Sedang Membaca
Muhammad SAW dan Nasrani (3): Bani Aus dan Khajraj

Lahir di Subang, 22 Juli 1981. Lulusan pesantren Lirboyo dan ma'had aly Sukorejo, Situbondo. Ayah dua orang anak ini sekarang sedang menempuh pendidikan s3 di SPS UIN Jakarta.

Muhammad SAW dan Nasrani (3): Bani Aus dan Khajraj

Whatsapp Image 2020 12 22 At 11.11.39 Pm

Bani Aus dan Bani Khajraj ialah dua kabilah pemeluk agama Nasrani yang tinggal di Yatsrib (nama lama Madinah) pada masa awal penyebaran Islam. Nenek moyang mereka berasal dari Yaman yang pindah ke Yatsrib setelah terjadi bencana pecahnya bendungan Ma’rib.

Sejarawan Islam, Ibn Hisyam menyebutkan bahwa nama kabilah Aus disandarkan pada al-Aus bin Haritsah bin Amr Muzaiqiya, sementara kabilah Khajraj disandarkan pada Khajraj bin Haritsah. Dalam hal ini, Amr Muzaiqiya adalah seorang pimpinan Bani Azad yang membawa kabilahnya pindah dari Yaman. Bani Aus dan Bani Khajraj sejatinya berasal dari ibu yang sama, yakni Qailah binti Kahil, Istri dari Haritsah bin Tsa’labah yang telah disebutkan di atas. Dengan demikian, kedua kabilah ini sama-sama bisa dijuluki Bani Qailah.

Sebelum bertemu dengan Rasulullah, antara Bani Aus dan Bani Khajraj sering terjadi pertikaian. Puluhan tahun sudah mereka selalu berperang. Salah satu yang terhebat ialah perang Buats yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, terjadi pada tahun kelima sebelum peristiwa Hijrah. Pada perang ini, pemimpin dari kedua kabilah ini tewas. Saat itu, Bani Aus didukung oleh Yahudi Bani Quraidhah dan Bani Nadzir, sementara Bani Khajraj didukung oleh Yahudi Bani Qainuqa.

Ibnu Hisyam menceritakan bahwa pernah terjadi pertemuan antara Nabi dengan enam orang Khajraj pada musim haji tahun 11 pasca kenabian. Pertemuan itu terjadi di Aqabah, Mina. Saat itu mereka diajak untuk masuk Islam dan menyebarkan Islam di Yatsrib. Mereka langsung setuju mengingat bahwa Yahudi-Yahudi yang saat itu menjadi sekutu masing-masing dari mereka ternyata mulai membangun kekuatan sendiri untuk memerangi mereka. Keenam Khajraj tersebut ialah As’ad bin Zurarah dan Auf bin Harits dari Bani an-Najjar, Rafi bin Malik dari Bani Zuraiq, Quthbah bin Amir dari Bani Salamah, Uqbah bin Amir dari Bani Hiram, dan Jabir bin Abdiwah dari Bani Ubaid.

Baca juga:  Covid 19 di Pesantren (4): Wawancara Eksklusif dengan Alissa Wahid

Menyusul kemudian pada musim haji tahun ke-12 setelah kenabian, Nabi bertemu dengan 12 orang penduduk Yatsrib. 10 berasal dari Bani Khajraj, dan 2 berasal dari Bani Aus. Peserta baiat dari bani Khajraj ialah As’ad bin Zurarah, Auf bin Harits, Muadz bin Harits, Dzakwan bin Abdul Qays, Rafi’ bin Malik, Ubadah bin Shamit, Abi Abdurrahman Yazid bin Tsa’labah, Abbas bin Nadhlah, Uqba bin Amir bin Nabi, dan Qutbah bin Hadidah. Sedangkan dari Bani Aus ialah Abu al-Haitsam bin Tayyihan dan Uwaym bin Saidah.

Baiat tersebut terjadi di Aqabah, Mina, sehingga disebut sebagai Baiat Aqabah 1. Diantara isi baiat ialah: Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah larang. Sebagai penguat, Rasulullah juga mengirim Mush’ab bin Umair dan Amr bin Ummi Maktum ke Yatsrib bersama mereka untuk mengajari penduduk Yatsrib tentang Islam, membaca Alquran, dan salat.

Mush’ab dan Amr juga mengkampanyekan agar penduduk Yatsrib bersatu, menghentikan semua perang saudara yang pernah terjadi, menghentikan loyalitas terhadap kesukuan dan mengarah kepada loyalitas terhadap Islam, semangat membela agama dengan harta, jiwa, dan raga, serta patuh terhadap semua instruksi Rasul. Semua kampanye ini merupakan jalan pembuka bagi hijrahnya Nabi kelak menuju ke Yatsrib.

Baca juga:  Gerakan Islam di Tanah Banjar

Berikutnya, pada musim haji tahun ke-13 setelah kenabian, terjadi pertemuan antara Nabi dengan 73 orang lelaki dan 2 orang perempuan dari Yatsrib. Pertemuan ini terjadi di waktu tengah malam di Aqabah. Saat itu Nabi datang bersama paman beliau, Abbas bin Abdul Muthalib. Meskipun saat itu Abbas masih musyrik, namun beliau meminta jaminan keamanan pada penduduk Yatsrib bagi keponakannya. Baiat ini disebut sebagai Baiat Aqabah 2. Tak lama sesudah baiat ini terjadi, kaum muslimin dari Mekah berbondong-bondong melakukan hijrah ke Yatsrib. Mereka kemudian disebut dengan kelompok Muhajirin.

Setibanya Nabi di Yatsrib, kemudian beliau mengganti nama kota tersebut menjadi Madinatur Rasul (kotanya Rasul) atau biasa disingkat Madinah. Pasca peristiwa piagam Madinah, hampir tak ada lagi penyebutan bani Aus dan Bani Khajraj. Oleh Nabi, keduanya  sama-sama disebut sebagai kaum Anshar.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
3
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top