Pimpinan Majelis Taklim Al-Fath Klender, Jakarta Timur Habib Muhammad Ridho bin Yahya menjelaskan bahwa ciri hamba yang terbaik adalah mampu bersyukur ketika menerima ujian atau ketentuan dari Allah.
“Ketika Ketentuan-ketentuan Allah menimpa diri kita, maka jadikanlah diri kita sebagai hamba yang baik,” kata Habib Ridho saat mengkaji Kitab Annashoihu Addiniyah dalam Pesantren Digital Majelis Telkomsel Taqwa (MTT), 27 Oktober 2021, diakses NU Online dari Kanal Youtube MTT, pada Kamis (4/11/2021).
Ketika sedang ditimpa ujian dari Allah, kata Habib Ridho, seorang hamba yang baik akan selalu menerimanya dengan pasrah, bahkan selalu bersyukur atas segala ketentuan yang Allah berikan.
“Artinya, jangan kita keluar dari jalur dengan ujian yang akhirnya menjadi orang-orang yang sesat atau orang-orang yang tidak terima ujian itu, dan akhirnya mencari jalan-jalan yang lain. Padahal kita tahu bahwa itu semua adalah ketentuan dari Allah. Maka sebaik-baik hamba adalah yang senantiasa pasrah kepada ketentuan Allah,” kata Dewan Guru MTT itu.
Ia mengisahkan, ada seorang yang di dalam hidupnya selalu mendapatkan ujian dari Allah. Orang tersebut memiliki anggota tubuh yang cacat, tidak punya kaki dan tangan yang sempurna. Bahkan dibutakan matanya oleh Allah. Suatu ketika, orang ini menjalankan ibadah haji dan melakukan thawaf di Ka’bah.
“Apabila orang lain melihat, maka tidak terlihat pada dirinya itu ada kesempurnaan. Intinya, hidup dia seakan-akan penuh dengan ujian. Tetapi ketika thawaf, yang diucapkan adalah alhamdulillah. Dia selalu bersyukur memuji Allah,” terang Habib Ridho.
Pada saat itu, ada seorang ulama bernama Sayyidina Abdullah bin Mubarok yang terkejut melihat perilaku orang yang tidak memiliki anggota tubuh yang sempurna tetapi justru mengucapkan hamdalah sebagai ungkapan rasa syukur.
“Maka orang itu ditanya, apa yang engkau syukuri di hidupmu sedangkan kau dalam keadaan seperti ini? Dia pun mengatakan, aku bersyukur kepada Allah karena masih diberikan lisanan dzakiran wa qalban syakiran. Lisan yang masih bisa berzikir kepada Allah dan hati yang senantiasa bersyukur. Ini luar biasa,” terang Habib Ridho, berkisah.
Fenomena itu justru berbanding terbalik dengan kebanyakan orang. Banyak yang telah diberikan harta-benda dan kekayaan tetapi enggan bersyukur kepada Allah atau selalu merasa kurang.
“Tetapi beda halnya dengan seseorang yang cacat itu yang diberikan oleh Allah apa adanya, tapi luar biasa hatinya penuh syukur kepada Allah,” katanya.
Ia juga menyampaikan tentang hidup Nabi Muhammad yang selalu bersyukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah diberikan. Diriwayatkan, Nabi Muhammad pernah menjalankan shalat malam hingga kakinya bengkak.
“Ketika kakinya bengkak, maka Sayyidatina Aisyah melihat dan bertanya, kenapa engkau melakukan seperti ini? Padahal Allah telah memaafkan dosa engkau yang telah lalu dan akan datang. Maka, Rasul mengatakan bahwa apakah tidak ingin aku menjadi hamba yang bersyukur,” kata Habib Ridho.
Menurutnya, itulah keistimewaan Nabi Muhammad. Padahal, imbuh Habib Ridho, tidak ada manusia di muka bumi ini yang mendapat cobaan lebih berat daripada Nabi Muhammad. Ujian-ujian yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad, sangatlah berat.
“Karena memang apabila Allah cinta kepada seorang hamba, maka hamba tersebut banyak diberikan ujian kepada Allah. Ujian itu bukan penghinaan, tetapi agar lebih dekat kepada Allah sehingga derajat orang-orang itu ditingkkan oleh Allah karena baik dalam menerima ujian,” pungkas Habib Ridho.