Sedang Membaca
Tips Memilih Keledai ala Abu Nawas
Mukhammad Lutfi
Penulis Kolom

Alumnus Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Tips Memilih Keledai ala Abu Nawas

1 A Abaco No Fence 1280x1110 1

Bukan Abu Nawas namanya kalau tidak mengkritik kelakuan-kelakuan aneh orang-orang yang ada di sekitarnya. Kisah kali ini menceritakan kritikan Abu Nawas kepada seseorang yang hendak membeli keledai di sebuah pasar. Kisahnya begini.

Seorang laki-laki pergi ke pasar keledai. Ia hendak memilih-milih calon keledai yang akan dibelinya. Kebetulan sekali Abu Nawas juga sedang berada di pasar keledai itu. Dari jauh namun tetap menerawang, Abu Nawas mengamati kelakuan aneh laki-laki yang hendak membeli keledai itu.

Laki-laki itu mengendus dan menjilati setiap keledai yang akan dibelinya. Nah, kelakuan aneh inilah yang sedari tadi menyita perhatian Abu Nawas. Abu Nawas merasa perlu menegur kelakuan tidak lazim yang dilakukan laki-laki itu.

“Wahai saudaraku, apa kau sudah gila, mengendus dan menjilati keledai seperti itu?” seloroh Abu Nawas.

“Aku hanya menginginkan keledai yang manis dan gagah,” jawab laki-laki itu.

Mendengar jawaban aneh laki-laki itu tadi, lantas Abu Nawas berinisiatif untuk mengerjai laki-laki itu. Abu Nawas merasa perlu memberi pelajaran kepadanya. Lah wong keledai kok dijilat-jilati, ya gak bakalan ketemu manis-manisnya. 

Kali ini Abu Nawas mulai mengerjai laki-laki tadi.

“Kalau begitu ikuti aku. Aku akan memberi tahu kepadamu cara memilih keledai sesuai dengan yang kau inginkan,” seru Abu Nawas.

Baca juga:  Saat Gus Baha Menertawakan Dirinya Sendiri

Abu Nawas pun memegang seekor keledai, lalu ia mengelus-elus keledai itu dari kepala hingga ekornya. Abu Nawas mengangkat ekor keledai itu seraya berkata kepada laki-laki tadi.

“Nah, kalau kau ingin keledai yang manis, alangkah baiknya kau jilati bagian ini. Kau bisa dengan cepat merasakan, apakah keledai itu pahit atau manis,” seloroh Abu Nawas sambil tetap mengangkat ekor keledai itu.

Mendengar perkataan Abu Nawas, orang-orang yang kebetulan ada di tempat itu pun tertawa sekencang-kencangnya. Bagaimana tidak tertawa? Lha wong Abu Nawas menyuruh laki-laki itu menjilati anus keledai.

Laki-laki itu pun pergi dengan menanggung malu yang begitu dalam. (Sumber bacaan: Kitab Abu Nuwas fi nawadirihi wa ba’di qasaidihi, karya Salim Samsuddin)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top