Pada akhir April 2000, Gus Dur sampai ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang (penerbangan yang sempat mati ini ini sekarang hidup lagi, red).
Waktu itu Gus Dur bersama, antara lain, almarhum Jaksa Agung Sukatron Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut Banser NU.
Ketika rombongan sudah siap berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas dari Banser itu melapor pada poskonya melalui handy talky.
“Halo, halo, rojer,” kata Kang Banser, “Lapor: Abdurrahman Saleh sudah mendarat di bandara Abdurrahman Wahid!” (Sumber: Ger-Geran Bersama Gus Dur, Penyunting Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan, Pustaka Alvabet, 2010)