Membicarakan Gus Dur, memang tidak ada habisnya dan selalu menarik. Hampir semua aspek dalam diri Gus Dur layak diperbincangkan. Dari pemikiran, spiritual, politik maupun aspek lainnya.
Kali ini, saya membincang Gus Dur dari segi yang beda. Yakni kebiasaan Gus Dur saat menjadi presiden, itu dari makanan yang disuguhkan.
Cerita ini saya peroleh dari tetangga saya, almarhum Pak Suparno atau Mbah Eno biasa kami memanggilnya. Beliau meninggal saat gelombang Covid varian Delta sedang puncak-puncaknya.
Ia sudah lama bekerja di perusahaan katering yang biasa menerima order dari istana.
Sebelum wabah covid, dapat dikatakan, setiap hari ada saja order dari istana. Hal tersebut sudah terjadi sejak masa Pak Harto sampai dengan era Pak Jokowi. Kalau pun tidak di iatana, ya di tempat-tempat acara presiden.
Banyak kisah-kisah lucu dan mendebarkan terkait dengan presiden dan makanan. Dari etika penyuguhan, kerapihan hidangan, kesehatan bahan makanan, jalanan yang macet ketika mengantar makanna dari katering ke istana,dan lain sebagainya.
Menurutnya, setiap presiden memiliki kebiasaan, menu kesukaan, cara makan, dan lainnya yang berbeda tiap presiden.
Menurutnya, ia merasa paling dekat dengan cara makan Gus Dur dan Joko Widodo. Dari selera dan cara makan sangatlah merakyat. Khusus untuk Gus Dur, ia selain memperlakukan sebagai presiden juga Kyai, “Sekalian nyari berkah” katanya suatu saat pada saya.
Berdasarkan pengalamannya, hanya pada Gus Dur dan Jokowi ia memiliki kesempatan untuk meladeni langsung. Biasanya, ada tim dari kepresidenan yang menyuguhi makanan maupun minuman di hadapan presiden.
Pada saat Gus Dur, Mbah Eno yang kelahiran Purwokerto ini, pernah menanyakan satu hal yang sensitive pada salah seorang paspampres yang melekat pada presiden, yakni ihwal penglihatan Gus Dur.
Menurut pengakuan paspampres tersebut, susah menjawabnya karena hendak dikatakan tidak bisa melihat, nyatanya setiap saya (pengawalnya) masuk, Gus Dur selalu tahu dan menyapa. “Hai” (aslinya sapaan dengan menyebut nama), ada apa? Dan hal-hal ainnya yang hanya bisa diketahui oleh orang yang melihat.
Masalah makanan, biasanya menu yang menjadi favorite Gus Dur adalah lontong sayur dan aneka jajanan tradisional. Juga, Gus Dur sering “melanggar” anjuran dari dokter kepresidenan mengenai makanan. Terkadang, beliau memakan apa yang disuguhkan walaupun hal tersebut dianggap kurang sehat oleh tim dokter.
Pernah juga ada cerita. Saat itu, rombongan kepresidenan sudah siap untuk jalan. Semua paspampres sudah dalam posisi, mobil presiden dan pengiring pun sudah siap untuk jalan.
Pada saat itu, ada tamu yang datang, tiga orang. Dengan pakaian kyai dan memang beliau bertiga kyai. Paspampres sudah melarang. Tapi ajudan menyampaikan juga pada Gus Dur kalau ada tamu tiga orang. Gus Dur pun menerima tamu tersebut dan mereka terlibat obrolan yang cukup lama. Hampir lima jam.
Mbah Eno paling senang saat presiden Gus Dur, karena hanya pada era Gus Dur, ia banyak ketemu dan salaman dengan Kyai-kyai. “Berkah banget lah” katanya.