Sedang Membaca
Merekatkan Iptek dan Budaya Indonesia
Nur Hikmah Mustari
Penulis Kolom

Siswi SMAN 1 Gowa. Insyaallah menjadi wanita muslim yang berpendidikan dan akan menjadi generasi penerus bangsa seperti idola saya BJ Habibie. Ingin membanggakan kedua orang tua.

Merekatkan Iptek dan Budaya Indonesia

Pengantar: Sejak 21 Januari 2019, kami menurunkan 20 esai terbaik hasil seleksi Sayembara Esai Tingkat SMA/Sederajat yang digelar akhir tahun 2018. Setelah pemuatan lima besar, 15 tulisan berikutnya dimuat berdasarkan urutan abjad nama penulisnya. 
——-

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari. Tujuan utama pemanfaatan ilmu teknologi dan sains adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik. Teknologi mengakibatkan perubahan signifikan terhadap seluruh aspek kehidupan manusia.

Di antaranya dalam perkembangan teknologi bidang informasi meliputi perkembangan infrastruktur teknologi, seperti adanya perangkat keras dan lunak, penyimpanan data, dan teknologi komunikasi (Laudon, 2006:174). Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang sangat berpengaruh dan berperan dalam segala aspek kehidupan manusia. Aspek budaya termasuk satu aspek yang sangat rentan oleh perkembangan ilmu teknologi.

Saya mengangkat topik ini karena adanya kekhawatiran saya terhadap budaya yang ada di  negara Indonesia. Saya merasa budaya yang ada di daerah khususnya daerah saya, Gowa, ada yang hilang akibat perkembangan ilmu teknologi.

Seperti yang kita lihat sekarang ini, manusia zaman sekarang menggunakan teknologi hanya ingin mendapatkan keuntungan terhadap dirinya sendiri yang dapat memudahkan kehidupannya. Jika masyarakat dapat mengarahkan teknologi ke arah yang baik, maka teknologi tersebut akan sangat bermanfaat terhadap diri masyarakat maupun orang lain.

Hal tersebut sedikit-banyak telah menjadi paradigma masyarakat. Seperti saya kutip dari Robert Freidrichs, paradigma merupakan kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya, sehingga terbentuk citra subjektif seseorang terhadap realita, sehingga berujung pada ketentuan bagaimana cara untuk menangani realita tersebut.

Baca juga:  Memahami Pemikiran Al-Ghazali (9): Ilmu Pengetahuan Menurut Imam Al-Ghazal (Part 3)

Seperti yang kita ketahui ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan, keduanya punya ikatan yang erat satu sama lain. Lahirnya sebuah teknologi adalah hasil dari ilmu pengetahuan yang ada, hasil dari manusia yang meneliti dan menganalisis sebuah ilmu. Akibat dari penemuan teknologi yang canggih maka masyarakat (besar kemungkinan ) akan meninggalkan kehidupan tradisionalnya.

Teknologi akan terus menempeli manusia seperti hama ke mana pun manusia hidup. Teknologi tidak akan pernah punah dan akan terus berkembang sampai dunia ini berakhir. Jika pada masa yang akan mendatang semua akan bergantung pada teknologi yang semakin modern, bagaimana dengan alam kita?

Seperti yang kita lihat saat ini. Jika teknologi dikembangkan pasti akan banyak pabrik-pabrik bangunan yang akan mencemarkan lingkungan hidup, dan kita akan susah menemukan pohon dan tumbuhan yang sejak dahulu sangat berguna serta memiliki banyak manfaat. Pada masa yang akan datang, pastinya  tumbuhan akan dibudidayakan juga menggunakan teknologi.

Jika kita ingin kembali ke masa yang dulu atau sebelum berkembangnya teknologi, beralih lagi ke zaman konvesional, maka hampir dipastikan semua orang tidak mau. Kondisi di Indonesia tidak berbeda jauh dengan sesama negara berkembang bahkan yang disebut lebih maju. Ilmu teknologi dan sains di Indonesia bisa dibilang cukup maju, tetapi belum merata. Hanya kota-kota besar dan orang tertentu yang memiliki akses teknologi terbaru.

Dampak Teknologi

Zaman dahulu, para petani masih menggunakan tenaga hewan dalam membajak sawah, tapi sekarang sudah jarang kita lihat. Namun saat ini, dengan perkembangan teknologi, konsekuensinya adalah sebagai berikut, merujuk  Nanang Martono seperti dikutip Muhammad Ngafifi dalam Teknologi dan Pola Hidup Manusia dalam Perspektif  Sosial Budaya (Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi (2)  halaman 34-47).

Baca juga:  Ilmuwan Besar dalam Dunia Islam (4): Mengapa Sains dalam Islam Mengalami Kemunduran?

Pertama, tumbuhnya reifikasi bahwa yang semakin luas dalam kenyataan harus diwujudkan dalam bentuk lahiriah dan diukur secara kuantitatif.  Kedua, manipulasi yaitu kemampuan manipulasi yang tinggi bagi kerangka berpikir manusia yang disebabkan kemampuan teknologi dalam mengubah dan mengolah benda-benda alamiah menjadi suatu yang bersifat antifisial demi memenuhi kepentingan manusia.

Ketiga, fragmentasi, yaitu adanya spesialisasi dalam pembagian kerja yang akhirnya menuntut profesionalisme dalam dunia kerja. Keempat, individualisasi, yang diirikan semakin renggangnya ikatan seseorang dengan masyarakatnya dan semakin besarnya peranan individu dalam tingkah laku sehari-hari.

Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan berbudaya, teknologi muncul dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkembangnya teknologi informasi yang pesat ini, peran serta masyarakat sangat besar. Teknologi saat ini telah mengubah sebagian besar budaya masyarakat dunia khususnya di Indonesia, terutama yang tinggal di perkotaan. Hal ini juga disebut dalam blogspot Rika Jayusman (rikajayusman.blogspot.co.id)

Perkembangan ini diakibatkan kemajuan dari ilmu dan teknologi manusia yang dapat menciptakan alat-alat maupun perlengkapan yang canggih untuk kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupan terlaksana dengan berbagai kemudahan. Semakin berkembangnya ilmu teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia akan mengakibatkan ikut serta tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia.

Orang makin tergantung pada teknologi yang semakin canggih, dan bisa jadi muncul kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat serta melemahnya tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong. Dari dampak tersebut terjadilah kesenjangan sosial karena masyarakat tidak terlalu aktif berkomunikasi dengan masyarakat lainnya.

Baca juga:  Sajian Khusus: Semesta Muhammad Iqbal

Misalnya telepon genggam, yang membuat masyarakat jarang bertatap muka saat berbicara dengan masyarakat lainnya. Sepeda motor sudah sejak dulu membuat masyarakat jarang berjalan kaki bersama ke ladang. Contoh lainnya yaitu permainan tradisional yang kini sudah mulai hilang dan dilupakan. Permainan tradisional yang seharusnya dimainkan oleh anak-anak perlahan hilang. Bahkan saat ini banyak orang tua memberikan gadget pada anak di bawah umur, yang belum tahu mana yang baik dan buruk, akibatnya anak tersebut mengikuti arus permainan teknologi tersebut.

Oleh karena itu, ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan:

1. Melakukan sosialisasi. Diawali dengan sebuah sosialisasi dan pemberian informasi serta komunikasi yang tepat memungkinkan masyarakat akan menerima perkembangan teknologi secara tepat dan dapat tetap melestarikan budaya Indonesia yang telah ada.

2. Pendidikan dari para orang tua. Para orang tua sebaiknya mengajarkan pada anak-anaknya cara melestarikan budaya dan mendidiknya dengan baik. Orang tua perlu membekali ilmu pengetahuan teknologi yang baik sejak dini. Jika setelah diberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang baik maka akan kecil kemungkinan anak tersebut berperilaku menyimpang atau tidak baik dan akan benar-benar anak tersebut menjadi generasi penerus bangsa yang dapat melestarikan budaya Indonesia.

Kemerosotan moral di kalangan masyarakat terjadi karena kemajuan kehidupan ekonomi dijawab dengan pemenuhan berbagai keinginan material. Kaya materi belum tentu kata moral, namun bukan berarti kaya materi tidak bisa kaya moral. Jadi,  semua itu tergantung pada diri kita,  masyarakat kita, bagaimana cara menerima masuknya teknologi dan menerimanya dengan selektif. Terus berfikir kritis terhadap perkembangan yang makin pesat.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top