Tanggal 23 Maret 2021 ini, tepat setahun Wisma Atlet di Kemayoran menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC). Data pada 20 Maret 2021 menyebutkan, terdapat 2.645 pasien Covid-19 yang dirawat. Guna memberi semangat kepada pasien maupun tenaga medis, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun bermain angklung bersama mereka.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, Hilmar Farid menyatakan bahwa ini adalah bentuk apresiasi atas perjuangan tenaga kesehatan melawan Covid-19.
“Dengan bermain angklung bersama, kita ingin memberitahu dokter, perawat dan semua tenaga kesehatan lainnya bahwa kita semua mengapresiasi kerja keras dan pengorbanan mereka dalam perjuangan (melawan Covid-19) ini,” tutur Hilmar.
Menurut Hilmar, diskusi tentang pemulihan Covid-19 selama ini lebih berfokus pada intervensi medis saja, seperti vaksin. Sementara banyak riset yang menunjukkan bahwa seni sebagai aktivitas yang menyenangkan, berhubungan erat dengan peningkatan imunitas tubuh.
“Saya sendiri pernah dikarantina 18 hari karena Covid-19, dan dalam kasus saya, kesimpulan riset itu terkonfirmasi,” ungkapnya.
Lebih dari 1.500 pasien dan tenaga kesehatan bermain angklung bersama seniman angklung. Hilmar berharap, aksi ini bisa berkembang terus dengan melibatkan lebih banyak seniman lain dari berbagai bidang.
“Kalau masif, maka ini jadi gerakan memperkuat persatuan kita melawan Covid-19. Di samping memulihkan kesehatan juga memulihkan ekonomi kelompok kesenian yang sedang dilanda krisis. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui,” kata Hilmar.
Acara Peringatan Satu Tahun Melawan Covid-19 diselenggarakan di RSDC Wisma Atlet dengan protokol kesehatan ketat sesuai dengan SKB Mendikbud dan Menparekraf No. 20/KB/2020. Masyarakat bisa menyaksikan pertunjukan tersebut secara daring melalui kanal youtube budayasaya (*)