Alkisah, Abu Nawas dicari seorang laki-laki yang sedang memiliki perkara. Dan orang tersebut menginginkan Abu Nawas yang memutuskan perkaranya.
Singkat cerita bertemulah Abu Nawas dengan orang tersebut. Akan tetapi Abu Nawas menyanggupi untuk memutus perkara tersebut keesokan harinya, “tunggu saja aku di rumahmu esok pagi” ujar Abu Nawas meyakinkan.
Keesokan harinya laki-laki tersebut menunggu Abu Nawas di rumahnya, namun semenjak matahari terbit hingga terbenam Abu Nawas belum juga datang. Abu Nawas tidak menepati janjinya. Keesokan harinya laki-laki tersebut berjumpa Abu Nawas di jalan.
“Aku belum pernah menemui pembohong sepertimu Abu Nawas, kalau saja khalifah Harun al-Rasyid tahu kalau kau adalah pembohong maka aku yakin kau akan dijadikan hakim untuk orang-orang munafik” ucap laki-laki tersebut kesal.
“Oh benar sekali memang apa yang kau katakan, aku memang hakim orang-orang munafik; pantas saja kau begitu ingin menemuiku, sekarang perkara apa yang mau kau adukan kepadaku?” ujar Abu Nawas meyakinkan.
Laki-laki itu pun pergi tanpa sedikitpun senyum dari bibirnya. (Diterjemahkan dari kitab Abu Nuwas fi nawadirihi wa ba’di qasaidihi karya Salim Samsuddin)