Alkisah, suatu hari Abu Nawas sedang bepergian untuk suatu urusan. Tiba-tiba di tengah perjalanan ada seorang laki-laki yang menghampiri Abu Nawas. Laki-laki yang menemui Abu Nawas ini terkenal dengan kebejatannya.
Tanpa basa-basi laki-laki tadi langsung bertanya kepada Abu Nawas perihal keinginannya agar bisa melihat wujud setan.
“Wahai Abu Nawas, aku ingin sekali memiliki kemampuan melihat setan. Apa kau bisa mengajariku bagaimana cara melihatnya?” tanya laki-laki bejat itu.
“Tentu bisa, tepat sekali kau bertemu denganku,” Abu Nawas mengiyakan permintaan laki-laki tadi dengan entengnya.
“Itu mudah sekali, apa kau memiliki cermin di rumah?” imbuh Abu Nawas.
“Tentu saja punya wahai Abu Nawas,” jawab laki-laki tadi.
“Jadi begini caranya, pandangi cerminmu betul-betul. Tak butuh waktu lama kau akan melihat wujud setan yang ingin kau ketahui itu,” jelas Abu Nawas.
Laki-laki bejat tadi berlalu sambil tertawa, “kurang ajar kau Abu Nawas”, ucapnya sambil tertawa. (Diterjemahkan dari kitab Abu Nuwas fi nawadirihi wa ba’di qasaidihi karya Salim Samsuddin)