Ahmad al-Nuri, nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad al-Nuri. Al-Sulami dalam Thabaqat al-Sufiyah mengatakan bahwa Ahmad al-Nuri ini lahir dan tumbuh di Baghdad, akan tetapi memiliki garis keturunan dari Khurasan. Ahmad al-Nuri berteman baik dengan Sari al-Saqati, dalam catatan Farududdin Attar, Ahmad al-Nuri juga merupakan murid dari Sari al-Saqati.
Sematan al-Nuri di belakang namanya menurut Ibnu Mulkan dinisbatkan pada daerah Nur, wilayah kecil antara Bukhara dan Samarkan, dikatakan juga bahwa al-Nuri yang dimaksud adalah karena Husnu-l-wajhi, wajahnya tampan. Ahmad al-Nuri wafat di tahun 294 Hijriyah.
Dalam Tazkiratul Auliya’ dikatakan bahwa selama dua puluh tahun Ahmad al-Nuri sehari-harinya selalu menyedekahkan roti kepada orang miskin. Setiap hari ia berangkat dari rumah menuju pasar dengan berbekal beberapa roti, lalu Ahmad al-Nuri menyedekahkan roti itu kepada orang-orang miskin yang ia temui sepanjang perjalanan.
Dalam kisah yang lain dalam Hilya-nya Abu Nu’aim, Ahmad al-Nuri pernah selama 40 hari tidak duduk–kecuali saat salat–, sehingga kedua kakinya bengkak. Kisah ini dituturkan oleh Abu al-Faraj dari Ali bin Abdurrahman.
Suatu hari Ali bin Abdurrahman berkunjung kepada Ahmad al-Nuri. Ali bin Abdurrahman melihat kedua kaki Ahmad al-Nuri bengkak, kemudian bertanyalah Ali kepada Ahmad al-Nuri, “Apa yang terjadi pada kakimu?”
“Suatu ketika nafsuku ingin sekali memakan kurma, namun hati kecilku menolak keinginan itu. Namun nafsu dalam diriku bergejolak, sehingga aku membeli kurma lantas memakannya,” terang Ahmad al-Nuri.
“Hingga tibalah waktu salat, hati kecilku tergerak untuk melakukan salat, namun nafsuku mengabaikannya dan lebih memilih untuk terus saja mengunyah kurma,” imbuh Ahmad al-Nuri.
Ahmad al-Nuri merasa telah berdosa karena telah menuruti nafsunya dan mengabaikan waktu salat, Ahmad al-Nuri lantas bersumpah, “Demi Allah aku tak akan duduk selama 40 hari.”
Sumpah itulah yang menyebabkan kedua kakinya bengkak, hal itu dilakukan karena rasa bersalahnya yang lebih mendahulukan nafsu daripada segera salat.
Berikut kata-kata mutiara dari Ahmad al-Nuri;
مَنْ وَصَلَ إلى وُدِّهِ أَنِسَ بِقُرْبِهِ وَمَنْ تُوَصَّلَ بِالوِدَادِ فَقَدِ اصْطَفَاهُ مِنْ بَيْنِ العِباَدِ
“Man washola ilaa wuddihi anisa biqurbihi wa man tuwasshola bi-l-widaadi faqod isthofaahu min baini-l-‘ibaad.”
“Barangsiapa menggapai cintanya, maka dia akan merasa bahagia dengan kedekatannya, dan barangsiapa di-wushul-kan/disampaikan pada yang dicinta (Allah), maka Dia (Allah) telah memilihnya di antara para hamba.”