Sedang Membaca
Romantisme ala Rasulullah SAW
Nur Hasan
Penulis Kolom

Mahasiswa Islamic Studies International University of Africa, Republic Sudan, 2017. Sekarang tinggal di Pati, Jawa Tengah.

Romantisme ala Rasulullah SAW

Islam adalah agama yang universal, yang ajarannya tidak melulu soal ibadah atau pembahasan halal-haram saja. Tetapi ajaran Islam juga mencakup semua aspek kehidupan, yang salah satunya adalah bagian dari fitrah manusia, yaitu urusan cinta.

Rasulullah Muhammad SAW adalah tauladan bagi umat manusia, bukan hanya soal ibadah saja. Tetapi juga soal urusan cinta dan keromantisan dengan pasangannya (para istri Nabi SAW). Romantisme dalam sebuah hubungan, khususnya dalam berumah tangga begitu penting. Dan hal itu semua telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam menjaga hubungan dengan sebuah keromantisan.

Rasulullah SAW adalah sosok yang romantis, dengan bukti bahwa beliau mempunyai panggilan mesra, atau sayang kepada pasangannya. Misalnya, Rasulullah SAW yang memanggil Siti Aisyah dengan panggilan yang disukai oleh beliau, yaitu Aisy dan Humaira (yang kemerah-merahan pipinya). Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhori.

Rasulullah SAW memanggil Siti Aisyah dengan Aisy, yang artinya adalah kehidupan. Siapa perempuan di dunia ini, yang tidak terharu ketika dipanggil mesra oleh pasangannya? Tentu saja akan terharu dan akan tambah sayang dengan pasangannya.

Karena panggilan mesra kepada pasangan akan menghadirkan kebahagiaan tersendiri, serta meningkatkan rasa cinta. Apalagi ditengah kesibukan seorang pasangan (istri), yang sibuk mengurus rumah dan lain sebagainya. Maka panggilan mesra, akan menambah keharmonisan dalam sebuah keluarga. Dan hal tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, bagaimana menjaga sebuah hubungan, agar tetap romantis dan harmonis.

Baca juga:  Catatan Pendek untuk Ustaz Abdul Somad Soal Salib

Selain itu, Rasulullah SAW tidak hanya menggunakan panggilan mesra dan sayang saja. Tetapi Rasulullah SAW juga sering mengajak pasangannya, untuk jalan-jalan romantis di malam hari. Sambil berbincang-bincang. Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, yang artinya “Ketika datang waktu malam. Beliau, Rasulullah SAW berjalan bersama dengan Aisyah ra, dan berbincang-bincang”.

Tidak hanya di situ saja, Rasulullah SAW juga sering memberikan kecupan sayang kepada pasangannya (istri beliau). Sebagaimana sebuah hadis riwayat Abdul Razaq yang artinya:

Bahwasanya suatu hari Rasulullah SAW ingin berangkat ke masjid. Sebelum melangkah keluar, beliau sempatkan untuk mencium mesra Aisyah ra. Aisyah ra menceritakan, “Rasulullah SAW menciumku, kemudian beliau pergi ke masjid untuk shalat tanpa memerbarui wudhunya”.

Dalam sebuah hadis lain yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah RA, bahwasanya Rasulullah SAW mencium sebagian istrinya padahal beliau puasa. Hal ini dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada pasangannya, untuk memupuk sebuah hubungan agar harmonis. Karena kecupan sayang, akan membuat pasangan yang sudah halal menjadi tambah sayang.

Rasulullah SAW juga sosok yang perhatian terhadap pasangannya. Hal ini bisa kita lihat, ketika beliau ikut membantu pekerjaan yang dikerjakan oleh istrinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah SAW adalah sosok yang romantis dan penuh perhatian. Karena bagi seorang perempuan, salah satu hal yang paling romantis adalah ketika pasangannya ikut membantu pekerjaan yang dikerjakannya.

Hal yang paling romantis yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya adalah makan berdua satu piring. Makan berdua satu piring, adalah bagian dari cara dalam menjaga kemesraan berumah tangga. Begitu juga minum satu gelas berdua.

Sebagaimana yang dikisahkan oleh Siti Aisyah RA;

Baca juga:  Budi Pekerti Nabi

كنت أضع الإناء على في وأنا حائض ثم أناوله للنبي صلى الله عليه وسلم فيضع فاه على موضع في وآخذ العرق وأنا حائض ثم أناوله فيضع فاه على موضع في

“Saya minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian saya menyerahkannya kepada Nabi SAW. Tiba-tiba Nabi SAW menaruh bibirnya persis di bekas tempat saya minum. Saat saya makan sepotong daging, kemudian saya serahkan sisanya kepada Nabi SAW, Beliau juga menaruh bibirnya persis di bekas gigitan saya,” (HR Ibnu Hibban).

Cinta adalah kunci sebuah keharmonisan hubungan dalam berumah tangga. Salah satu aspek penting dalam cinta adalah romantisme, cinta tanpa sebuah keromantisan bagaikan kopi tanpa gula. Adanya cinta dan keromantisan dalam sebuah hubungan atau rumah tangga, akan menjauhkan dari sebuah pertengkaran.

Romantisme yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sangat cocok untuk membentengi rumah tangga, dari sebuah konflik yang berujung perceraian. Harus ditanamkan sejak awal pernikahan.

Tentu saja hal-hal romantis di atas, khusus yang sudah halal. Bukan untuk yang masih jomblo atau sedang ta’arufan. Pengen romantia seperti Rosulullah SAW? Segera halalin pasangan kita!

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
4
Ingin Tahu
3
Senang
7
Terhibur
1
Terinspirasi
7
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top