 07 At 16.41.54

JAKARTA–
Seratus tahun Nahdlatul Ulama sebentar lagi, dalam beberapa tahun lagi. Beberapa komunitas santri memberikan sumbangsih gagasan untuk meningkatkan peran Nahdlatul Ulama serta kontribusi para santri.

Hal ini menjadi kesepakatan bersama dalam dialong ‘Jelang 100 Tahun NU: Santri, Sains dan Teknologi’ yang diselenggarakan oleh Podcastren, Diaspora Santri, PCINU United Kingdom dan Santri Mengglobal, pada Sabtu (07/02/2021) malam tadi.

Agenda ini dipandu oleh Munawir Aziz (Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom) dan Kayla Zerlina Khairunnisa (Mahasiswa Nottingham University UK & Presidum Gusdurian UK). Dihadiri beberapa narasumber: Dr. M. Hasan Chabibie (Plt. Ketua Pusdatin Kemendikbud & Plt. Ketua Umum MATAN), Fahrizal Yusuf Affandi (Sekretaris PCINU Belanda & Mahasiswa doktoral Wageningen University), dan Alfian Helmi, Ph.D (alumni Hokkaido University Jepang & Dosen IPB Bogor).

M. Hasan Chabibie menyampaikan bahwa saatnya santri berkolaborasi, agar tercipta program dan kontribusi yang lebih nyata. “Saat ini banyak santri yang menjadi ahli di bidang masing-masing. Kita menjaga bidang agama, sekaligus juga menguasai sains dan teknologi. Nah, ke depan penting untuk kolaborasi,” ungkap Hasan, yang juga pengasuh pesantren Baitul Hikmah, Depok, Bandung.

Sementara, Fahrizal Yusuf Affandi menyoroti bahwa kekuatan NU itu di aspek voluntary. “Para kader NU tersebar di berbagai negara, di penjuru dunia. Mereka punya kerelaan dan pengabdian yang besar, yang harus dikanalisasi untuk pengembangan organisasi,” terang Fahrizal.

Baca juga:  Jelang Harlah Nurul Jadid dan Satu Abad NU, Mahad Aly Nurul Jadid Buka Call for Paper Muktamar Pemikiran Mahasantri 2023

Alfian Helmi menjelaskan betapa penting mengakui bahwa keilmuan pesantren itu sangat ilmiah. “Sejak kecil kita terbiasa ngaji kitab, yang punya referensi melimpah serta perbedaan pendapat antar ulama yang menjadikan kita punya banyak pilihan. Ini tradisi ilmiah yang harus kita, selain memperkuat bidang sains, teknologi yang dibutuhkan saat ini,” jelas Alfian, yang juga anggota I4 (Ikatan Ilmuan Indonesia Internasional).

Diskusi ini diselenggarakan dalam 3 serial di tiap akhir pekan, untuk mengajak para santri memikirkan 100 tahun Nahdlatul Ulama. Agenda ini juga didukung oleh beberapa komunitas, semisal Griya Peradadan, Dunia Santri Community, dan jaringan media Islam. Diskusi juga disiarkan secara langsung via media sosial 164 Channel (*).

Pewarta: Hanan Zayn

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top