Dalam sebuah riwayat, Ibnu Umar pernah menyampaikan sebuah hadis yang berbunyi:
لكل شي مفتاح ومفتاح الجنة حب المساكين
segala sesuatu itu ada kuncinya. Sedangkan kunci (masuk) surga adalah mencintai kaum miskin.
Hadis ini dinilai oleh sejumlah pakar kritik hadis dinilai lemah (dhaif) karena ada periwayat bernama Ibrahim bin Ahmad al-Anshari yang dinilai tidak kredibel.
Terlepas dari persoalan kualitas hadis yang dianggap lemah ini, secara substansi hadis, semua ulama sepakat bahwa mencintai orang-orang miskin adalah perbuatan yang baik. Banyak kisah yang menceritakan perilaku baik dan kasih sayang ulama terhadap kaum miskin. Salah satunya datang dari sufi agung asal Merv (kini Turkmenistan) Abdullah Ibn Mubarak (w. 797 M). Demikian kisahnya:
Suatu waktu Abdullah Ibn Mubarak hendak menunaikan ibadah haji. Ia telah cukup lama mengumpulkan dan mempersiapkan bekal yang cukup untuk pergi ke tanah suci. Saat ia baru saja memulai perjalanan ke Makkah ia bertemu dengan seorang perempuan yang tengah memegang seekor bangkai ayam. Dilihatnya sang perempuan tersebut sedang mencabuti bulu ayam dan seperti hendak memanfaatkan bangkai tersebut. Ibn Mubarak berdiri diam tepat di hadapan perempuan tersebut. Lalu ia menanyakan apa yang sedang dilakukan perempuan tersebut.
“Saya memiliki tiga anak yang sedang dilanda kelaparan. Sudah tiga hari mereka tidak makan dan terus menangis. Bangkai ayam ini tentu halal bagi saya. Saya seorang perempuan alawiyyah”. Jawab ibu tiga anak ini.
Kemudian saya membuka sabuk yang saya kenakan. Aku berikan semua harta yang sedianya saya gunakan untuk bekal perjalanan haji. “Ambillah bekal hajiku ini, biarlah aku tidak jadi berangkat ke tanah suci”, kataku kepadanya.
Beberapa bulan kemudian para jamaah haji pulang, mereka yang tidak tahu aku tidak jadi berangkat haji, pulang dengan penuh kegembiraan dan tak lupa memberikan ucapan selamat kepadaku.
Saat aku pulang ke rumah aku tertidur. Dalam mimpi tidurku aku bersua dengan Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda kepadaku, “pada saat kamu memberikan Dinar (bekal hajimu) kepada perempuan waktu itu dan membuat ia dan keluarganya bahagia, Allah SWT telah mengutus Malaikat untuk beribadah haji menggantikanmu. Bukan hanya pada tahun ini, tapi setiap tahun hingga hari kiamat tiba. Malaikat yang diutus menggantikan ibadah hajimu itu jasadnya diserupakan sebagaimana fisikmu dan tentu pahalanya untukmu.
Saya senang sekali dengan berita , kisah & berbagai ilmu yang alif.id saya cukup lama mengikuti tapi saya merasa kecewa dengan iklan gambar fulgar
Mohon untuk dihilangkan agar tidak dicampur dengan hal yang sudah bagus
kok bukan Cak Lutfi penulisnya Min?