Pembahasan niat adalah salah satu pembahasan urgen dalam agama Islam. Hal ini terbukti dengan banyaknya ulama-ulama terdahulu yang mengawali pembahasan kitab karangannya dengan pembahasan bab niat.
Mengenai pentingnya niat, Ibnu Mubarak ra. pernah berkata, “Terkadang amal kecil menjadi besar pahalanya karena niat yang baik, dan terkadang amal besar menjadi kecil pahalanya karena niat yang kurang layak.”
Hal tersebut kiranya yang menjadikan Habib Muhammad bin Alawi Alaydrus atau yang lebih dikenal dengan nama Habib Sa’ad menulis kitab dengan judul, “An-Niat”.
Sekilas tentang Kitab An-Niat
Dalam pendahuluan kitab ini, Habib Sa’ad mengatakan bahwasannya salah satu keistimewaan dan kemuliaan yang Allah swt. berikan kepada kitab karangannya ini adalah diterjemahkannya kitab ini ke dalam lima bahasa yang berbeda dan tentunya mendapat sambutan yang luar biasa, baik di dalam negeri penulis maupun di luar negerinya.
Kitab ini diawali dengan sebuah pembahasan mengenai niat-niat yang baik. Dalam pembahasan ini, beliau mengutip beberapa hadits Nabi saw. yang menjelaskan betapa pentingnya niat. Salah satu kutipan hadits tersebut berbunyi:
نية المؤمن خير من عمله
Artinya: “Niatnya seorang mukmin lebih baik dari amalnya.”
Menurut beliau, alasan dari Nabi saw. dalam hadits tersebut mengatakan bahwa niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya adalah karena niat adalah amal (perbuatan) hati, sedangkan hati itu lebih mulia daripada anggota-anggota badan lainnya, oleh karena itu, niat (perbuatan hati) menjadi lebih baik dari perbuatan anggota badan.
Selain itu, beliau juga berargumen bahwa seseorang sudah mendapatkan pahala suatu amal perbuatan walaupun tanpa diwujudkan oleh anggota-anggota badan tersebut. Sebaliknya, perbuatan anggota-anggota badan (selain hati) tanpa adanya niat, tidak akan berdampak apa-apa, tidak memberi manfaat, dan kosong belaka.
Selanjutnya, beliau berpesan agar kita memperbaiki niat dan selalu berusaha untuk berniat baik. Hindarilah melakukan amal baik kecuali dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. dan mengharap ridha-Nya.
Hendaknya, lanjut beliau, dalam melakukan segala ketaatan dan perbuatan mubah diniatkan dengan niat-niat yang baik, sebab setiap niat baik akan diberikan pahala sempurna oleh Allah swt. sebagai anugerah dari-Nya.
Pembahasan berlanjut pada kutipan pendapat para ulama tentang niat. Dalam pembahasan ini, beliau mengutip beberapa perkataan ulama mengenai niat. Salah satu kutipan tersebut adalah:
عن يحي ابن كثير قال: تعلموا النية فإنها أبلغ من العمل
Artinya: Dari Yahya bin Katsir berkata, “Pelajarilah niat, sebab ia lebih mengena daripada perbuatan.”
Selanjutnya, tibalah pada pembahasan inti dari kitab ini, yakni macam-macam niat, baik untuk perbuatan yang bersifat duniawi ataupun ukhrawi. Berikut adalah macam-macam niat yang dipaparkan oleh beliau:
- Niat berangkat menuju masjid
- Niat berdiam diri di dalam masjid
- Niat mengunjungi teman
- Niat bershalawat kepada Nabi Muhammad saw
- Niat membaca dan mempelajari al-Qur’an di dalam masjid
- Niat qiyamul lail
- Niat berdakwah kepada Allah swt.
- Niat menikah
- Niat belajar dan mengajar
- Niat mengasingkan diri (khalwah)
- Niat menahan lapar karena Allah swt.
- Niat membaca, mengumpulkan kitab, dan menyalin ilmu
- Niat menyimak ilmu, mengajar, berkunjung ke tempat orang shaleh, serta menghadiri halaqah ilmu & dzikir
- Niat menggunakan harta benda, ladang, dan kemaslahatan umum yang diwakafkan untuk orang Muslim
- Niat mengunjungi guru
- Niat menghadiri majelis kebaikan
- Niat menghadiri majelis maulid
- Niat ziarah kubur
- Niat mengendarai kendaraan
- Niat membersihkan masjid
- Niat menghafalkan al-Qur’an
- Niat memberikan hadiah
- Niat mandi
- Niat berusaha dan bekerja
- Niat tidur
- Niat menghadiri shalat Jum’at dan shalat berjama’ah
- Niat ziarah ke makam Rasulullah saw.
- Niat berolahraga
- Niat mendatangi walimah
- Niat memasuki khalwat (mengasingkan diri)
- Niat berdiam diri di rumah
- Niat bersalaman
- Niat mengunjungi sanak saudara
- Niat memasuki perpustakaan
- Niat bersedekah
- Niat membeli buku
- Niat menggunakan tasbih
- Niat menggunakan surban
- Niat menggunakan jam dan membelinya
- Niat jalan-jalan dan bertamasya
- Niat adzan
- Niat meminum sirup ataupun jus
- Niat bersiwak
- Niat mengeraskan bacaan jika mampu terhindar dari sifat riya’
- Niat shalat di shaf akhir
- Niat pergi ke kolam renang
- Niat menghadiri pelajaran
- Niat menasihati saudara
- Niat mencatat persoalan dalam disiplin ilmu
- Niat berwudhu
- Niat memakai pakaian baru
- Niat memasuki pasar
- Niat memasuki kamar mandi
- Niat makan
- Niat minum teh dan kopi
- Niat berdagang
- Niat memenuhi kebutuhan manusia dan membantunya
- Niat membeli hewan
- Niat membeli mobil dan sejenisnya
- Nait menjenguk orang sakit
- Niat menghadiri acara haul dan berziarah
- Niat memasuki rumah sakit dan menjenguk orang sakit
- Niat keluar rumah
- Niat bepergian
- Niat ziarah ke makam Nabi Hud as.
- Niat membaca surah Yasin
Kitab ini ditutup dengan sebuah anjuran agar kita tidak melewatkan niat baik sedikitpun di setiap perbuatan, kapan pun dan di mana pun. Sesuatu yang hukumnya mubah pun, lanjut beliau, jika niat melakukannya baik, maka akan mendapatkan kebaikan dan pahala pula, sebab niatnya seorang mukmin lebih baik dari amal perbuatannya.
Dengan membaca kitab ini, harapannya para pembaca dapat mempraktikkan niat-niat yang ada di dalamnya saat melakukan berbagai macam aktivitas, baik yang bersifat duniawi ataupun ukhrawi.
Identitas Kitab
Nama Kitab: An-Niat
Penulis: Habib Muhammad bin Alawi Alaydrus (Habib Sa’ad)
Penerbit: Maktabah At-Turmusy lit Turots
Kota Terbit: Depok
Jumlah Halaman: 126
ISBN: 978-602-51630-1-2