Djohan Effendi adalah sosok intelektual dan aktivis yang dikenal rendah hati dan tulus dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaannya. Pergaulannya luas, tidak kenal sekat, dan dekat dengan anakmuda. Jadi tidak berlebihan jika Ahmad Gaus AF menuliskan biografi Djohan Effendi buku biografinya dengan “Sang Pelintas Batas”.
Tak heran pula, berita wafatnya Pak Djohan mengundang takziyah dari para tokoh di media sosial.
Alif.ID tadi malam meminta beberapa kalimah dari para tokoh, yang juga, murid, junior dan sahabatnya sekaligus. Berikut ini kalimah takziyah untuk Pak Djohan, yang telah pulang ke Rahmatullah di usia 78 tahun, Jumat malam, 17 Nopember 2017, di Victoria, Australia.
Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI:
Pak Djohan adalah tokoh muslim yang begitu konsisten, tekun, dan telaten membangun dialog lintas agama. Ia mempromosikan kemajemukan paham keagamaan dengan mengedepankan sisi positifnya agar agama mampu dijadikan para penganutnya untuk meningkatkan kualitas peradaban, bukan malah sebaliknya.
Saya mengenalnya sejak pertengahan 1980-an sebagai cendekiawan muslim yang rajin membimbing banyak anak muda melalui kelompok studi dan pengajian. Saya mendalami esensi agama antara lain dari forum-forum diskusi bersamanya dan tulisan-tulisannya yang tersebar di berbagai buku karangannya.
Ulil Abshar Abdalla, pendiri pengajian Ihya Online, NU:
Pak Djohan Effendi adalah ikon gerakan dialog antar-iman yang paling terkemuka di Indonesia setelah Gus Dur. Komitmennya begitu besar untuk memperjuangkan hak-hak kaum minoritas di Indonesia, terutama Ahmadiyah dan Bahai.
Ahmad Najib Burhani, Peneliti LIPI, Muhammadiyah:
Seperti Gus Dur, Pak Djohan Effendi banyak bersahabat & melindungi minoritas. Beliau adalah tokoh pluralisme Indonesia yang otentik. Beberapa orang menganggap Pak Djohan adalah Ahmadiyah. Ini karena studi perbandingan agama yang digeluti & juga studi tentang tafsir Alquran. Dalam dua hal itu, ia banyak belajar dari Ahmadiyah. Ini juga karena kehadirannya di berbagai acara Ahmadiyah & sikap simpatiknya terhadap gerakan ini.
Sudah lama saya ingin menulis tentang Djohan Effendi & Dawam Rahardjo dalam kaitannya dengan Ahmadiyah. Namun belum kesampaian, meski sebagian bahannya sudah lama terkumpul. Semoga ada waktu untuk menyelesaikannya. Selamat jalan Pak Djohan. Semoga semangat & perjuanganmu bisa kami teruskan!
Hairus Salim HS, LKiS, NU, dan sesama orang Kalimantan Selatan:
Pak Djohan Effendi adalah seorang pemikir yang rendah hati dan dekat dengan anak muda. Gerakan perdamaian secara umum dan dialog antaragama khususnya di Indonesia berhutang banyak pada kerja-kerja rintisan dan pemikiran beliau.