Pada tahun 2003, Profesor Han Jianlin dari ILRI (International Livestock Research Institure), Beijing, China yang meneliti ayam kampung di seluruh dunia kedatangan kolega ilmuwannya dari Jerman. Maksud kedatangannya ke China untuk konfirmasi mengenai ayam hitam. Ia sengaja datang dengan asumsi bahwa ayam hitam tersebut berasal dari China.
Tanpa ragu, Han Jianlin mengatakan bahwa jika ingin mengetahui asal-usul ayam hitam, maka datanglah ke Kedu, Temanggung, karena ayam hitam yang ada di dunia asalnya dari Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Di Indonesia dikenal dengan Ayam Kedu.
Berdasarkan hasil penelitian Profesor Han, juga diketahui bahwa ayam kampung asal Indonesia sudah mencapai Afrika. Bahkan di Madagaskar dijumpai tulang belulang ayam kampung Indonesia. Diduga, jauh sebelum 2.500 tahun yang lalu orang Indonesia (Nusantara) telah menyeberang sampai ke Madagaskar melalui pelayaran langsung tanpa singgah di kepulauan lainnya.
Mereka membawa ayam dalam pelayaran yang jauh tersebut, karena ayam kampung bisa dijadikan perbekalan selama pelayaran.
Andrew Lawler dalam buku Why Did the Chicken over the world? The Epic Saga of the Bird that Powers Civilization (2014) menjelaskan mengenai perjalanan ayam dalam membentuk peradaban, dari era Mesir, Yunani, dan lain sebagainya.
Dalam setiap peradaban, ayam tidak saja menghasilkan daging yang banyak, telur, tetapi juga membangun ikatan dengan manusianya. Maka, tak heran jika ayam masih tetap dikonsumsi sampai hari ini pada satu sisi dan dihormati pada sisi lainnya.
Dalam Islam pun demikian, ada beberapa hadits yang membicarakan betapa Nabi sangat menghormati ayam. Bahkan Nabi pun memelihara ayam berwarna putih, Diekul Afroq (ديك افرق).
Ayam yang ada di Timur Tengah, diduga adalah campuran dari berbagai macam ayam domestikasi. Dari India, China, dan bahkan Indonesia. Pengaruh ayam Indonesia masuk ke Timur Tengah bisa melalui jalur Afrika, atau dari China melalui jalur sutra.
Dugaan ini bukan tanpa alasan. Argumentasi pertama adalah ayam asli Indonesia telah menyebar ke Madagaskar, lalu ke bagian Afrika lainnya (Afrika Selatan). Argimentasi kedua adalah berdasarkan hasil penelitian dari Hidayat Ashari, dalam tesis magister di Institute of Animal Science, China Academy of Sciences meneliti DNA dari ayam-ayam kampung yang ada di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu pusat domestikasi ayam di dunia. Domestikasi ayam di Indonesia sudah sangat lama. Ayam Kedu misalnya, adalah leluhur ayam hitam yang ada di dunia.
Di Indonesia sendiri, banyak cerita-cerita mengenai ayam, yang menunjukkan proses interaksi manusia dan ayam yang sudah lama.
Ayam Kedu dan ayam-ayam kampung lainnya adalah domestikasi dari ayam hutan merah.
Domestikasi adalah salah satu upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan terhadap daging, selain sebagai klangenan.
Dengan jumlah penduduk dunia yang kian meningkat, maka usaha domestikasi penting dilakukan, karena dengan domestikasi maka manusia tidak harus ke hutan untuk mendapatkan daging. Melalui domestikasi satwa-satwa liar, kebutuhan manusia terhadap daging dapat dipenuhi.