Sedang Membaca
Puasa, Tetirah Para Makhluk

Peneliti di Research Center for Biology, Indonesian Institute of Scienties

Puasa, Tetirah Para Makhluk

Bahwa puasa merupakan ritual yang dilakukan oleh para nabi sudah umum diketahui. Dari Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad menjadikan puasa sebagai ibadah penting dalam ajarannya.

Setiap pertengahan bulan, Nabi Adam berpuasa. Sedangkan dalam ajaran Nabi Dawud, puasa dilakukan secara bergantian hari. Artinya, jika hari senin berpuasa maka hari selasa tidak puasa, rabu puasa dan kamis tidak puasa. Terus demikian sampai dua bulan.

Pertanyaan kemudian adalah apakah puasa jiga dilakukan oleh makhluk Allah selain manusia?

Mengingat dalam salah satu ayat disebutkan bahwa makhluk-makhluk yang ada di muka bumi adalah “seperti kamu juga” serta di ayat lain disebutkan makhluk-makhluk juga melakukan tasbih (memuji dan mensucikan Tuhan).

Pada dasarnya, mengekang hasrat badaniah dalam rangka mengatur siklus hidup dilakukan oleh semua makhluk hidup. Dalam proses tersebut, keinginan-keinginan yang sifatnya badaniah dikendalikan sedemikian rupa supaya harapan kehidupan yang lebih baik diperoleh.

Dengan cara seperti itu, makhluk-makhluk Tuhan dapat beradaptasi sehingga bisa melanjutkan kehidupannya di muka bumi. Yang paling bisa bertahan hidup adalah yang paling bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Puasanya Binatang dan Tumbuhan

Untuk bisa menghasilkan keturunan dan melanjutkan kehidupan, para makhluk hidup berperilaku sedemikian rupa, yang dalam istilah manusia disebut dengan puasa. Mereka mengistirahatkan kerja-kerja tubuh supaya bisa menjadi individu yang lebih baik.

Baca juga:  Islam Banjar dan Politik (4): Kala Politik Elektoral Menyentuh Tradisi Al-quran di Masyarakat Banjar

Ayam betina harus mengendalikan semua hasratnya dan diam bertapa ketika sedang mengeram? Ayam membutuhkan waktu 21 hari supaya telur yang dierami dapat menetas dengan baik. Selama waktu itu, induk ayam tidak makan, minum, beraktifitas badaniah seperti biasa. Ia hanya berdiam dalam sarangnya sampai anak-anaknya menentas.

Burung Enggang (Aceros undulatus) atau biasa juga disebut dengan Rangkong dan Julang emas. Spesies ini betinanya akan masuk kedalam lubang pohon, kemudian lubangnya ditutupi tanah, dedaunan, sisa makanan, dan kotoran sehingga hanya bersisa lubang kecil agar paruhnya dapat keluar.

Burung ini akan bertelur dan mengerami di dalam lubang itu, selama 25-40 hari, tergantung pada jenisnya. Dalam proses tersebut ia tidak akan keluar sampai menetas.

Tidak itu saja, burung betina juga akan menggugurkan bulu-bulunya supaya telur hangat dan dapat mengurangi kebutuhan terhadap makanan. Bukankah perilaku demikian adalah bentuk puasa juga?

Dengan menetasnya anak ayam maupun anak rangkong, berarti lahir generasi baru yang lebih baik dan kehidupan spesies ini dapat berlanjut.

Binatang lain pun melakukan hal yang serupa. Betina dari beruang kutub akan tidur selama musim dingin, dengan mengubur diri dan bayi-bayinya dalam lapisan salju. Hal ini dilakukan supaya bisa bertahan hidup.

Baca juga:  Haji Naik Kapal Laut, Bisa Khatam Alquran

Pythonidae atau family dari ular piton pun melakukan hal serupa. Setelah makan, ia akan istirahat untuk waktu yang lama, bisa sampai sebulan tergantung makanannya. Sambil menunggu makanan terurai dalam tubuh, ia hanya diam.

Ikan lumpur dan katak di Afrika pun melakukan demikian, saat kemarau. Mereka melakukan dormansi. Yakni, diam sampai musim berganti. Ketika musim mulai berganti dan air tersedia mereka kembali aktif, tentu dengan semangat baru dalam menyambutnya.

Bukankah, kita pun sering mendengar suara-suara berbagai rupa binatang ketika musim hujan tiba? Atau melihat banyak ikan-ikan dalam genangan air padahal genangan tersebut belum begitu lama?

Tidak hanya binatang yang melakukan tetirah laku puasa, pada tumbuhan juga hal serupa terjadi. Istilahnya adalah dormansi. Banyak jenis-jenis tumbuhan yang dormansi, terutama melalui biji dan spora. Bagi mata awam, tumbuhan tersebut dikira sudah mati, padahal tidak.

Biasanya, dormansi dilakukan ketika pasokan nutrisi dari tanah kurang. Supaya bisa bertahan hidup, tumbuhan akan menggugurkan daun dan batang. Hal ini dilakukan sebagai strategi bertahan. Dengan minimnya nutrisi, maka harus dikurangi juga bagian-bagian yang tidak perlu, supaya efesien.

Saat musim hujan tiba, pasokan nutrisi dan air tercukupi, tumbuhan yang dormansi pun memunculkan daun-daun baru. Tanda kehidupan dimulai dengan nuansa baru.

Baca juga:  Kita adalah Anak-Cucu Waktu

Bagi makhluk hidup, terutama manusia puasa adalah waktu jeda bagi tubuh untuk istirahat. Selama sebelas bulan, tubuh terus dipacu dan bekerja, mengurai makanan.

Dengan adanya jeda, tubuh diberi kesempatan untuk istirahat sehingga pada saatnya, tubuh menjadi lebih segar dan sehat. Cara ini adalah salah satu strategi manusia dan cara beradaptasi dengan lingkungan.

Dengan cara seperti ini, manusia bisa bertahan melintasi berbagai macam lingkungan dan cuaca yang ekstrim, serta tak kalah penting adalah manusia bisa menguasai dirinya sehingga misi sebagai wakil Tuhan (khalifah fil ardi) dapat dijalankan dengan baik.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top