Kemah Literasi Nasional (KLN) yang diadakan oleh kerja sama antara Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Yogyakarta dan Komunitas Kutub Yogyakarta kini sudah memasuki H-min 2. Kegiatan ini akan berlokasi di Desa Wisata Pulesari, kecamatan Turi, kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.
“Literasi di negeri ini sangat rendah. Di antara faktor utamanya adalah kesan bahwa literasi itu membosankan. Untuk itu, kami coba menggabungkan literasi dengan sesuatu yang mengasyikkan, yaitu kemah,” ujar Aldi Hidayat, selaku Ketua Komunitas Kutub Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan perhelatan perdana yang berskala nasional dan relatif berbeda dengan pelatihan literasi pada umumnya. Pasalnya, sesuai namanya, kegiatan ini mengusung pelatihan literasi sambil kemah dan rekreasi. Tentu, tujuan panitia sedari awal adalah ingin menampilkan literasi dengan wajah baharu yang tidak membosankan bagi para generasi. Dari tujuan itu, tercetuslah ide Kemah Literasi Nasional.
“Ide ini sebenarnya sudah kami rencanakan sejak Ramadhan kemarin. Awalnya, format acara hanya terbatas pada skop Jogja di mana peserta nanti hanya datang ke tempat acara untuk menyimak materi. Akan tetapi, seiring berjalannya diskusi tiap waktu, rencana berubah menjadi lebih besar, yaitu berkemah sambil berliterasi yang berskala nasional”, ucap Lailur Rahman, selaku koordinator Steering Comitte (SC) kegiatan.
Kemah Literasi Nasional mendatangkan 5 pembicara tingkat nasional. Mereka antara lain, K.M. Faizi, kiai PP. Annuqayah, Sumenep, Madura sekaligus penyair nasional; Puthut Ea, CEO Mojok.co; Muhidin M. Dahlan, esais, arsipis dan novelis, yang karyanya, Tuhan, Izinkan Aku Jadi Pelacur tengah dalam proyek pem-bioskop-an; Joko Pinurbo, penyair nasional dan Joni Ariadinata, cerpenis nasional.
“5 pembicara ini memang rencana kami sejak semula. Meski begitu, kami merencanakan juga pembicara alternatif, khawatir salah satu dari mereka berhalangan. Untungnya, kekhawatiran itu tidak terjadi. Dari semua pemateri yang kami hubungi, tidak ada halangan yang berarti”, tegas Nibrosi, ketua Ikatan Alumni Annuqayah (IAA).
Dengan menggandeng 5 pembicara berkaliber nasional itu, Kemah Literasi Nasional berhasil menggaet 97 peserta dari seluruh Indonesia, mulai dari Bali, Malang, Ngawi, Sulawesi dan pelbagai daerah lain di seantero Nusantara.
Kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari berturut-turut, terhitung dari hari Jumat sampai Ahad. Panitia dan peserta akan menginap di homestay desa wisata Pulesari. Selama tiga hari tersebut, peserta tidak hanya menikmati suguhan materi, namun beberapa kegiatan lain yang tidak mengasyikkan, seperti Sarasehan, Forum Diskusi Grup (FGD), makan bersama, senam bersama, game, outbound, pentas seni dan lain seterusnya.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berlangsung selama 3 hari saja, namun berlanjut ke depan, minimal sebagai ajang sharing tentang ke-literasi-an antara panitia dan peserta”, ungkap Zacky Mubarok, koordinator divisi acara di sela-sela wawancara. (Ghufronologi)