Pengasuh Pondok Pesantren Al-Husaini, Solo, Jawa Tengah, KH Muchtar Toyyibi menjelaskan tentang bagaimana cara memahami strategi setan yang selalu menggoda keturunan Adam dari berbagai pintu. Dari depan, belakang, kanan, dan kiri.
Namun demikian, Allah telah memberikan hidayah dan petunjuk kepada manusia agar memahami berbagai strategi yang bakal dilancarkan oleh setan. Hal ini lantaran Allah sangat sayang kepada anak dan keturunan Adam sehingga mengenai strategi setan ini dimaktubkan dalam Al-Qur’an.
“Allah mengabarkan dalam surat Al-A’raf ayat 16 bahwa Iblis mengatakan, Ya Allah karena Engkau telah menghukum kami tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan yang Engkau jadikan jalan lurus dalam kehidupan mereka,” jelas Kiai Muchtar dalam Kajian Dhuha Pesantren Digital Majelis Telkomsel Taqwa (MTT), pada Jumat (21/5).
Di ayat berikutnya, secara gambling iblis bersumpah akan mendatangi anak Adam dari depan, belakang, kanan, dan kiri. Godaan dan gangguan tersebut bakal terus dilancarkan agar Allah tidak mendapati manusia yang bersyukur.
“Jadi setan ini akan melakukan perbuatan atau strategi dalam menghalangi hamba-hamba Allah atau manusia untuk tidak melaksanakan rasa syukur. Tidak mengakui keagungan Allah. Ujungnya tidak mau beribadah kepada Allah,” jelas Kiai Muchtar.
Pertama, setan akan datang dari depan secara terang-terangan. Seluruh perbuatan yang menyimpang akan dibuatnya menjadi sangat menyenangkan di mata manusia, sebagaimana termaktub dalam surat Al-Anfal ayat 48.
“Setan akan membuat sesuatu yang melanggar itu enak, menyenangkan. Ini yang berbahaya. Setan tahu persis apa yang disenangi manusia. Manusia senang uang maka ditampilkan atau dibawakan uang. Jadi saat melihat uang seringkali kebanyakan manusia akan tergiur dengan uang itu,” terang Kiai Muchtar.
Kemudian dalam surat Al-Baqarah ayat 268 dinyatakan bahwa setan akan menakut-takuti manusia menjadi miskin atau fakir. Karena itu, setan akan memerintahkan anak Adam untuk berbuat menyimpang.
“Misalnya kita nggak habis pikir kadang-kadang, padahal gaji sudah besar bahkan ratusan juta, tapi kenapa dia masih melakukan penyimpangan ekonomi atau korupsi? Itu karena ditakut-takuti oleh setan dengan kemiskinan,” jelas Kiai Muchtar.
Jika iming-iming yang dilakukan setan melalui pintu depan itu tidak berhasil maka manusia akan didatangi dari belakang. Karena itu, Kiai Muchtar mengajak jamaah MTT untuk berhati-hati lantaran seringkali terdapat berbagai persoalan yang diselesaikan melalui pintu belakang.
“Hati-hati kalau lewat pintu belakang, bisa jadi itu pintunya atau jalannya setan. Jelas itu jalan setan. Karena ketika ditawarkan dari depan, dia masih malu-malu. Ternyata bisanya lewat pintu belakang. Setan sangat hebat untuk memperdaya manusia,” ucapnya.
Ketiga, seringkali ada orang-orang yang sudah memiliki komitmen tinggi dan tidak bisa terpengaruh oleh godaan setan baik dari depan maupun belakang. Namun, setan tetap akan mendatangi manusia melalui pintu sebelah kanan yakni lewat perantara orang-orang tercinta.
“Misalnya kalau yang menjadi target suaminya maka didatangi istri atau anaknya. Ditawarkan segala sesuatu untuk menandatangi sesuatu. Kalau yang bersangkutan susah, maka dititipkan kepada istrinya. Kalau yang menjadi target adalah istrinya, maka setan akan mendatangi suaminya. Nanti suaminya yang akan membujuk istrinya. Begitu juga melalui anak-anaknya,” tutur Kiai Muchtar.
Selanjutnya, ada pula orang-orang yang tetap memegang teguh komitmen sehingga tidak bisa diganggu dari depan, belakang, dan kanan. Kemudian, setan akan melakukan strategi yang keempat yaitu mendatangi sisi sebelah kiri.
“Setan akan mendatangi dari sebelah kiri yaitu lewat teman-teman dekatnya. Karena itu penyimpangan perilaku manusia biasanya ada pendukung atau orang lain yang membujuknya. Kalau sudah dibujuk oleh teman dekatnya, bisa jadi seseorang akan terjebak oleh perilaku setan. Setan tidak akan pernah tinggal diam untuk terus membujuk dan menjebak manusia,” kata Kiai Muchtar.
Kiai Muchtar kemudian menyampaikan sebuah hadits Rasulullah tentang sumpah iblis terhadap anak dan keturunan Adam. Iblis berkata, “Demi kemuliaan-Mu, ya Allah, aku akan terus mengganggu dan menggoda hamba-Mu selama nyawa mereka berada di kandung badan”. Lalu Allah pun berfirman, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan terus-menerus akan mengampuni mereka selama mereka memohon ampun kepada-Ku”.
Menurut Kiai Muchtar, salah satu cara untuk bisa menghindari tipu-daya setan adalah dengan selalu memohon kepada Allah dan meminta perlindungan serta kekuatan untuk menghadapi kehidupan ini.
“Jadi manusiawi kalau kita ini ada salah dan khilaf, yang penting kita sadari bahwa kesalahan dan kekhilafan itu tidak menutup kita untuk memohon ampun. Teruslah memohon ampun dan perlindungan kepada Allah. Lebih penting lagi memohon agar kita terus diberi kekuatan oleh Allah. Mengingat Allah terus,” tutup Kiai Muchtar.