Basmalah dijadikan bacaan pembuka Al-Qur’an oleh para sahabat. Para ulama sepakat bahwa ia termasuk salah satu ayat di dalam surat an-Naml. Tetapi para ulama berselisih pendapat, apakah ia termasuk ayat pada setiap surat karena ia selalu dicantumkan di depannya. Atau ia termasuk sebagian ayat pada awal setiap surat, atau hanya seperti itu di dalam Surat al-Fatihah saja dan bukan pada surat-surat lainnya. Atau ia dituliskan hanya untuk menjadi pembatas dan bukan merupakan ayat tersendiri. Terkait hal ini ada begitu banyak pendapat baik dari para ulama baik salaf maupun khalaf (modern).
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَعْرِفُ فَصْلَ السُّورَةِ حَتَّى تَنَزَّلَ عَلَيْهِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.
“Riwayat dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Rasulullah Saw. dahulunya tidak mengerti batasan Surat sampai turun kepada beliau Bismillaahir rahmaanir rahiim.“. (Tafsir Ibnu Katsir (1/16).
Dalam kitabnya bertajuk Hidayatul Adzkiya’, yang merupakan syarah dari Hidayatul Atqiya’ karya Syekh Zainuddin al-Malibari, Kiai Sholeh Darat mencatat satu ulasan menarik ihwal adab membaca basmalah bagi kaum Muslimin. Tidak diperbolehkan membaca basmalah saat melakukan perbuatan haram ataupun makruh. Semisal membaca basmalah saat minum arak atau melakukan zina, hal itu diharamkan. Demikian pula, membaca basmalah saat merokok, bahkan jika ada niat menertawakan asma Allah, maka bisa saja hal demikian menyebabkan kufur. Sebaliknya, disunnahkan membaca basmalah saat mengerjakan aktivitas yang bernilai mubah, sunnah dan wajib. Karenanya, disunnahkan membaca basmalah saat akan jima’ (hubungan intim bagi suami-istri) ataupun saat makan makanan yang halal.
Akibat Jima’ Tanpa Basmalah
Jika sepasang suami istri melakukan jima’ dalam keadaan suci dari hadats, tapi tidak membaca basmalah, maka persetubuhannya akan didahului oleh setan. Seumpama dari persenggamaan itu berbuah anak, maka dalam tubuh anak tersebut ada bagian dari setan, anak itu akan tumbuh menjadi anak yang mati mata hatinya atau mata kepalanya secara fisik (tuna netra), juling, ada juga yang menjadi fasiq, bahkan lebih parahnya berpotensi besar menjadi kafir. Inilah isyarah dari firman Allah:
وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ
“Berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka” (QS. Al-Isra’ [17]: 64). Tafsirannya begini, “Wahai iblis, bekerjasamalah kamu dengan keturunan Nabi Adam a.s. di dalam hartanya sehingga mereka tidak mau membayar zakat dan malah mengembangkan riba, juga dalam keturunannya, sehingga menjadi anak zina, anak setan.
Selanjutnya, dikisahkan seorang lelaki bekunjung kepada Sayyid Abdillah bin Abbas ra, dia bertanya: “Sesungguhnya istri saya baru saja bangun tidur dan melihat kemaluannya bercahaya lalu mengeluarkan ulat”. Ibnu Abbas berkata: “Hal itu karena dia telah dijima’ oleh setan, karenanya jika kamu ingin menjima’ istrimu, bacalah basmalah. Bacaan basmalah bisa menjadi penghalang antara setan dan manusia, barangsiapa yang menutup pintu hendaknya membaca basmalah, barangsiapa yang memakan sesuatu yang membahayakan, hendaknya membaca basmalah, maka orang tersebut akan selamat dari gangguan setan dan selamat dari bahaya makanan yang dia makan”. Sayyidina Umar r.a. pernah meminum racun yang diberikan oleh orang Nasrani, saat meminumnya, Sayyidina Umar r.a. membaca basmalah, maka racun itupun berubah menjadi tawar.
Rahasia Basmalah
Sementara itu, Ibnu Abbas r.a. berkata: “Dasar dari al-Qur’an itu al-Fatihah dan dasarnya al-Fatihah itu Basmalah”. Guru kita, Sayyid Syaikh Abdul Qadir al-Jilani al-Hasani berkata: “Saat kamu ingin mencapai derajat lelaki sejati maka bangunlah setiap sepertiga malam yang akhir, yakni pukul tiga malam, bacalah basmalah sebanyak jumlah hurufnya, kemudian bacalah shalawat pada Nabi Muhammad saw sebanyak jumlah nama-nama Nabi Muhammad saw, yakni 132, kemudian panjatkanlah doa: “Ya Allah dengan perantara haknya Basmalah dan haknya Nabi Muhammad Saw., saya memohon kepadamu, jadikanlah aku termasuk golongan hamba-hambaMu yang shaleh”. Shalawat yang dibaca adalah:
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِهِ صَلَاةَ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَأَجِزْ يَا رَبِّ لُطْفَكَ الْخَفِيَّ فِيْ أَمْرِيْ.
Ketahuilah bahwa jumlah huruf dari basmalah adalah 19 huruf, sama dengan jumlah malaikat Zabaniyah yang bertugas menjadi penjaga neraka, yakni 19, sebagaimana telah disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Muddatsir:
عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ
“Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)” (QS. Al-Mudatsir [74]: 30)
Karenanya, seorang mukmin yang membaca basmalah akan selamat dari malaikat Zabaniyah, dengan perhitungan yang lain, sehari semalam itu duapuluh empat jam, sembilan belas jam telah lebur sebab membaca basmalah, sedangkan yang lima jam lebur dengan salat lima waktu.
Renungkanlah wahai kalian orang-orang mukmin, pintu surga itu ada depalan, sama dengan jumlah huruf “alhamdulillah”, maka barangsiapa yang memperbanyak membaca hamdalah, dia boleh masuk surga melalui salah satu dari delapan pintu surga yang dia disukai.
Pintu neraka itu ada tujuh, sama dengan jumlah tujuh anggota tubuh yang harus dijaga oleh setiap mukmin, yaitu; mata, telinga, lisan, kedua tangan, kedua kaki, alat kelamin dan perut. Barangsiapa yang mampu menjaga tujuh anggota tersebut dari segala sesuatu yang dilarang oleh syara’, maka tujuh pintu neraka akan tertutup dan delapan pintu surga akan terbuka.
Dari dua puluh delapan huruf hijaiyyah yang tidak masuk dalam huruf surat fatihah ada tujuh huruf, biasa disebut dengan sawaqitul fatihah, yaitu huruf fa’, jim, syin, tsa’, tha’, kha’ dan za’, dikumpulkan dalam ungkapan فَجَشَ ثَظَخَزَ. 7 huruf ini merupakan huruf-huruf yang menunjukkan siksa, huruf fa’ menunjukkan istiraq atau firaq (perpisahan), jim menunjukan jahannam(neraka jahannam), syin menunjukkan syaqawah (celaka), tsa’ menunjukkan tsubur (binasa), dza’ menunjukkan ladza (neraka ladza), kho’ menunjukkan khouzi (permusuhan) dan za’ menunjukkan zaqum (pohon untuk makanan penghuni neraka). Barangsiapa yang membaca basmalah dan surat al-fatihah maka akan terjaga dari malaikat zabaniyah yang jumlahnya ada sembilan belas dan juga terjaga dari siksa yang ada tujuh macam sebagaimana telah disebutkan.
Demikianlah sepenggal tafsir basmalah yang dijabarkan KH. Sholeh Darat dalam kitabnya Hidayatul Adzkiya’, beliau memaknai bacaan basmalah dengan berpijak dari riwayat yang masyhur juga menarik makna isyari-nya yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan setting sosial masyarakat Jawa. Wallahu A’lam