Sedang Membaca
Cara Mudah Menuju Tuhan
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Cara Mudah Menuju Tuhan

Img 20210415 101535 802

Dewasa ini, kondisi antarumat manusia sedang sangat memprihatinkan. Satu sama lain saling menyebar caci-caci maki, berita bohong, dan menebarkan kebencian. Hal ini membuat siapa pun merasa resah dan gelisah karena seperti hidup di tengah-tengah api.

Demikian disampaikan Pengasuh Pesantren Darut Tauhid Arjawinangun Cirebon, KH Husein Muhammad secara virtual, dalam Pesantren Ramadhan yang digelar Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) dan Majelis Ta’lim Telkom Grup (MTTG) bertajuk Banyak Jalan Menuju Surga, pada Senin (19/4) siang.

“Sekarang sudah tidak enak hidup itu seperti ada di tengah-tengah api, resah, gelisah, kacau, stres, pening. Itu yang sedang kita hadapi di mana-mana, entah berapa lama ini terus terjadi di antara kita sendiri. Ini kan semuanya dilarang oleh Rasulullah dan Allah,” tutur Buya Husein, sapaan akrabnya.

“Mari kita belajar bersama sebagai saudara. Kalau tidak, apakah kita akan saling bermusuhan dan mati konyol sebagai orang bodoh, sehingga kita harus saling membunuh? Innamal mu’minuna ikhwatun (sesungguhnya sesama orang Mukmin adalah saudara),” imbuhnya. Untuk menjawab kegelisahan itu, Buya Husein memaparkan ungkapan seorang sufi kenamaan asal Persia Abu Said bin Abu Khair yang menyebut bahwa terdapat lebih dari seribu jalan menuju Tuhan. Namun pada saat yang lain, dikatakan bahwa jalan tersebut sebanyak partikel yang ada di alam semesta.

Baca juga:  Kerukunan Antar-Agama Menurut Fukaha

Sementara menurut Abu Said bin Abu Khair itu, tersedia jalan terpendek, terbaik, dan tercepat menuju Tuhan. Caranya cukup dengan memberikan kenyamanan kepada orang lain. Buya Husein menyebut cara itu sangat mudah untuk diterapkan.

“Memberikan rasa nyaman kepada orang lain, itu sangat mudah sekali,” terangnya.

Buya Husein menduga bahwa jawaban Abu Said itu terinspirasi dari hadits Nabi Muhammad saat ditanya oleh para sahabat tentang siapakah Muslim terbaik. Ketika ditanya itu, Nabi menjawab, “Al-muslimu man salimal muslimuna min lisanihi wa yadihi (Muslim yang baik adalah yang kehadirannya membuat orang yang ada di sekitarnya merasa nyaman tidak terganggu oleh lisan dan tangannya).”

“Begitu. Kehadiran kita, sebagai seorang Muslim, terasa enak dan membuat orang-orang Muslim di sekitarnya merasa nyaman, enak, tidak terganggu oleh omongan, dan apalagi tangannya,” tegas Buya Husein.

Ia mengatakan ada hadits lain yang jauh lebih hebat redaksinya yaitu Al-Muslimu man salimannasu min lisanihi wa yadihi. “Seorang Muslim yang baik adalah yang membuat orang lain, bukan saja kaum Muslim yang seagama, tetapi semua manusia, dari lisan dan tangan. Inilah cara menuju Tuhan yang paling mudah,” pungkasnya.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top