Sedang Membaca
Agar Kamu Mencintai Dia (1): “Alllah sedang di Mana, Ngapain?”
Muhammad Ma'ruf
Penulis Kolom

Pernah ngaji di Ponpes Baitul Mustaqim, Lampung Tengah dan Magister UIN Raden Intan Bandar Lampung. Saat ini berkhidmat sebagai Nahdlyin sambil bekerja serabutan.

Agar Kamu Mencintai Dia (1): “Alllah sedang di Mana, Ngapain?”

Tentang Tasawuf

Pernah tidak, iseng bertanya seperti itu? Sebenarnya, Allah saat ini sedang mengerjakan apa, di mana, lalu ngapain saja? Persis chat standar cowok yang lagi “pedekate” sama cewek.

Jangan merasa aneh sendiri, saya juga baru-baru ini memikirkannya, kamu ada temennya. Saya kasih tahu ya, biar kita gila bersama sama, he he he.

Saya sudah ketemu jawabannya, namun soal benar-salah tidak ada garansi, karena saya bukan pelapak di pasar daring. Saya juga bukan ustaz apalagi kiai, jadi kalau kamu tanya mana ijazah mondok, berhentilah membaca di paragraf ini; saya nggak punya.

Tapi saya punya guru yang jago banget, dan saya jamin kamu kaget. Kapan-kapan saya kasih tahu.

Saya jawab yang kedua dulu, karena itu paling gampang dan saya sudah tahu lama sekali, sampai-sampai sering menghayal sedang ada di gerbang rumah, nunggu dipanggil masuk.

Saya sudah mirip pengamen, tiap hari datang nggak perduli panas dan hujan. Genjrang-genjreng saja pake gitar bodor, biar yang punya rumah gerah, kalaupun nggak dikasih duit, minimal keluar disapa. Itu saja saya pasti akan senang sekali.

Nah, dimana gerbang itu? Nanti dulu, saya kasih tahu dulu ancer-ancer lokasi alamatnya dulu. Allah itu sedang di mana saat kamu bertanya begitu, dan lagi di mana sekarang, pas saat kamu baca tulisan ini—demi Allah—kalau ada yang bisa bikin aplikasi petaya , sudah saya share loc.

Alamat rumah gusti Allah itu gampang diketahui, tapi susah ditemukan. Nah kan bingung?

Maksudnya gini, Allah sudah kasih kartu nama dan kita juga sebenarnya sudah punya. Dia obral kok, kayak pamflet diler motor lokasinya di mana.

Cuman kita keseringan lupa saja. Ini saya copy paste saja; “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hadid 57:4).

Ada tujuh kali Gusti Allah, coba cek sama mufassir beneran—memberi info soal Dia ada di mana, atau kalau kita mau lihat Dia, gimana caranya?

Seperti apa Arsy itu yang sebagian kiai bilang adalah mahkluk Allah yang sangat besar seperti kubah yang memiliki tiang-tiang yang dipikul dan dikelilingi oleh para malaikat. Kalau soal keberadaan tiang memang benar adanya.

Malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (QS al-Haaqah [69]:17).

Baca juga:  Keajaiban Penduduk Neraka Menurut Syaikh Abdul Karim Al-Jilli

Lokasi persisnya ada di langit ke tujuh atau di dalam surga Firdaus. Jadi kalau mau deket sama Allah setelah mati, persiapkan saja sekarang juga, susah coy persyaratannya.

Tak perlu mikir macam-macam atau nebak-nebak, saya ini apa, kok bisa tahu Allah lagi di mana dan ngapain. Padahal bener kok, saya wali, tapi  levelnya masih wali murid—saya punya dua anak lagi sekolah.

Seperti saya bilang, kamu sudah pernah tahu, ini saya macam kaset rusak saja. Allah Swt. memang seperti kita, punya  ruang bersemayam. Namun, hampir mustahil ditemukan sekarang karena kita nggak bakal tahu seperti apa rupa atau bentuk atau wujud rumah maupun rupa Allah.

Soal ini Dia sudah serius bilang; “(Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan” (Al-A’raf 7:143).

Nah kan, jadi apapun yang muncul di benakmu Allah itu wujudnya seperti sesuatu, percayalah itu setan yang mendo-mendo, jangan sampai pada ketipu sama jin. Banyak sekali kisah soal wali nyaris ketipu, ada oknum setan mengaku Tuhan.

Ada lho yang ketipu jin yang ngaku Jibril terus bikin agama baru, tebak siapa? Orangnya meninggal tahun ini. Don’t messed up with Him dud, I warned you. I have been done such jerky things. Alhamdulillah, He forgive me, Insya Allah.

Banyak sekali manusia-manusia nggak jelas gabut macam saya ini minta Allah menunjukkan dirinya, dan setahu saya cuma satu orang yang dikabulkan permintaanya. Saya juga dikabulkan sih, cuma ibarat foto—kualitas yang saya bisa lihat, burem.

Adalah  Nabi Musa yang masih dalam ayat di atas berani ‘nembak’ Allah tanpa basa basi.  “(Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau,” lantas di jawab oleh Allah dengan pernyataan di atas.

Setelah Musa siuman dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.” Kapok dia.

Kalau ada yang jeleh lihat tingkah polah bani Israel sekarang ya nggak usah heran, memang orang yahudi itu dari sononya kerap sok tahu,  lihat saja nabinya.

Musa ini pernah menyalahkan bapak manusia Adam Ass, gara-gara dianggap lemah, tidak bisa ngempet nafsu sehingga akibat semua manusia kena getahnya;  diusir dari Surga—hadist soal ini shahih.

Musa juga pernah kepedean ngaku manusia paling pintar sedunia—padahal hoax. Dan, pasti kamu sudah tahu, Musa ini meremehkan kita; umat Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Baca juga:  Tafsir Al-Ghazali soal Renungan Ketuhanan Nabi Ibrahim

Tapi untuk yang satu ini, kalau saya ada takdir ketemu beliau saya mau mengucapkan terimakasih. Kalau beliau nggak nyegat Nabi Muhammad waktu mi’raj ke langit, bisa boncos kita tiap hari wajib shalat 50 rakaat.

Nah sekarang lanjut pertanyaannya. Apa Allah itu di rumahnya terus, mantau kita secara remote atau kalau istilah sekarang WFH/working from home  seperti yang Dia sering kali bilang.

Allah bilang, bahwa dirinya tidak hanya tahu kita, dan semua hambanya lagi ada di mana dan ngapain, tapi juga yang sudah tahu, sedang diomongan dalam hati, atau sedang mbatin—kalau bahasa Jawa.

Kalau kita pinter, sudah terjawab sih. Ya itu, dia pernah turun ke dunia, gara—gara permintaan Musa yang ditantang umatnya kasih liat Allah. Beneran lho, dikasih lihat itu umatnya, ada sekitar 70 orang tapi langung modar disamber petir, meskipun dihidupkan lagi sama Dia.

Nah, enak betul ya Nabi Musa bisa deket banget sama Allah, kok kita nggak? Apa harus nunggu mati dulu, itu pun kalau Dia berkenan ketemuan?  Bisa malih, malah sering.

Saya ingetin ya, sesuatu yang kamu nggak tahu itu belum tentu tidak ada, camkan kata saya biar kamu nanti nggak nyesel.

Tapi gini, karena kualitas iman kita ini macam petinju kelas bulu, bulunya bulu ketek lagi, ya terima saja, memang keren Musa soal bisa deket sama Allah. Kalau kita semua, umat Nabi Muhammad, bisa tapi masih ada  jauh sekali jarak antara Dia dan kita.

Ada kok tips tentang cara-cara biar lebih deket banget—tapi ntar ya, itu kelas advance.

Ini informasi Dia dimana selain di Arsy.

“Tuhan kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir. Ia berfirman: Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni.”

Ini ada di syarah Bukhari-Muslim, tidak hafal nomor berapa, ini saya comot dari NU Online. Makasih ya Mas Savic Ali.

Nah kan, jawabannya tak spektakuler pertanyaannya. Memang begitu, Islam itu keren banget sebenarnya, seperti  Allah; keren banget. Semua sudah ada, cuma kita sering lupa karena sibuk nyari duit.

Tapi woles saja, saya dulu juga begitu, malah pernah sampai satu minggu di kantor nggak pulang-pulang, hasilnya tetap kere juga. Jadi, Allah itu pas malam hari itu ada dilangit dunia, deket dong—jangan mimpi bisa kayak Nabi Musa.

Baca juga:  ​Teguran Nabi kepada Usamah bin Zaid

Sadar dirilah, saya dan anda ini siapa, jangan belagu sama Allah. Potong kuping saya kalau kamu nggak bisa merasakan deket Allah pada malam hari. Itu paling gampang khusyu, kamu sujud yang lama.

Terus dalam hati bilang gini: “Gusti Allah, aku mencintai-Mu” atau “Allah, I love You”, tenang dia itu bisa semua bahasa, bahasa prokem juga paham. Nanti kapan kapan saya kasih tanda tanda, cintamu di tolak atau dilepeh, sabar.

Nah, kalau kamu nggak bisa ngerasa, berarti ada yang salah di dadamu, jadi potong sendirilah kumpungmu.

Pertanyaan ketiga, terus selain di ‘Arsy, dan turun ke langit setiap malam Dia ke mana lagi? Hem,..lama lama bikin kesel nih, sebenarnya kamu pengen tahu apa wartawan infotainment?

Saran saya, jangan diterus-teruskan, sabar saja daripada tersesat nanti juga tahu sendiri. Saya nggak mau jawab, saya cuma mau kasih status Allah lagi apa saja secara global.

Ibarat status Whatsapp, Dia nulis statusnya begini: sibuk. Nah kalau diklik statusnya lengkapnya begini.  “…. Setiap waktu Dia dalam kesibukan” (QS. Ar Rahman: 29).

Jadi jelas ya, Allah itu banyak urusannya. Maka kita jangan egois, minta selalu diperhatikan. Bagaimana kalau dibalik, sekarang kita yang memperhatikan Dia? Suwer, hasilnya pasti co cweet sekali.

Caranya bagaimana? Nanti saya kasih bocorannya dikit-dikit, selebihnya cari sendiri.

Terakhir, ini adalah ketentuan yang wajib dibaca, bagi yang gabut nanya-nanya soal Allah. Manusia itu pada dasarnya bego dan songong, sok keminter.

Nah, tapi Allah dengan ikhlas bocorin tanda-tandanya. Sebab, memang Allah bilang, Dia adalah perbendaharaan yang tersembunyi, dan hanya para manusia yang punya niat serius mencari yang dapat menemukannya.

Maka itu, dia memberi info bahwa manusia itu diciptakan berdasarkan gambaran-Nya. Jadi kalau dibalik seperti apa wujud Allah, cuma ada keterangan dia punya tangan, wajah, dan lain sebagainya.

Biar tidak tersesat, bayangkan hasil kerjanya saja atau proses bekerjanya saja. Misalnya, Dia bilang nanti pada hari kiamat tangan-Nya sendiri yang akan melipat langit dan meratakan bumi, atau bahkan dalam setiap sholat kamu kan baca menghadap wajah Dia.

Jangan pernah membayangkan tangannya seperti tangan kita. Bayangkan saja betapa tangannya sangat dashyat, bisa meratakan bumi yang sedang kamu pijak—yah bolehlah berimajinasi pakai ilmunya kaum bumi datar.

Atau bayangkan saja Dia melihat kita pas sholat, tapi jangan membayangkan wajah-Nya seperti apa. Tak akan ada yang tahu. Wallahu’alam Bishowab.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
1
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top